2. Pertolongan Dari Seseorang.

Caitlyn berusaha tetap berjalan tegak di antara manusia-manusia yang kini sedang menatapnya hina. Tak ada pelukan selamat tinggal, apa lagi kata-kata perpisahan, yang ada hanya raut-raut wajah dingin dan tidak bersahabat.

Di antara orang-orang tersebut, Caitlyn bisa melihat sosok Nyonya Pevita, yang senantiasa memandanginya dengan tatapan datar. Caitlyn enggan menghampiri. Dia tak ingin orang-orang memusuhi Nyonya Pevita, karena terlihat masih memerdulikan dirinya.

Lagi pula, semalam mereka sudah saling berpamitan. Nyonya Pevita bahkan dengan baik hati membekali dirinya uang sebesar seratus lima puluh dollar, dengan harapan agar dia dan anak-anak bisa menyewa sebuah kamar kecil sebagai tempat tinggal sementara.

Berbekal uang dua ratus lima belas dollar, Caitlyn berjalan menyusuri Harlingen di bawah terik matahari, sembari bertanya pada orang-orang yang lewat di sana tentang tempat penyewaan murah. Namun, hasilnya nihil.

Tak banyak tempat penyewaan di kota kecil ini. Kalau pun ada, biayanya cukup tinggi bagi Caitlyn. Sementara uang yang dia miliki harus cukup untuk makan sehari-hari juga.

"Bu, aku lapar!" Suara si kecil Wayne mulai terdengar. Caitlyn membenarkan gendongannya dan berkata pada sang putra untuk bersabar sedikit lagi.

"Aku juga lapar, Bu," ucap Chloe lirih.

Caitlyn terdiam. Wanita itu lantas menurunkan Wayne dari gendongannya, dan menyerahkan bocah kecil itu pada sang kakak.

"Baiklah, kalian tunggu di sini, Ibu akan pergi membeli makanan dulu!" titah Caitlyn.

Chloe dan Wayne mengangguk. Mereka duduk di pinggir jalan, sementara sang ibu berlari menjauhi mereka. Wanita itu mendatangi sebuah toko kelontong kecil yang letaknya tidak terlalu jauh dari sana.

Saat sedang memilah milih roti dan botol air mineral, matanya tanpa sengaja menatap etalase kasir, tempat di mana beberapa obat terpajang di sana.

Caitlyn berjalan menghampiri kasir, lalu meletakkan tiga buah roti dan dua botol air mineral berukuran besar di atas meja kasir tersebut.

"Ada lagi?" tanya si petugas kasir.

Caitlyn melipat bibirnya, sebelum kemudian menunjuk salah satu rak obat. "Aku ingin obat tidur itu."

"Berapa?"

...**********...

Mata polos Wayne berbinar senang, tatkala mendapati sang ibu kembali sambil membawa kantong makanan.

"Terima kasih, Bu!" seru keduanya kompak, saat masing-masing dari mereka mendapatkan roti.

Caitlyn tersenyum. Wanita itu juga turut menikmati roti yang dia beli barusan. Namun, matanya tak lepas memandangi Chloe dan Wayne yang tampak asing mencicipi roti satu sama lain.

Selesai makan, Caitlyn akhirnya mengajak Chloe dan Wayne pergi menuju Quintana Beach yang jaraknya sekitar lima sampai enam jam dari Harlingen.

Di sana, Caitlyn menyewa sebuah kamar penginapan untuk tempat beristirahat.

"Bu, bukankah kita tidak memiliki uang banyak? Lalu, mengapa Ibu menyewa kamar di tempat ini?" tanya Chloe keheranan.

Caitlyn terdiam sejenak, sebelum kemudian tersenyum teduh. "Sebentar lagi hari akan gelap, kita tidak mungkin tidur di jalanan, Sayang," ucapnya.

Chloe menganggukkan kepala, seolah mengerti. Lelah setelah menempuh perjalanan jauh, dia pun merebahkan diri bersama sang adik di ranjang tidur mereka.

Caitlyn tersenyum, matanya tak lepas memandangi kedua putra-putri tercintanya dengan tatapan nanar.

Wanita itu kemudian masuk ke dalam toilet, sembari membawa satu botol air mineral yang masih tersegel.

Di dalam toilet itulah, Caitlyn mengeluarkan beberapa butir obat tidur yang sempat dibelinya tadi dari dalam saku celana.

Tekadnya sudah bulat. Dia tak bisa melihat anak-anaknya hidup menderita lebih lama lagi. Biarlah wanita itu menanggung dosa besar atas kematiaaan mereka nanti.

Caitlyn kini hanya tinggal menunggu malam tiba.

Benar saja, saat malam tiba, wanita itu mengajak kedua putra-putrinya berjalan kaki keluar dari penginapan menuju tepi pantai. Sebelum berangkat mereka berdua terlebih dahulu meminum air mineral yang telah dicampur obat tidur oleh Caitlyn.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Caitlyn. Dia berharap, dengan adanya obat tidur itu, kedua anaknya tidak dapat merasakan sakit.

Caitlyn merasa beruntung, sebab kota kecil ini tidak memiliki banyak penduduk. Jadi, kecil kemungkinan mereka akan ditemukan dalam kondisi selamat.

Angin laut sontak menerpa tubuh Caitlyn, ketika dia sampai di sana. Suara deburan ombak juga seolah memecah keheningan malam.

Caitlyn terdiam sejenak. Sambil menggendong kedua buah hatinya, mata wanita itu memandang jauh ke hamparan laut di ujung sana. Tak berapa lama, bayangan Sean, sang tercinta, tiba-tiba muncul.

Caitlyn tersenyum lirih. Dalam hati dia meminta maaf pada sang suami karena telah memilih jalan pintas ini.

Perlahan, Caitlyn berjalan menuju laut. Tak ada satu pun dari Chloe dan Wayne yang menyadari perbuatan sang ibu, sebab mereka terlelap sangat nyenyak.

Tak butuh waktu lama sampai tubuh sebagain besar tubuh Caitlyn dan kedua anaknya, yang berada dalam gendongan mulai tenggelam.

Ketika akhirnya air laut berhasil meneenggellamkan leher mereka, ketakutan dalam diri wanita itu tiba-tiba menyeruak. Jantung Caitlyn berdegup keras.

Batinnya bertanya-tanya, apakah ini yang dia inginkan? Bukankah ada lebih banyak jalan yang bisa dia pilih?

Air mata sontak membasahi pipi Caitlyn.

Saat Caitlyn memutuskan untuk kembali, tiba-tiba saja pandangan matanya memburam.

Caitlyn kehilangan tenaga.

"Itu dia!"

"Siapkan pelampung!"

"Tuan, tunggu!"

Di balik kesadarannya yang mulai menipis, samar-samar dia bisa mendengar suara beberapa orang asing, disusul deburan air laut.

Caitlyn tak bisa menahan diri lagi. Tanpa sengaja kedua tangannya yang sedang menggendong Chloe dan Wayne terlepas, hingga kedua bocah itu tenggeelaam lebih, tertelan air laut.

"Caitlyn!"

Samar-samar matanya bisa menangkap bayangan seorang pria, yang sedang berenang menuju ke arahnya.

Caitlyn tersenyum. Entah mengapa, bayangan tersebut tampak sama persis dengan sosok pria yang sangat dicintai sekaligus dirindukannya.

"Sean," ucap Caitlyn lirih, sebelum akhirnya benar-benar tak sadarkan diri.

...**********...

Caitlyn yang dalam kondisi terbaring tiba-tiba membuka matanya. Dua orang asisten rumah tangga yang sedang berada di sana sontak terkejut. Mereka langsung keluar dari kamar untuk memberitahu seseorang.

Caitlyn mengubah posisinya. Dia terduduk di atas ranjang sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Di mana ini?" gumam Caitlyn begitu menyadari, dirinya sedang berada di tempat asing.

Caitlyn terbelalak. Seingatnya, dia sedang berada di pantai bersama Chloe dan Wayne untuk mengaakhirii hidup. Namun, apa yang terjadi? Mengapa dia bisa ada di sini?

"Jangan-jangan, aku sudah matii!" kata Caitlyn.

"Anda baik-baik saja, Nona Caitlyn." Tiba-tiba dari arah pintu ruangan, seorang pria berusia sekitar 40 tahunan, masuk ke dalam.

Pria itu membawa nampan berisi teh hangat dan setangkup roti isi.

"Anda tidak sadarkan diri selama satu hari penuh," kata si pria.

"Anda siapa? Mengapa saya ada di sini?" tanya Caitlyn.

Pria tersebut tersenyum. "Tuan kami lah yang menolong Anda dan kedua anak Anda, Nona."

Mendengar hal tersebut, Caitlyn panik. Wanita itu menanyakan keberadaan Chloe dan Wayne, sembari berusaha bangkit dari ranjang.

"Mereka aman di kamar sebelah. Beruntung dokter berhasil mengeluarkan obat tidur itu dari tubuh kalian."

Perkataan barusan bukanlah keluar dari mulut si pria 40 tahunan tersebut, melainkan dari sosok seorang pria yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.

Caitlyn terkejut, sebab wajah pria itu tampak sangat mirip dengan wajah mendiang suaminya.

"Sean!"

Terpopuler

Comments

Siska Agustin

Siska Agustin

Caitlyn berfikir sempit justru mendiang suamimu bakal kecewa kalo kamu berhasil dlm rencanamu untuk mengakhiri hidup bersama anak² mu..

2023-01-06

1

Nena Anwar

Nena Anwar

beruntunglah Caitlyn masih bisa tertolong dan terselamatkan

2023-01-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!