Saat keduanya sudah sampai kamar, baik Nathan dan Zara sibuk dengan ponselnya masing-masing. Jika Nathan menghubungi asistennya, sedangkan Zara masih berusaha menghubungi Mike untuk meminta penjelasan dari pria yang selama ini benar-benar dicintainya itu.
Hampir sepuluh kali lebih Zara menghubunginya, tapi hasilnya sama. Hanya suara operator wanita yang menjawabnya.
“Paman, mau mandi dulu apa nanti?” tanya Zara
Nathan tidak menjawab, tapi pria itu mengambil handuk dan langsung masuk kamar mandi.
Setelah lima belas menit, Nathan keluar dari kamar mandi. Pria itu duduk di sofa.
“Zara, aku tidak ada membawa pakaian. Semua di hotel,” ujar Nathan.
Zara yang sedang asik dengan ponsel, langsung menutup tubuhnya dengan selimut. Ini pertama kalinya ia melihat pria bertelanjang dada.
“Astagfirullah , Paman. Pakai bajunya!” seru Zara.
Nathan hanya menarik napas panjang, pria itu beranjak dari duduknya dan menghampiri istri kecilnya itu.
Nathan menarik selimut yang menutupi tubuh Zara hingga kepala.
“Paman, jangan sekarang aku belum siap,” kata Zara dengan memelas.
Nathan mendengar apa kata istrinya itu hanya bisa mendengus.
“Otakmu itu terkontaminasi sek.” Tangan Nathan langsung menoyor kening Zara.
“What? terkontaminasi sek!” seru Zara yang tidak terima.
Perdebatan keduanya terhenti, saat terdengar ketukan pintu dari luar kamarnya.
“Paman saja yang buka.” Zara segera turun dan masuk kamar mandi.
Nathan merasakan kepalanya berdenyut, padahal baru satu jam menikah dengan Zara.
Pria itu membuka pintu, Zeni menatap dengan wajah yang memerah karena melihat menantunya hanya mengenakkan handuk yang melilit di pinggangnya.
“Nak, pelan-pelan ya ... Zara itu paling tidak tahan sakit” kata Zeni langsung pergi begitu saja setelah memberikan paper bag kepada menantunya itu.
Nathan menggelengkan kepalanya, apa ini karma dari wanita yang dulu sering ditolaknya.
Dibukanya paper bag yang berwarna hitam, ada satu setel piyama untuknya. Sedangkan yang satu lagi saat dibuka dalamnya ada lingerie.
Awalnya Nathan bingung, tapi karena rasa penasaran dengan bentuknya pria itu mengeluarkannya. Seketika matanya melotot dan refleks melempar asal.
Namun, sayang lingerie itu mengenai wajah Zara yang baru keluar dari kamar mandi. Zara yang sudah mengenakan piyama begitu terkejut.
“Astagfirullah. Apa ini, Paman.” Zara mengambil dan matanya langsung membulat menatap tajam ke Nathan.
Nathan tidak ambil pusing, pria itu langsung masuk kamar mandi untuk memakai bajunya.
“Paman, aku belum siap,” kata Zara.
Nathan yang kini duduk di sofa, menatap wajah Zara yang terlihat lebih cantik tanpa makeup.
Entah kenapa ia merasa tidak asing dengan wajah dan suara Zara, pria itu mencoba mengingatnya. Namun sayang, Nathan sama sekali tidak mengingatnya.
“Paman,” panggil Zara.
Nathan hanya memicingkan matanya, pria itu kembali lagi fokus dengan handphonenya lagi.
“Kalau belum mengantuk bereskan barang-barangmu, karena besok saya harus kembali ke Turki,” kata Nathan.
“Apa aku harus ikut, Paman?” tanya Zara menatap Nathan yang kini duduk di tepi ranjang.
“Zara, kita sudah menikah. Sayangnya kita tidak saling mencintai, tapi saya sudah berjanji kepada ayah dan bunda untuk menjagamu,” ujar Nathan.
Zara terdiam, jujur gadis itu belum siap saat akan bertemu Mike nanti di Turki.
“Apa Paman sudah ada kekasih atau istri gitu, astagfirullah kalau ada istri saya jadi yang ke berapa?” tanya Zara menatap wajah Nathan.
Nathan menatap tajam Zara, pria itu menghela napas panjang.
“Saya belum pernah menikah dengan wanita manapun.” Nathan membaringkan tubuhnya di samping Zara duduk.
“Paman, kan sudah tua. Kenapa tidak menikah?” tanya Zara penasaran.
“Tidur sudah malam,” kata Nathan.
Zara baru sadar jika suami tuanya itu tidur di ranjangnya.” Paman, kenapa tidurnya di sini?”
Nathan hanya diam tidak memberikan respon apapun. Perlahan Zara turun dari ranjang dan membuka pintu kamarnya. Setelah pintu kamar tertutup Nathan membalikkan badannya. Pria itu kini menatap langit-langit kamar wanita yang pagi ini dinikahinya itu.
“Maryam, kamu di mana?” kata Nathan lirih.
Pria itu mengambil ponselnya dan melihat foto wanita berhijab biru tersenyum begitu manis.
Saat sedang asik memandang foto wanita yang dicintainya itu tiba-tiba terdengar keributan di luar kamarnya.
Nathan segera turun dari ranjang dan membuka pintu kamarnya. Semua yang sedang menahan tangan Zara menoleh dan tersenyum menatap Pria berbadan tegap itu.
Zeni menatap putri dan menantunya bergantian.
“Zara, masuk kamar!” perintah Zeni menatap putrinya itu tajam.
Zara melotot saat akan melewati tubuh besar suaminya itu.
“Maafkan Zara, Nak,” kata Zeni.
Nathan hanya mengangguk, karena pria itu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Saat Nathan masuk kamar mandi, Zara melihat handphone suaminya. Gadis itu langsung melihat foto wanita begitu cantik.
“Apa ini foto kekasihnya?” Zara merasa perasaan tidak enak.
Mike kabur entah kemana, sedangkan ia harus menikah dengan pria yang baru dikenalnya hari ini.
Zara memukul dadanya sesak, Nathan suami yang seharusnya menghiburnya saat seperti ini. Kini asik dengan memandangi foto wanita lain di ponselnya.
Zara membaringkan tubuhnya, ia merasa begitu lelah saat ini. Tidak lama Nathan keluar dari kamar mandi.
Pria itu tertegun saat melihat ponselnya masih tergeletak di atas kasur, ia bisa menebak jika Istri kecilnya itu sudah melihatnya.
"Foto ini Maryam," kata Nathan.
Zara kini ikut membalikan badan, kini keduanya sama-sama menatap langit-langit kamar.
"Apa Paman masih mencintainya?" tanya Zara.
Nathan hanya diam, pria itu kini menoleh ke arah Zara."Apa kamu masih mencintai Mike, jawaban di hatimu itu sama dengan jawaban di hatiku."
Zara kini mengerti, ia merasa jadi orang ketiga diantara Nathan dan wanita yang ada ponsel suaminya itu.
Zara a tidak pernah membayangkan, pernikahan seperti apa yang akan dijalani kali ini. Ia memiringkan tubuhnya saat mendengarkan dengkuran halus dari suaminya.
Gadis itu seakan sekarang dunia sedang menertawakan dirinya. Selama ini ia begitu mencintai Mike. Tidak ada masalah yang serius.
Akan tetapi, kenapa pria itu begitu tega membuatnya harus menanggung semuanya.
Zara baru ingat jika tidak melihat Rey pagi ini, entah kemana sepupunya itu. Malam ini tidak seperti malam pengantin seperti pasangan yang saling mencintai.
Zara enggan untuk memejamkan matanya, besok ia harus kembali lagi ke Turki dengan status baru sebagai seorang istri dari Nathan Wijaya. Wanita itu tersenyum getir.
Menikah dengan pria yang baru dikenalnya, tapi kenapa suaminya mengatakan jika wajahnya tidak asing.
"Paman," panggil Zara.
Ditatapnya wajah tampan itu, walau umurnya beda beberapa tahun dengannya. Namun, masih terlihat begitu muda dan begitu serasi jika bersanding dengan wanita yang berada di foto itu."Apa kita bisa saling mencintai, Paman?"
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
novi 99
nanthan yang menolong mu itu Zara bukan wanita lain
2023-09-28
2
Enung Samsiah
pasti natan yg ditolong zara pas d jln itu ya,,,
2023-09-25
0