"Surprise!"
Daaar!
Daaar!
Beberapa converty ditembakkan pas di depan tubuh Miyuki. Mereka menyambut kedatangan pengantin baru dengan meriahnya.
Hiasan di dalam ruang tamu rumah itu sangat meriah, layaknya mereka sedang merayakan sebuah pesta.
"Selamat…!!!"
Ucapan selamat diberikan oleh semua orang yang ada di ruangan tersebut pada Miyuki. Mereka terlihat sangat senang melihat pasangan pengantin baru tersebut yang baru saja datang ke rumah itu.
"Ada apa ini? Siapa yang ulang tahun?" tanya Miyuki sambil melihat ke semua orang yang ada di sana satu persatu.
Semua keluarga besar mereka ada di sana. Mereka semua ingin menyaksikan betapa bahagianya princess manja mereka setelah menikah.
"Kami merayakan kepulanganmu Princess kecil," ucap Kiki sambil memeluk Miyuki yang terlihat sangat bingung saat ini.
"Merayakan? Memangnya Yuki habis dari mana Mi?" tanya Miyuki dengan wajah polosnya.
"Mimi… mereka semua menyambut kedatangan kita di rumah baru kita ini," ucap Tristan sambil merangkul pundak Miyuki sambil tersenyum manis padanya.
"Mimi? Ehem kalau suaminya yang manggil Mimi gak bakalan marah dia Mi, Pi. Coba kalau yang manggil Ken, pasti dia udah ngamuk-ngamuk," ucap Kenshin sambil terkekeh meledek adik manjanya.
Miyuki menoleh ke arah Tristan yang berada di sampingnya. Dia menatap tajam suaminya itu sambil berkata,
"Sejak kapan kamu manggil aku Mimi? Itu panggilan Kak Ken untukku."
"Sejak kita menikah. Dan sekarang panggilan itu hanya boleh aku saja yang memakainya," ucap Tristan sambil menatap penuh permusuhan pada Kenshin.
Rupanya Tristan masih dendam pada Kenshin. Kini dia ingin mengambil apa yang berharga dari Kenshin. Dan tentunya Miyuki salah satu hal yang berharga bagi Kenshin. Serta panggilan 'Mimi' untuk Miyuki pun diambilnya dari Kenshin.
Kenshin mengerti sikap Tristan padanya. Dia juga mengerti jika pandangan Tristan pada Raline, istrinya masih sama seperti dulu. Tristan melihat Raline dengan tatapan mendamba padanya.
"Udah, biar itu jadi panggilan kesayangan suami kamu untukmu saja. Kakak masih bisa panggil kamu dengan panggilan Miyu," ucap Kenshin sambil menjepit bibir Miyuki dengan tangannya di akhir ucapannya dan terkekeh melihat wajah lucu adik kesayangannya itu.
"Mmmm…. Mmm…," ucap Miyuki tidak jelas karena bibirnya masih dijepit oleh tangan Kenshin.
Semuanya tertawa dengan apa yang dilakukan oleh Kenshin pada adiknya. Kecuali Tristan yang merasa miliknya tidak boleh disentuh oleh siapa pun. Apalagi yang memegangnya adalah Kenshin, orang yang dianggap musuh bebuyutan baginya.
"Lepaskan!"
Tangan Kenshin dihempaskan oleh Tristan dan dengan tatapan tajamnya itu dia memperingatkan Kenshin melalui matanya.
Kenshin pun tersenyum menggoda Miyuki karena sikap Tristan yang jika dilihat orang seperti sangat mencintai Miyuki.
Miyuki menjadi salah tingkah. Bahkan ada sedikit rona merah pada pipinya. Tapi, secepatnya dia mengelak semua itu. Dalam hatinya dia berkata,
Sadar Yuki, kalian itu hanya menikah kontrak demi membahagiakan orang tua kalian dan agar orang tua mereka tidak malu jika pertunangan kalian batal. Jadi, jangan mengharapkan apa pun dari suami pura-pura kamu itu. Termasuk cintanya. Jangan sampai kamu mengharapkan itu. Ingat!
Tristan masih saja menatap tajam ke arah Kenshin meskipun Kenshin tidak menanggapinya. Tanpa sadar tangan Tristan bergerak dari pundak Miyuki menuju pinggangnya.
Sontak saja Miyuki menoleh ke arah suaminya dan menatap tajam padanya. Dalam hatinya, Miyuki kembali berkata,
Dasar suami lucknut. Udah dibilang gak boleh pegang-pegang, masih aja dia pegang-pegang. Memangnya aku ini apaan, bisa dipegang-pegang seenaknya sama dia? Gak tau apa kalau jantungku rasanya mau copot kalau diginiin sama dia. Semprul memang nih orang.
Tristan tau jika dia sedang dilirik oleh istri kecilnya itu. Tapi dia berpura-pura untuk tidak melihatnya. Tatapan tajam istrinya itu membuatnya merasakan aura dingin dari arah istrinya.
"Ya udah yuk, kita mulai makan-makannya," ucap Kiki sambil menggandeng tangan Aydin yang ada di sebelahnya.
Mereka semua mengelilingi meja yang berderet rapi dengan beberapa hidangan di atasnya.
Beraneka menu dipersiapkan khusus dari chef semua restoran yang diberi tugas oleh Aydin untuk acara hari ini.
Tristan dan Miyuki masih menjadi bintang di acara tersebut. Mereka berdua dikelilingi oleh keluarga besar untuk mengobrol dan bercanda.
Namun, mata Tristan masih tertuju pada Raline meskipun Miyuki berada di dekatnya dan tangannya selalu berada di pinggang istrinya.
Miyuki tidak bodoh, dia tahu apa yang sedang terjadi. Dia tidak menyalahkan Raline, karena dia tahu jika Raline tidak mempunyai rasa apa pun pada Tristan.
Semuanya salah Tristan yang tidak bisa mengendalikan rasanya meskipun dia kini sudah menikah dengan Miyuki
Dalam hatinya dia menggerutu dan mengomel pada suami kontraknya itu. Dia berjanji akan membuat suaminya itu tertarik padanya dan memohon cintanya, hingga mengeluarkan air matanya hanya untuk mengemis cinta padanya.
Dengan hati yang sangat kesal, Miyuki melampiaskan kekesalannya pada semua makanan yang disukainya hingga perutnya mendadak berontak.
Tiba-tiba saja dia berlari ke toilet. Di dalam toilet tersebut dia harus berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan semua isi dari dalam perutnya.
Keringatnya bercucuran dan dia mengejan sekuat tenaga untuk mengeluarkannya serta menahan rasa mulas yang sangat mengganggunya.
Selama beberapa menit dia berada di dalam toilet tersebut hingga tanpa sadar mata Tristan mencari istri kecilnya itu.
Matanya menyusuri seluruh ruangan tersebut hingga dia berusaha mencari di taman belakang dan kolam renang yang ada di sekitar taman belakang.
"Ke mana dia? Kenapa dia tiba-tiba menghilang?" Tristan bermonolog sambil matanya mencari sosok istrinya.
Di mana pun dia tidak bisa menemukan istri kontraknya itu. Hingga ingin rasanya dia menanyakan pada keluarganya. Sayangnya dia enggan, karena dia tidak mau jika dinilai sebagai suami teledor yang tidak bisa menjaga istrinya.
Di dalam toilet, Miyuki masih berjuang untuk menuntaskan rasa sakit yang dirasakan oleh perutnya. Entah apa yang dimakannya hingga membuatnya merasakan rasa sakit di perutnya yang teramat sangat.
"Hufffftttt…," Miyuki mengusap keringatnya ketika sudah selesai dengan hajatnya.
Dia merasa lega sudah menuntaskan hajatnya dan sekarang dia bersiap untuk kembali bergabung dengan semua keluarga besarnya.
Namun, ketika tangannya memegang handle pintu toilet, tiba-tiba rasa mulas di perutnya kembali datang. Keringatnya kembali mengucur ketika dia menahan untuk berjalan kembali ke toilet.
Beberapa menit dilewatinya untuk melakukan proses pembuangan seperti yang dilakukannya tadi.
Proses yang sama masih dilaluinya. Setelah dia merasa sudah lega, dia kembali bersiap keluar dari toilet tersebut.
Dihelanya nafas dalam-dalam setelah dia keluar dari toilet dan berjalan menuju ruangan tempat semuanya berkumpul.
Namun, ketika dia berjalan, tiba-tiba saja perutnya kembali mulas dan tidak bisa ditahannya lagi.
Ampas dalam perutnya menerobos keluar hingga dia merasa ada sesuatu pada CDnya.
Tak diragukan lagi jika itu benar-benar ampas seperti yang dikeluarkannya di toilet tadi.
Kini indera penciumannya menangkap bau yang sama seperti yang dibaunya ketika di dalam toilet tadi.
"Gawat," ucap Miyuki lirih sambil keringatnya mengucur karena panik dan merasakan mulas di perutnya.
Tiba-tiba ada seseorang yang tersenyum jahil mendekat padanya.
"Menjauhlah! Jangan mendekat!" seru Miyuki sambil menggerakkan tangannya untuk menghentikan orang tersebut mendekatinya.
"Mimi, kamu kenapa? Mengapa kamu berkeringat seperti itu?" tanya Tristan sambil melangkah maju, mendekati Miyuki.
Sontak saja Miyuki bergerak mundur ketika Tristan maju mendekatinya.
"Stop!" seru Miyuki.
Preeeet!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments