Pagi ini, saat sarapan Nathan mengutarakan kepada kedua mertuanya untuk mengajak Zara bertolak ke Turki.
Zeni mendengar itu ada perasaan sedih, baru dua minggu putrinya kembali kini harus pergi lagi. Melihat istrinya seperti itu, Tama mengusap tangan Zeni.
"Bunda harap kamu benar-benar menjaganya, Zara itu masih kekanak-kanakan, Nak." Zeni mengusap bahu Nathan.
Nathan hanya tersenyum, kemudian tepat pukul sepuluh pagi ia langsung pamit. Zara memeluk kedua orang tuanya bergantian.
Saat Zara membuka kaca mobil melihat kedua orang tuanya, air matanya menetes begitu saja.
Mobil melaju meninggalkan kediaman milik Tama, selama di mobil baik Zara dan Nathan sama-sama diam. Hingga mobil sampai di bandara.
Mereka turun, Nathan berjalan lebih dulu. Sedangkan Zara tertinggal jauh. Wanita itu merasa jika suaminya terlihat dingin kepadanya semenjak keluar dari rumah.
Saat Cek in saja keduanya sendiri-sendiri. Kini pesawat yang akan di tumpangi oleh Zara dan Nathan sudah mau take of. Zara merasa aneh karena tempat duduknya dan Nathan berpisah cukup jauh, Nathan di depan kuris nomor empat sedangkan dirinya berada di kuris paling belakang.
Entah kenapa dadanya begitu sesak, tapi gadis itu mencoba untuk menepis pikiran kotornya.
"Kenapa aku tidak tanya kepada Ayah apa pekerjaan Nathan," kata Zara lirih.
Setelah menempuh perjalanan selama dua belas jam empat menit, Kini Zara dan suaminya sampai di bandara udara İstanbul Atatürk. Wanita itu tersenyum saat ia kembali menginjakkan kaki di mana selama ini dirinya tinggal.
Zara tidak membawa barang banyak, saat gadis itu hendak meghampiri suaminya. Langkahnya langsung terhenti melihat seorang wanita berhijab berhambur dipelukan Nathan. Wajah wanita itu begitu mirip dengan foto di ponsel suaminya.
Jhon menatap Zara sebentar, setelah itu pria itu berjalan mendahului Nathan dan Maryam untuk masuk mobil.
Zara tersenyum getir, ia tidak ada yang menjemput. Mobil yang menjemput suaminya sudah pergi.
Zara mengambil ponselnya, tapi wanita itu ragu untuk menghubungi Reyhan. Ia memutuskan untuk mencari hotel dan besok baru mencari apartemen untuk tempat tinggalnya.
Zara bukan mencari hotel bintang lima, wanita itu mencari hotel biasa. Bukan tanpa alasan, ia tidak ingin terlacak oleh suami yang sudah meninggalkan begitu saja. Setelah memesan kamar untuk dua hari, gadis itu langsung mencari kamar karena begitu lelah saat ini.
Baru saja Zara akan membaringkan tubuhnya, tiba-tiba ponselnya berdering. Dilihatnya nomor yang tidak dikenalnya.
Zara mengabaikan begitu saja, tapi lagi-lagi ponselnya berdering.
“Halo,” kata Zara ketus karena kesal.
“Di mana?” Suara bariton itu terdengar begitu dingin.
Mendengar suara itu Zara menatap nomornya, tanpa menjawab Zara langsung menekan tombol merah.
Wanita itu tidak lupa non aktifkan ponselnya, ia begitu lelah malam ini tidak ingin banyak pikiran dengan rumah tangganya. Tidak lama gadis itu terlelap.
*
Di sebuah rumah mewah berwarna putih, seorang pria melempar ponsel karena istri kecilnya dengan beraninya mematikan panggilannya lebih dulu.
Nathan mengusap wajah dengan kasar, ia tidak habis pikir saat ini. Kejutan dari Maryam yang sudah kembali, membuatnya lupa akan istri kecilnya.
“Apa yang akan aku katakan kepada Tuan Tama jika tahu anaknya aku telantarkan di bandara,” kata Nathan lirih.
Jhon yang tidak tahu jika Tuannya sudah menikah merasa heran, karena baru kali ini Nathan terlihat frustasi karena wanita selain Maryam.
"Jhon cek nomor ini!" perintah Nathan.
Jhon tanpa menjawab langsung membawa pergi ke ruang kerja Nathan, Pria itu mengernyitkan keningnya saat melihat posisi wanita yang sudah membuat bosnya itu uring-uringan.
"Bagaimana?" tanya Nathan.
"Di hotel yang berada di pinggir kota, Tuan," jawab Jhon.
Nathan melihat lokasi yang berada di layar monitor laptopnya, Pria itu menggelengkan kepalanya. Istri kecilnya itu unik. Begitu banyak hotel bintang lima kenapa mencari hotel kecil dan berada di pinggir kota.
Nathan dan Jhon keluar dari rumah mewahnya, pria itu berjalan dengan langkah lebar menuju ke mobilnya.
“Tuan, apa wanita itu yang memakai hijab warna biru?” tanya Jhon.
Nathan mengangguk, tapi kemudian pria itu menatap orang kepercayaannya itu.
“Kamu kok bisa tahu?” tanya Nathan dengan tatapan penuh selidik.
“Tadi saya melihatnya.” Jhon kembali lagi fokus dengan kemudinya.
Nathan hanya diam, pria itu merasa heran kenapa Zara tidak memanggilnya kalau tahu dirinya akan pergi.
Setelah hampir dua jam, mobil yang dikemudikan Jhon sampai depan penginapan.
"Biar aku saja," kata Nathan.
Jhon hanya mengikuti Nathan, keduanya sampai depan resepsionis.
"Selamat malam, ada yang bisa kami bantu, Tuan" sapa wanita itu ramah.
"Saya suaminya Zara, wanita itu menginap di sini," kata Nathan.
"Maaf, Tuan. bisa tunjukan buktinya jika Anda suami Nona yang berada di foto ini?" tanya petugas itu.
Nathan mengeluarkan foto bukau nikahnya yang sementara karena menikah dadakan kemarin nama Mike yang terdaftar.
"Ini saya kembalikan. Nona Zara di kamar nomor tiga ratus dua puluh," ujar petugas itu.
Nathan dan Jhon berjalan menuju di mana kamar Zara, pria itu menempelkan kartu dan tidak lama pintu terbuka.
"Dasar ceroboh!"
Jhon menautkan kedua alisnya karena Tuannya terlihat kesal, Nathan masuk dan matanya membulat saat melihat Zara tidak mengenakan tutup kepalanya. Pria itu meminta Jhon untuk menunggu di luar.
Nathan menatap sang istri yang begitu pulas dalam tidurnya, pria itu duduk di tepi rajang. Baru kali ini ia bisa melihat wajah istrinya tanpa hijab yang selama ini menutupi kepalanya.
"Cantik." Satu kata keluar dari mulut Nathan.
Nathan mencari hijab untuk istri kecilnya." Zara, bangun."
"Bunda, Zara masih ngantuk," jawab Zara.
Nathan tidak mendapatkan hijab untuk istrinya, pria itu melepaskan jaketnya untuk menutup kepala Zara. Setelah itu Ia mengangkat tubuh kurus Zara dan membawanya keluar.
“Jhon bawa koper dan barang-barang lainnya!” perintah Nathan.
Sesampainya di lobby, Nathan mengatakan kepada petugas untuk meminta tagihan atau yang lainnya kepada rekannya tadi.
Jhon membantu membuka pintu mobil, setelah itu perlahan Nathan masuk dengan susah payah karena sambil mengangkat Zara.
“Jhon kamu selesaikan dulu apa saja yang belum di bayar,” kata Nathan.
Jhon mengangguk, tapi sebelumnya ia menghidupkan mesin mobilnya terlebih dahulu.
Selesai mengurus semuanya Jhon segera memasukan barang-barang milik wanita yang ia sendiri tidak tahu ada hubungan apa dengan Tuannya.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, selama dalam perjalanan Nathan memperhatikan wajah cantik Zara. Tangannya perlahan mengusap pipi yang bertekstur lembut itu.
Nathan menarik napas panjang, apa keputusannya salah karena merahasiakan pernikahannya dengan Zara. Namun, ia tidak sanggup jika wanita yang dicintainya akan kecewa.
Namun, tiba-tiba Jhon mengerem mendadak membuat tubuh Zara hampir jatuh jika Nathan tidak mendekapnya."Ada apa, Jhon?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Enung Samsiah
iiih,,, ni nyeseeek pas bandara lngsung di tingglkan/dilupakan begitu saja,,, 😭😭
2023-09-25
4
lacibolalaaaaaa
okeeee pelukan pertamaaaa uhuy
2023-09-15
0
tris tanto
ktnya ahli it,cr tau dong
2023-08-09
0