"Woahhh .... ini serius sebanyak ini?" tanya Gea. Melihat daftar barang yang harus dikirim hari ini.
Kiki melirik sekilas."Kalau sudah ada nota dan tanggalnya benar hari ini, ya berarti betul untuk pengiriman hari ini." jawab Kiki santai.
"Bantu aku siapin yuk! Kamu kan lagi gak ada kerjaan." Gea menarik tangan Kiki mengajaknya ke gudang.
"Wahhh mana bisa begitu" tolak Kiki.
"Sini aku bantu Gea. Ki kamu jaga depan ya. Yuk Gea!" Cleo berjalan melewati Gea dan Kiki yang masih melongo terdiam.
Gea dan Kiki saling melempar pandangan. Kiki pun memberi kode agar Gea segera mengikuti Cleo.
Sepeninggal Gea dan Cleo, Kiki memandang kepergian dua sahabatnya itu. Ada keinginan untuk bergabung dengan mereka tapi mana mungkin bisa. Karena Cleo bersedia membantu Gea di gudang otomatis dirinyalah yang harus menjaga depan.
'Ya... sendiri deh!' gumam Kiki.
"Lho nih kantor sepi amat pada kemana semua? " Tio melemparkan pandangannya ke seluruh ruangan dan ia hanya menemukan Kiki.
'Cleo mana Ki? Gak masuk?" selidik Tio.
"Ada..." sahut Kiki malas. "Gara-gara kamu tuh sahabat aku jadi murung terus" batin Kiki sewot.
"Pagi semua!" Tiba-tiba Nelson masuk ke dalam kantor.
"Heii bro! Pagi..pa kabar nih cerita-cerita dong?"Tio mulai kepo.
"Heii Son !! wah ini nih yang baru tunangan. Mana oleh-olehnya?" tanya Bagas yang kebetulan masuk ruangan kantor.
Nelson terlihat sedikit panik tapi tetap tenang.Diam-diam pandangannya menyapu seluruh ruangan.
"Kenapa gak bilang-bilang sih bro kalau tunangan?" tanya Bagas sambil menulis beberapa laporan.
"Wah kak Nelson beneran tunangan? Selamat ya Kak" sindir Kiki sambil menyodorkan tangannya untuk memberi selamat.
Kriingg....
Bunyi telepon kantor berdering beberapa kali. Kiki mengurungkan dan menarik tangannya kembali untuk menerima telepon terlebih dahulu.
Terlihat sedikit ketegangan di wajah Nelson.
Tio mengamati setiap detail gerak gerik Nelson."Hmm tidak salah lagi, sepertinya memang ada sesuatu yang Nelson sembunyikan.Walaupun tidak terucap tapi arah sorot matanya menyiratkan sedang mencari-cari seseorang.
"Cley... telepon!"
"Cewek kamu orang mana Son ? Dah berapa lama kalian pacaran?" Bagas kembali mengajukan pertanyaan kepo nya tepat disaat Cleo keluar dari gudang dan menerima telepon yang disodorkan Kiki padanya.
Nelson hanya diam seribu bahasa.Sambil menatap sedih Cleo.
Semua terdiam ketika melihat kode dari Kiki. Bahwa telepon masuk tadi berasal dari bos mereka.
Setelah Cleo selesai menerima beberapa instruksi dan pesan dari pimpinan. Ia kembali duduk di depan komputernya dan terlihat sibuk membuat nota penjualan.
Perlahan setelah selesai membuat laporan kerja untuk dua hari yang lalu, yang sempat tertunda karena ia ijin tidak masuk Nelson pun bergeser ke kursi di depan Cleo.
"Cley ada form kosong? Punya aku habis nih." Nelson berusaha membuka percakapan.
Cleo menghentikan sebentar aktivitasnya membuat nota, lalu ia mengambil satu bendel form laporan kerja kosong dan disodorkannya pada Nelson.
"Terima kasih" jawab Nelson.sambil menatap Cleo.
"Kamu tahu gak Son? Sewaktu kamu gak ngantor kemarin, aku cerita ke mereka kalau kamu ke Cirebon dan akan melangsungkan pertunangan disana" jelas Tio.
"Mereka pada syok semua lho!' lanjut Tio.
"Iya nih...kok gak bilang-bilang sih kalau mau tunangan." sahut Bagas.
"Apalagi Cleo, sewaktu aku bilang kamu tunangan. Wajahnya langsung pucat pasi." goda Tio semakin berani.
Suara tarikan dan hembusan napas Nelson kembali terdengar. Apa yang baru saja dikatakan Tio, menjelaskan tentang sikap diam,acuh serta dinginnya Cleo hari ini.
................🌷🌷🌷.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments