Hai Readers ...
Jangan lupa dukung Author dengan like, love dan vote ya ...
Sebagai penyemangat!
Selamat Membaca, semoga suka.
❤❤❤
Mentari pagi sudah nampak menerobos tirai yang tersingkap di jendela kamar Krisna.
Krisna masih tertidur pulas di atas ranjang dengan posisi tengkurap setengah telanjang. Ia hanya memakai celana tidurnya. Punggungnya yang bersih, terlihat menggiurkan bagi istrinya yang sudah mandi dan segera mendekati suaminya. Kartika duduk di sisi ranjang memandang wajah tampan suaminya yang tidur seperti bayi tak berdosa, tetapi malah sexy menggairahkan baginya. Ia mengelusnya perlahan hingga suaminya menggeliat, merubah posisi tidurnya karena terbangun. Pria itu mengerjapkan kedua mata, menampakkan bulatan berwarna coklat jernih di sana. Warna manik mata suaminya.
"Kau sudah bangun?" Suaranya parau, menandakan baru bangun tidur dan sisa bau alkohol mengepul dari bibirnya.
"Astaga … sejak kapan kamu minum alkohol lagi, Sayang? Semalam kau tidak menyentuhku, aku marah," Dengan bibir cemberut berhasil membuat Krisna tergelak.
"Kita lakukan sekarang saja." Krisna menarik tangan istrinya yang segera diberi kekehan Kartika.
Kelihaian kartika di atas ranjang tidak bisa diragukan lagi. Bahkan dialah yang sering mendominasi hubungan keduanya. Krisna hanya akan mengimbangi dengan kekuatan khas jiwa mudanya, yang berusia sembilan tahun lebih muda. Istrinya yang akan mengajarkan dan memimpin setiap sesi bercinta dan itu menyenangkan bagi Krisna. Mungkin saja bagi siapapun pria di dunia ini. Bukankah begitu? Krisna tidak tahu, karena istrinya adalah wanita pertama baginya. Semua pengalaman dia dapatkan dari wanita itu. Istrinya sendiri.
"Aku kemarin menemui wanita itu, Sayang."
Kartika turun dari tubuh Krisna setelah pelepasannya dan Krisna sekarang beralih menindih tubuh sensual istrinya. Menciuminya penuh ***** yang ingin segera dia tuntaskan.
"Lalu," ucapnya singkat tanpa menghentikan aktifitas nya. Menikmati setiap keindahan dari tubuh istrinya.
"Aku tidak bisa membayangkan kalau kau bercinta dengannya kelak … Aughh … kau nakal!" Kartika memekik saat Krisna memberi gigitan kecil di lehernya. Krisna tergelak.
"Berhentilah membicarakannya dan berikan aku kesenangan, hem?" pinta Krisna merayu.
Krisna semakin mempercepat penyatuan keduanya yang memberi efek lenguhan keras dan sensual dari bibir Kartika. Membuat Krisna semakin terbakar gairah dan menuntaskan segera, dengan semburan hangat nan nikmat. Keduanya hanyut dalam kehangatan dan pelukan saat penyatuan itu sukses membuat keduanya puas.
"Krisna berjanjilah padaku, untuk menyentuh gadis itu hanya dengan tubuhmu, tapi jangan hatimu. Hem?" Menatap mata Krisna lembut dan memberikan ciuman sensual lagi pada pria itu.
"Iya, asal kau pisahkan tempat tinggalnya. Aku tidak mau kau cemburu saat aku bersamanya? Aku tidak mau membuatmu sedih, Kartika. Kalau ada jalan lain, ayo tempuh yang lain saja." Krisna mengecup bibir istrinya.
"Tidak ada, Sayang, hanya itu. Tapi aku memilihkan seorang wanita biasa untukmu, dengan tipe yang jauh dari seleramu. Jadi, kupastikan kau akan segera melepaskannya, saat kau berhasil membuatnya hamil anakmu kelak. Tenanglah Krisna, aku satu-satunya wanita yang bisa membuatmu bahagia. Jadi kau akan kembali padaku setelah melakukan tugasmu padanya."
Krisna hanya menghela napas. Dia tidak pernah mempermainkan perasaan wanita. Tidak pernah mengenal wanita mana pun. Jadi, dia bingung harus memulai darimana, apabila bertemu dengan gadis pilihan istrinya itu. Sehebat apapun dia bercinta, istrinyalah yang akan memimpin sesi, tapi nanti? Krisna mendengus geli memikirkannya.
Apa ini saatnya aku bermain-main? bercinta tanpa melibatkan perasaan? mencoba menikmati hubungan dengan wanita lain, selain Kartika? Apa ini saatnya aku bisa seperti Kartika, yang bisa membandingkan aku dengan pria lain yang telah menjamahnya terlebih dahulu?
Sesuatu yang membuat Krisna seakan ingin membunuh mereka semua setiap ia membayangkannya. Kartika tetaplah wanita dewasa yang sexy, saat mereka bertemu kembali. Wanita yang dikagumi banyak pria dan Krisna merasa senang bisa memilikinya.
Krisna melepaskan gayutan mesra istrinya dan segera bangun. Ia menuju kamar mandi dan menyalakan shower. Seperti itu selama dua belas tahun pernikahannya. Ada perasaan aneh yang harus dia buang dengan membersihkan dirinya dengan mandi. Ada perasaan yang menghantuinya tentang perasaannya.
Entahlah ... dia membuang pikiran itu dengan segera mandi dan meninggalkan Kartika cepat setelah sesi bercinta.
Kartika hanya bersikap santai dan biasa. Diraihnya ponsel dari nakas dan menghubungi nomor kontak di sana. Mendengar suara shower masih menyala membuat Kartika tidak banyak berpikir dan menghubungi nomor itu.
"Kau pastikan wanita muda itu memilih penawaranku yang pertama. Jangan biarkan orang-orang Tony menemukannya! atau, semua akan menjadi kacau. Dan siapkan juga sebuah villa atau rumah untukku. Aku ingin wanita itu kau bawa ke sana, saat aku sudah memberimu perintah! Kau mengerti?"
Terdengar suara lamat dari seberang dan Kartika segera menutup hubungan telepon saat Krisna membuka pintu kamar mandi dengan rambut basah. Kartika hanya memandang suaminya dengan senyuman dan meletakkan ponselnya ke atas nakas lagi saat Krisna menatapnya penuh tanya.
"Siapa?" tanyanya lembut, tapi tatapan matanya tampak tajam.
"Aku menghubungi pengawalmu untuk menyiapkan tempat tinggal untuk wanita itu, Sayang. Kau tadi bilang untuk membuatnya hidup terpisah dari kita?" jawab Kartika. Krisna mengangguk.
"Apa luka akibat kecelakaan tidak akan membuatnya jadi wadah janin yang buruk? Aku takut, dia tidak cukup baik untuk melahirkan anakku." Krisna berucap datar sambil meraih sisir dan duduk di depan cermin rias.
Krisna hanya menganggap wanita itu, wadah benihnya? haha ... aku bahagia sekali mendengarnya. Kartika membatin senang.
"Percayalah padaku, Sayang. Kau hanya perlu melakukan bagianmu, itu saja. Tidak perlu memakai perasaanmu," ucap Kartika dengan suara merayu.
Krisna menatap istrinya dari pantulan cermin, sambil sibuk melakukan aktifitas paginya. Bersiap berangkat ke kantor.
"Tapi tentu saja. Aku akan menunggu hingga tubuhnya siap. Aku mendapatkan laporan hasil medisnya, tulang rusuk dan pergelangan tangannya ada yang patah. Biarkan dia pulih dulu, baru aku akan mengajaknya untuk menikah." Dengan tegas ucapan Krisna yang tentu saja itu tanda tak bisa dibantah.
"Tentu saja, Sayang. Aku setuju dengan itu." Kartika segera bangun dan meraih piyama yang terserak di ujung kasur.
"Apa kemarin kau langsung pulang? Pengawal tidak melaporkan kegiatanmu sepulang dari rumah sakit." Krisna sedikit memberi rona curiga.
"Aku mampir berbelanja dulu, Sayang. Kau memberiku pengawal yang hebat. Tentu saja, aku akan tetap aman pergi keluar sebentar." Kartika menjawab dengan tenang.
"Baiklah. Apa kau menyukai pengawal itu?" tanya Krisna lagi membuat Kartika terbahak.
"Tentu saja, mereka menjagaku dengan baik. Terima kasih sayangku."
Kartika segera melangkah menuju kamar mandi lagi. Krisna hanya bisa menatapnya dengan sorot mata berbeda saat istrinya menutup pintu. Disingkirkannya pikiran buruk terhadap istrinya. Dia tahu selama ini dia selalu overprotektif terhadap kegiatan istrinya di luar rumah. Namun, istrinya itu tidak pernah sekalipun mengeluh.
****
Krisna saat ini telah sampai ruangan kantornya. Sedang mempelajari beberapa berkas ditangannya. Membolak-balik sesekali menatap jam tangannya dengan gusar.
"Seno? Apa yang sedang Kartika lakukan saat ini?" tanyanya kepada orang kepercayaannya sekaligus asisten pribadinya.
Selama sebelas tahun Krisna menggantikan posisi ayahnya mengurusi seluruh perusahaan warisannya, didampingi Seno dalam suka dan dukanya. Memimpin perusahaan besar tanpa pengalaman mumpuni sebelumnya. Kematian ayahnya yang mendadak, menyisakan kesedihan dan guncangan hebat di dalam hidup maupun perusahaannya. Tapi, berkat dampingan beberapa orang kepercayaannya, Krisna berhasil mencapai puncak lagi di usianya yang masih muda. Justru kehebatan orang-orang di sekitarnyalah, kekuatan terbesar dalam hidupnya, termasuk Seno.
"Nyonya masih ada di rumah, Tuan. Tapi saya akan menyuruh seseorang untuk mengikuti kemanapun dia pergi." jawab pria itu tegas.
Senopati Arka. Nama lengkap dari orang nomor satu kepercayaan Krisna, melebihi dirinya sendiri. Seorang laki-laki korban kekerasan, yang dibuang di sebuah penjara di Pulau Rimba. Pulau sampah tak berpenghuni. Pulau yang kini menjadi pulau pribadi favoritnya. Dia mengubah pulau seram tempat pembuangan mayat tanpa identitas dan orang-orang yang disiksa, menjadi sebuah resort indah, tempatnya melepas kepenatan dunia. Pulau tersembunyi miliknya. Hanya orang tertentu dan berizin yang boleh memasuki wilayah tersebut.
Seno menjalani siksaan hebat, akibat dikhianati kelompoknya genk mafia kartel narkoba internasional dan menjadi tawanan bagi musuh sesama genk. Sebelum akhirnya diselamatkan oleh Krisna, saat berhasil menguasai dan mengambil alih pulau itu, saat dia masih menjadi salah satu pemimpin perusahaan gelap ayahnya. Kemenangannya beradu perang di meja perjudian kasino. Dia menyelamatkan orang-orang di sana, juga penduduk sekitar dan sejak saat itu, mereka menjadi pelayan setia Krisna di Pulau Rimba termasuk Senopati.
Dia kini, Seno menjadi salah satu orang kepercayaan yang rela mengabdi dan melakukan apapun, untuk membalas budi pada kebaikan Krisna walau harus bertaruh nyawa sekalipun.
"Apa kau yakin, istriku sering meninggalkan kediamanku tanpa izin dariku?" Krisna meletakan pulpen dan memainkannya hingga berputar-putar dimeja kerjanya.
"Saya yakin, Tuan. Nyawa saya yang menjadi taruhan kalau saya berbohong." Dengan tegas Seno menunduk hormat kepada Krisna. Krisna tersenyum sinis.
"Lalu, wanita yang dipilih istriku untukku? Apa dia baik-baik saja? Apa dia setuju pada penawaran istriku untuk menjadi istri keduaku?" Krisna merasa penasaran dengan gadis yang dipilih istrinya.
"Dia pulih dengan baik. Tapi, sepertinya gadis itu masih mempertimbangkan tawaran itu baik-baik, Tuan. Saya menjamin, dia wanita yang baik, tanpa ada catatan buruk satu kali pun. Seorang gadis berusia dua puluh dua tahun yang dijual ayah tirinya pada genk Tony Darkson."
Sejenak Krisna berpikir. Seno tak mampu membaca raut wajah tuannya. Apa yang akan dia lakukan setelah wanita itu setuju dengan penawaran Kartika.
"Apa kau sudah mencari tahu, latar belakang tentang gadis itu dengan cermat?"
"Tentu saja, Tuan." Dengan yakin Seno menatap Krisna yang terlihat berpikir dengan kening yang berkerut.
"Lakukan apa pun yang Kartika inginkan. Jangan mengganggunya! Aku ingin melihatnya, usahanya untuk tetap berada di sisiku, dengan cara menghadirkan anak itu." Krisna tertawa. Jemarinya mengusap dagu.
Seno tidak habis pikir, kenapa bisa Krisna tergila-gila dengan wanita yang lebih tua sembilan tahun dari tuannya itu. Kehebatan bercinta? Astaga … Seno menggeleng kepalanya, geli dengan pikirannya sendiri.
"Apa kau sedang memikirkan hal kotor tentangku?" Krisna seakan bisa membaca pikirannya. Seno buru-buru menunduk meminta maaf. Krisna tergelak.
Dia membaca pikiranku? batin Seno.
"Saat liburan nanti, temui anak dan istrimu di Perancis. Aku tahu mereka pasti merindukanmu." Krisna memandang pria bertubuh tegap dan gelap, berwajah tegas dan berkharisma sepuluh tahun lebih tua darinya itu sambil tersenyum.
"Terimakasih, Tuan. Saya akan melakukan liburan saat pekerjaan anda sedikit lega."
"Sen ...?"
"Iya, Tuan," jawab Seno memandang lagi Big Bosnya yang menatapnya ragu.
"Kenapa harus gadis itu dan bukan yang lain? Berurusan lagi dengan Tony Darkson, apa tidak masalah bagimu?" tanya Krisna menatap penuh kesungguhan dan kekhawatiran pada Seno.
"Itu murni pilihan nyonya Kartika. Dan saya baik-baik saja dengan itu semua." Seno menjawab dengan pasti.
"Terserah kau sajalah. Pastikan saja jadwalku seminggu ini lancar!"
Krisna kembali mempelajari berkas di mejanya dengan serius. Sesekali diliriknya Seno, yang jelas tampak ada guratan lain di sana. Sepertinya ada hal yang Seno tidak mau bagi dengannya. Krisna akan selalu percaya pada kemampuan Seno sampai kapanpun.
*****
Berikan Kritik dan saran yang membantu proses belajar Author ya.
Juga Like, Love dan Vote untuk mendukung saya juga.
Terimakasih ^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Koni Dwi N
makin penasaran
2024-08-02
0
Anonymous
Ini cerita seru abissss…. Keren banget jadi pengen baca terus👍👍👍👍👍
2023-05-16
0
Rose Winn
mana ada bercinta tdk melibatkan perasaan...emang dg jalang ..cuma nafsu doank..hadeeh..istri gila
2022-07-29
0