5. Gaun Pengantin.

Caitlyn menganga begitu mendengar, bahwa kini dia tak lagi berada di amerika bagian mana pun.

"London? Sejak awal? Mengapa, kau tidak mengatakannya!" seru wanita itu jengkel.

Bukannya merasa bersalah, Owen justru mengeraskan tawanya. Terlebih ketika melihat Caitlyn semakin terkejut, tatkala dia memberitahu bahwa mereka sebenarnya sudah sekitar empat hari berada di sana. Padahal seingat Caitlyn, dia baru saja tiba semalam.

"Kondisimu cukup buruk, Cait. Pil tidur yang kalian telan cukup banyak. Beruntung, dokter bisa melakukan pertolongan pertama. Atas izinnya, aku segera membawamu dan anak-anak terbang ke sini."

Caitlyn menunduk. Perasaan bersalah kembali menyelimuti diri. Dalam hati dia berjanji akan menebus kesalahannya pada Chloe dan Wayne, dengan menjadi ibu yang lebih baik lagi.

Melihat Caitlyn murung, Owen dengan hati-hati menyentuh lengannya. "Jangan pikirkan apa pun, semua hal buruk sudah selesai. Kini, kau bisa memulai hidup baru di sini, bersamaku," ujar pria itu.

Caitlyn mengangguk. "Terima kasih, Owen," ucapnya penuh haru.

...**********...

Seperti yang dijanjikan Owen, keesokan harinya dia mengajak Caitlyn, Chloe, dan juga Wayne berjalan-jalan menyusuri kota.

Ada banyak tempat yang mereka kunjungi. Dari mulai Hyde Park, yang merupakan salah satu taman terbesar di pusat kota London. Taman ini didirikan pada tahun 1637 dan mempunyai luas sebesar 142 hektar.

Puas menjelajahi di taman, mereka kemudian makan siang di salah satu restoran italia favorit Owen, sebelum kemudian pergi untuk melihat Big Ben, tempat yang selalu diidam-idamkan Chloe.

Meski ayahnya berasal dari keluarga kaya raya, bukan berarti mereka sering bepergian keluar negeri. Maklum saja, sebab keluarga Edmund tidak pernah menyukai mereka, jadi, Caitlyn lebih memilih untuk mengurung diri di istana megah tersebut bersama anak-anak.

Chloe menatap menara jam besar yang dibangun sejak tahun 1858 itu, dengan wajah berbinar-binar. Dia bahkan meminta sang ibu untuk mengambil beberapa gambarnya di sana. Gadis kecil itu berterima kasih pada sang calon ayah, yang telah membelikan ibunya ponsel baru.

Omong-omong soal calon ayah, Caitlyn sendiri sudah memberitahu Chloe, soal pernikahannya dan Owen. Kendati Chloe masih belum genap berusia delapan tahun, tetapi dia sudah cukup mengerti dan bisa diajak berdiskusi.

Beruntung, Chloe dapat memahami pilihan hidup sang ibu. Dia bahkan berseru senang, karena dengan memiliki Owen, dia seperti telah memiliki sang ayah kembali.

Selesai mengunjungi Menara Jam Big Ben, keempatnya pun menghabiskan malam di London Eye, yaitu sebuah roda pengamatan terbesar di dunia dengan tinggi 135 meter. Dari sana mereka bisa melihat hamparan luas kota London yang indah.

Caitlyn tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanya. Wanita itu seperti menemukan hidup yang lain sejak bertemu dengan Owen. Kini, rasanya dia bisa bebas berkelana tanpa takut akan cibiran dan hinaan keluarga Edmund lagi.

Caitlyn tersenyum melihat Owen yang sedang menggendong Wayne. Putra bungsunya itu memang tidak pernah melewati jam tidurnya seperti sekarang.

Caitlyn tertawa kecil melihat Owen berusaha menggoda Wayne yang tertidur. Bukannya terbangun, Wayne justru menyamankan diri lebih rapat di pelukan Owen.

"Biar aku saja yang menggendong," pinta Caitlyn pada Owen. Mereka baru saja sampai di rumah pukul sebelas malam, dan Owen tanpa bersusah payah menggendong kedua anaknya yang tertidur.

"Tidak perlu." Owen menolak. Pria itu berjalan cepat menuju ke dalam rumah. Caitlyn sontak mengikuti langkah kaki Owen.

Setibanya di dalam kamar, baru lah Owen meletakkan Chloe dan Wayne dengan sangat hati-hati.

"Selamat tidur, malaikat-malaikat kecil Ibu," ucap Caitlyn sembari mendaratkan ciuman di kening Chloe dan Wayne. Owen turut melakukan hal yang sama, sebelum mereka pergi meninggalkan kamar.

"Terima kasih untuk hari ini, Owen," ucap Caitlyn tulus.

"Sama-sama. Aku senang bisa melihat tawa anak-anak," balas Owen.

"Beristirahat lah," titah Caitlyn.

Owen mengangguk. Namun, sebelum berpisah, pria itu mengatakan pada Caitlyn untuk bersiap-siap besok sore. Sebab, Owen sudah memesan tempat di salah satu butik ternama kenalannya.

"Untuk apa?" tanya Caitlyn.

"Kita tidak mungkin menikah dengan pakaian bisa, bukan?" kelakar Owen.

Caitlyn tersentak. "Secepat itu!" Bagai dejavu, dia kembali melontarkan kalimat yang sama.

Owen tertawa kecil. "Ya. Seharusnya tak butuh waktu lama untuk memikirkan tawaranku, bukan?"

Mendengar itu, Caitlyn sontak tertawa, karena Owen ikut meniru perkataannya sendiri waktu itu.

Caitlyn pun akhirnya menyetujui dan bergegas pergi menuju kamar tamu.

...**********...

Tepat setelah Owen pulang dari kampus, dia menjemput Caitlyn di rumah untuk mengajaknya ke butik.

Owen sengaja memilih butik terbaik untuk merancang gaun pengantin mereka. Semula, Caitlyn menolak dan meminta Owen untuk memilih gaun yang sudah ada saja. Namun, Owen tidak menyetujuinya. Pria keras kepala itu ingin agar Caitlyn memakai gaun satu-satunya di dunia.

"Calon suami Anda benar, Nona." ucap Elizabeth, sang pemilik butik.

Tidak mendapat dukungan dari siapa pun, akhirnya Caitlyn mengalah. Meski sempat kesal dengan Owen, tetapi Caitlyn juga mengerti, bahwa ini adalah pernikahan pertama pria itu. Jadi, wajar saja bila Owen ingin memiliki momen pernikahan yang mengesankan.

Akan tetapi, soal pesta pernikahan, Owen menyetujui bahwa hanya orang terdekat saja yang menjadi tamu undangan. Maklum, sebab keduanya memang tidak memiliki banyak kenalan. Terlebih, Caitlyn yang memang tidak mengenal siapa pun di sini.

Sementara Owen hanya akan mengundang keluarga inti orang tua angkatnya dan beberapa jajaran penting pihak universitas.

"Tubuh Anda masih sangat bagus, meski telah memiliki dua orang anak," puji Elizabeth. Caitlyn memang tidak menutupi fakta yang ada, bahwa dia adalah seorang janda.

"Terima kasih," ucap Caitlyn. Awalnya Caitlyn berpikir, Elizabeth akan menatapnya aneh. Namun, ternyata tidak demikian. Sebab, Elizabeth sendiri merupakan seorang janda yang sudah dua kali ditinggal mati suaminya.

"Semoga pernikahan kali ini, Anda mendapatkan kebahagiaan lebih lama, Nona. Saya turut berbahagia," ucap wanita berusia 50 tahunan itu tulus.

"Anda juga harus tetap berbahagia bersama anak-anak Anda, Nona Eliz," kata Caitlyn.

Elizabeth tersenyum haru. Dia pun kembali melanjutkan pengukuran di tubuh Caitlyn.

Selesai melakukan pengukuran, Caitlyn keluar menemui Owen. Pria itu ternyata juga baru selesai melakukan pengukuran oleh salah satu asisten Elizabeth.

"Model apa yang kau suka?" tanya Owen begitu melihat Caitlyn.

"Aku tidak pandai memilih. Jadi, kuserahkan semua padamu," jawab Caitlyn.

"Setidaknya, adakah detail yang kau inginkan dalam pembuatan gaun ini?" tanya Owen seolah tidak menyerah.

Caitlyn segera mengambil tempat di sebelah Owen dan ikut melihat katalog milik Elizabeth yang terjejer rapi di atas meja.

Ada banyak model gaun mewah nan indah yang bisa menjadi referensi mereka. Namun, tidak satu pun gambar yang cocok di hati Caitlyn.

"Bagaimana?" tanya Owen lagi.

Caitlyn menggeleng. "Maaf," sesalnya. "aku hanya ingin gaun yang sederhana dan tampak sakral saat orang-orang melihatnya," sambung wanita itu.

"Jika itu memang mau Nona, bagaimana kalau kita mengadaptasi sedikit dari gaun pernikahan cucu-cucu kerajaan." Elizabeth tiba-tiba memberikan usulan. "Dia pun mengambil salah satu katalog yang ada di rak dan memberikannya pada Caitlyn.

"Ini adalah gaun pengantin Duchess of Cambridge. Kita bisa mengambil sedikit poin-poinnya dari sana."

Melihat foto tersebut, Caitlyn setuju. Bagi wanita itu, gaun pengantin yang dikenakan sang Duchess of Cambridge memang memiliki nilai-nilai tersendiri.

Owen turut senang. Masalah gaun pun akhirnya bisa teratasi.

Terpopuler

Comments

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Makin Seru Kk
Semoga lancar ya Cai dan Owen
Sampai hr Pernikahan
Perjuangan Ucup Mampir

2023-01-09

0

Nena Anwar

Nena Anwar

semoga pernikahan Caitlyn dan Owen berjalan lancar

2023-01-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!