3. Ajakan Menikah.

Mendengar nama Sean disebut, pria itu tersenyum kecil. Dia berjalan perlahan menuju ranjang tidur Caitlyn. "Aku juga merindukan dirinya," kata si pria.

Caitlyn sontak mengerutkan keningnya. Kerinduan yang semula membuncah kini menguap, terganti dengan rasa bingung.

Siapa pria ini? Mengapa wajahnya mirip sekali dengan mendiang Sean? Satu-satunya orang yang Caitlyn tahu memiliki wajah serupa dengan Sean, hanyalah adik kembarnya saja. Itu pun sudah lama meninggal, kira-kira beberapa bulan sebelum dia dan Sean menikah.

"Kau benar-benar tidak mengingatku?" tanya si pria.

Caitlyn terdiam sejenak demi menelisik keseluruhan wajah sang pria.

Dalam waktu sekejap saja dia bisa tahu, bahwa pria ini memang memiliki rupa yang sangat identik dengan Sean. Tanpa sadar, Caitlyn bahkan mengangkat ujung jarinya dan menyentuh wajah pria itu.

Bukannya marah dengan kelakuan kurang ajar Caitlyn, si pria malah menggenggam tangan Caitlyn, dan menuntunnya untuk menyentuh wajah pria tersebut lebih dekat.

"Owen?" Caitlyn membuka suaranya dengan sangat hati-hati.

Si pria lantas tersenyum. Dia melepaskan genggaman tangannya dan berkata, "aku pikir, kau sama sekali tidak mengingatku."

Mendengar perkataan tersebut, Caitlyn refleks mundur beberapa centimeter sembari menutup mulutnya. Mata wanita itu juga menatap Owen dengan pandangan tidak percaya.

Maklum saja, Owen yang dia dan keluarganya kenal telah lama meninggal dunia.

"Bukankah, kau sudah lama meninggal dunia?" tanya Caitlyn tak percaya.

"Kalian tidak pernah menemukan jasadku, kan? Sebab, aku hanya hilang, bukan matii," ungkap Owen.

Benar juga! batin Caitlyn. Tubuh pria itu memang tidak pernah ditemukan. Selama berminggu-minggu, segala cara telah ditempuh keluarga Edmund untuk menemukan Owen, yang jatuh ke jurang saat pergi berkemah dengan kakak kembarnya, Sean. Namun, hasilnya tetap saja nihil. Sampai kemudian atas persetujuan keluarga besar Edmund, Owen dinyatakan meninggal dunia.

Mengetahui sang adik ipar ternyata masih hidup, Caitlyn pun menerjang tubuh Owen dan memeluknya erat.

Mereka saling melempar kerinduan sebagai keluarga satu sama lain. Rasa haru tak bisa Caitlyn sembunyikan, sebab sudah lama sekali sepertinya dia tidak menemukan seseorang yang dikenalnya.

"Owen, bagaimana kabarmu? Bagaimana kau bisa mengetahui keberadaanku?" tanya Caitlyn.

Owen mengalihkan pandangannya pada Burdon, pria yang masih berada di ambang pintu kamar.

Seolah mengerti, Burdon lantas membungkukkan badannya dan pamit undur diri dari kamar tersebut.

"Aku sangat baik. Soal bagaimana aku tahu keberadaanmu, kita bicarakan nanti saja," pinta Owen.

Caitlyn mengangguk. Wanita itu pun menanyakan hidup yang Owen jalani saat ini, serta alasan mengapa dia tidak kembali pada keluarga Edmund.

"Aku ditemukan sepasang suami istri tua, yang kebetulan sedang memancing di tepi aliran sungai," kata Owen memulai pembicaraan.

"Aku tidak dapat mengingat apa pun selain namaku sendiri, dan mereka lah yang merawatku selama ini."

Caitlyn terkejut. "Lalu, apa yang terjadi setelahnya? Bagaimana akhirnya kau bisa mengingat semua, dan di mana keluarga barumu sekarang?"

Mendengar pertanyaan Caitlyn yang menggebu-gebu, Owen sontak tertawa. "Pelan-pelan saja, kita masih memiliki banyak waktu untuk berbincang bukan.

Caitlyn tertunduk malu. "Kau benar," katanya sembari menyelipkan anak rambut ke belakang telinga.

Diam-diam, tanpa sepengetahuan Caitlyn, Owen memandanginya penuh arti selama beberapa saat, sebelum kemudian membuka suaranya lagi. "Kedua orang tua angkatku sudah meninggal. Itulah mengapa aku memutuskan untuk kembali ke tanah air."

Caitlyn mengangkat kepalanya. "Jadi, selama ini kau hidup ...."

"Di Inggris." Jawab Owen.

Caitlyn menganggukkan kepalanya. Pantas saja dia tidak ditemukan selama hampir sembilan tahun ini. Namun, bukannya kembali ke keluarga Edmund, mengapa Owen malah memilih mencarinya?

"Kau sudah merasa lebih baik?" tanya Owen lembut.

Caitlyn tersenyum sendu. "Terima kasih. Aku benar-benar tidak tahu lagi harus bagaimana. Kehilangan Sean bagiku adalah kehilangan segalanya," ujar wanita itu tertunduk.

Owen berusaha menenangkan kegelisahan Caitlyn dengan mengatakan, bahwa semua baik-baik saja. Pria itu bahkan mengajak Caitlyn untuk menemui Chloe dan Wayne di kamar sebelah.

Sesampainya di kamar sebelah, Caitlyn berlari memeluk kedua putra-putrinya. Syukurlah mereka tidak tahu sama sekali dengan percobaan bvnvh dirii yang sang ibu lakukan.

"Bu, kita di mana? Mengapa Uncle itu sangat mirip dengan Ayah?" tanya Chloe pada Caitlyn.

Caitlyn tersenyum lalu mengelus lembut surai kehitaman milik Chloe. "Dia adalah Uncle Owen, adik kembar Ayahmu, Nak."

Chloe membelalakkan matanya. Gadis kecil itu kemudian berlari menuju Owen dan memeluknya erat. "Aku sangat merindukan Ayah. Jadi, bolehkah aku memeluk Uncle?" tanya Chloe.

Owen segera membawa Chloe dalam gendongannya. Dia pun menyuruh Wayne mendekat dan turut menggendong bocah laki-laki kecil itu. "Tentu saja!"

Caitlyn menangis haru. Setidaknya, meski dalam diri orang lain, kedua anaknya dapat menyalurkan kerinduan pada mendiang ayah mereka.

...**********...

Caitlyn sedang menemani kedua putra-putrinya tidur, saat Owen muncul di ambang pintu kamar.

"Apa aku mengganggu?" tanya Owen dengan suara super kecil.

Caitlyn menggelengkan kepalanya. Wanita itu pun bangkit dari ranjang dan langsung menghampiri Owen.

Rupanya Owen mengajak Caitlyn berbincang di balkon, sembari menikmati secangkir teh hangat.

"Terima kasih atas bantuannya, besok pagi aku dan anak-anak akan pergi dari sini," ujar Caitlyn memberitahu.

Mendengar itu, Owen terkejut. "Memangnya kau pergi ke mana?" tanya pria itu.

"Aku tidak tahu. Nanti akan kupikirkan, saat sudah di luar," jawab Caitlyn.

"Tinggallah di sini, Cait." Owen meletakkan cangkir tehnya dan menawarkan tempat tinggal pada wanita itu.

Caitlyn mengalihkan pandangannya pada Owen sambil menggeleng. "Kau sudah sangat membantuku, dan aku tak ingin merepotkan dirimu lagi, Owen," tolaknya halus.

"Tidak sama sekali. Tinggallah di sini. Lagi pula, selain para pekerja, aku tidak memiliki siapa pun di sini."

Caitlyn menatap bulan dan bintang-bintang yang malam ini terlihat jauh lebih besar. "Terima kasih, Owen, kau baik sekali. Namun, aku tetap tidak bisa."

"Ahh, tenang saja, kejadian semalam membuatku sadar sepenuhnya, bahwa aku tak boleh lari dari kenyataan," sambung wanita itu disertai tawa kecil.

"Lagi pula, rasanya tak pantas seorang pria lajang tinggal serumah dengan janda dari kakaknya sendiri. Jadi, demi menghindari hal tersebut, bukankah lebih baik aku pergi."

Owen tidak menjawab. Matanya malah menatap dalam-dalam wajah Caitlyn, hingga membuat wanita itu sedikit salah tingkah.

"Adakah yang salah dari ucapanku?" tanya Caitlyn.

Owen terdiam sejenak, sebelum kemudian melontarkan perkataan yang membuat Caitlyn nyaris memecahkan cangkir, yang dipegangnya saat ini.

"Kalau begitu, menikahlah denganku, Caitlyn."

Seolah tanpa beban, Owen tiba-tiba melamar dirinya, padahal jelas-jelas mereka baru saja bertemu setelah hampir sembilan tahun berpisah.

Caitlyn tertawa nyaris terbahak, dan meminta Owen untuk menghentikan gurauan anehnya. Namun, perkataan Owen selanjutnya malah membuat mulut Caitlyn terbungkam seribu bahasa.

"Aku tidak sedang bergurau. Menikahlah denganku, Caitlyn."

Terpopuler

Comments

Siska Agustin

Siska Agustin

mugkin slama ini Owen juga mencintai Caitlyn kah?? ato itu hanya untuk menolong Caitlyn juga anak² dr mendiang kakaknya rasa tanggung jawab aja..

2023-01-06

2

Nena Anwar

Nena Anwar

Cloe kata katamu bikin terharu saking rindunya pada sosok sang Ayah 😥😥😥😥 ayolah Cait terima ajakan Owen tak apa kamu menikah dengan Adik iparmu toh suamimu sudah tiada semua demi Anak Anakmu, daripada Anak Anakmu hidup terlantar dan menderita lebih baik terima ajakan menikah dari Owen

2023-01-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!