Bab 4 Kuli panggul

"Kak, ingat perjanjiannya. Gak usah pegang-pegang," ucap Miyuki lirih sambil menekankan setiap katanya.

Tangan Tristan yang melingkar pada pinggang Miyuki semakin dipererat. Dengan senyum liciknya Tristan semakin membuat Miyuki marah.

Sedari dulu mereka selalu saja bertengkar. Apabila bertemu, Tristan selalu saja membuat Miyuki marah. Begitu juga dengan Miyuki yang tidak mau kalah dengan Tristan, hingga orang yang berada di sekitar mereka harus bisa memisahkan mereka.

Dan sekarang mereka terikat dalam suatu kontrak pernikahan yang mengharuskan mereka hidup serumah, bahkan sekamar.

Tangan Miyuki berusaha melepaskan tangan Tristan yang melingkar di pinggangnya, hanya saja kekuatan Miyuki tidak sepadan dengan kekuatan Tristan, sehingga dia tidak bisa melepaskan tangan Tristan dari pinggangnya.

Tristan melepas tangannya ketika mereka sudah sampai di dalam kamar mereka. Dan senyum jahil Tristan kembali terlihat ketika Miyuki menatapnya tajam penuh dengan kekesalan.

"Kita pulang saja. Ngapain di sini cuma diem-dieman di kamar aja," ucap Miyuki sambil mencebik kesal duduk di atas ranjang.

"Oh… jadi kamu ingin kita ngapa-ngapain ya?" sahut Tristan sambil tersenyum jahil pada Miyuki dan berjalan mendekatinya.

"Eh… ngapain nih dekat-dekat? Kok tiba-tiba Kakak jadi mesum gini sih?" tanya Miyuki panik sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

Tristan mengeluarkan smirk nya dan dia mendekatkan wajahnya pada wajah Miyuki.

Dengan refleknya Miyuki memundurkan kepalanya. Sayangnya, wajah Tristan semakin mendekat dan itu membuat Miyuki semakin panik, sehingga dia memejamkan matanya.

Seringai licik Tristan kembali hadir ketika melihat Miyuki memejamkan matanya. Bibirnya mendekat ke arah telinga Miyuki dan berbisik,

"Ayo kita pulang."

Setelah itu Tristan menjauhkan wajahnya dari wajah Miyuki dan melihat ekspresi marah istri kecilnya yang sangat menghiburnya.

Seketika mata Miyuki terbuka karena terkejut mendengar bisikan dari suami kontraknya itu yang berhasil membuatnya malu karena kejahilannya.

Tristan terkekeh melihat reaksi Miyuki yang sangat menghibur hatinya. Kini dia merasa seperti memiliki mainan baru yang siap dia mainkan kapan saja.

Dengan hati yang sangat kesal, Miyuki beranjak dari duduknya dan mengambil semua barang-barangnya.

Masih dengan tatapan yang menghunus pada Tristan, dia lewat tepat di hadapan suaminya itu dan melindas kakinya yang menggunakan sandal dengan kopernya.

"Auuuuwww…," seru Tristan yang meringis kesakitan sambil mengangkat kakinya dan memeganginya.

Miyuki menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah suaminya sambil berkata,

"Maaf. Sengaja."

Setelah itu dia berjalan keluar dengan percaya dirinya dan mengangkat dagunya karena merasa senang melawan Tristan yang baru saja menjahilinya.

"Awas kamu gadis cilik, aku pasti akan membalasmu!" seru Tristan sambil meringis kesakitan.

Mendengar seruan dari Tristan, membuat Miyuki menghentikan langkahnya. Kemudian dia membalikkan badannya dan menjulurkan lidahnya, mengejek suaminya yang juga menjadi musuhnya selama ini.

Hal itu membuat Tristan bertambah geram. Dia menatap tajam pada istri kecilnya itu sambil meringis kesakitan dan berkata dalam hatinya,

"Tunggu saja pembalasanku. Akan ku persiapkan kejutan yang indah untukmu."

Miyuki hendak berjalan cepat, tapi sayangnya pantat dan pahanya masih terasa nyeri, sehingga dia tidak bisa berjalan seperti biasanya meskipun tadi dia memaksakan berjalan dengan penuh kemenangan di depan Tristan pada saat melindas kakinya menggunakan koper yang sedang dibawanya.

Dia melupakan Tristan yang masih berada di dalam kamarnya. Miyuki berjalan sedikit demi sedikit sambil menggeret kopernya.

Tiba-tiba saja kerah baju Miyuki yang belakang terasa naik hingga mencekik lehernya sehingga dia berjinjit mengikuti tinggi kerahnya yang tertarik dari belakang.

"Ayo buruan jalannya," ucap Tristan sambil menarik ke atas kerah baju Miyuki dari belakang.

"Lepasin!" seru Miyuki sambil berusaha melepaskan tangan Tristan dari kerah bajunya.

Tristan terkekeh dan melepaskan kerah baju Miyuki karena tatapan marah Miyuki padanya.

"Memangnya aku anak kucing yang dipegang sininya kalau mau dipindahin?" 

Miyuki mengomel sambil memegang kerah belakangnya memperagakan anak kucing yang akan dipindahkan.

Sontak saja Tristan tertawa mendengar omelan istri kecilnya itu. Dia benar-benar terhibur dengan tingkah dan ucapan serta omelan Miyuki, si istri kontrak yang selalu menjadi hiburan tersendiri baginya.

"Ayo buruan jalannya. Lelet banget. Apa mau digendong? Eh jangan-jangan memang sengaja dilambat-lambatin supaya bisa tak gendong ya?" 

Tristan kembali menggoda Miyuki dengan ucapan-ucapannya. Dan dia pun terkekeh di akhir perkataannya sehingga membuat Miyuki sangat kesal padanya.

Sontak saja tangan Miyuki meraih rambut Tristan dan menariknya sambil berkata,

"Jangan kepedean ya. Aku juga gak mau digendong sama kamu."

Setelah itu dia melepaskan tangannya dari rambut Tristan karena malu dilihat oleh orang yang sedang melewati mereka.

Merasa punya kesempatan, Tristan segera mengangkat tubuh Miyuki dengan digendongnya di sebelah bahunya.

Tangan kiri Tristan memegangi tubuh Miyuki agar tidak jatuh dan tangan kiri Tristan menggeret koper milik Miyuki yang berisi barang milik mereka berdua.

Miyuki memberontak. Tangannya memukul-mukul punggung Tristan dan kakinya bergerak-gerak agar Tristan mau menurunkannya.

"Lepaskan! Turunkan aku!" seru Miyuki sepanjang perjalanan.

Tristan seolah menulikan pendengarannya. Dia cuek saja berjalan sambil menggendong Miyuki bak karung beras yang sedang dipanggulnya.

"Apa lihat-lihat? Dia istri saya. Kami yang menikah kemarin di sini. Masih ingat kan? Kami sedang bermain tantangan. Dan istri saya kalah," ucap Tristan seolah menjelaskan pada dua orang karyawan hotel yang sedang melihat ke arahnya.

Sontak saja Miyuki menghentikan gerakan memberontaknya dan menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya. Dia malu karena anak dari pemilik hotel tersebut yang mengadakan pesta pernikahan kemarin sedang dipanggul oleh suaminya

Dia malu dengan apa yang dikatakan oleh suami pura-puranya. Dan tentunya dia juga malu dengan keadaannya saat ini yang digendong suaminya seperti anak kecil yang sedang diculik.

"Turunin Kak. Malu tau gak," ucap Miyuki ketika mereka masuk ke dalam lift.

Tristan hanya terkekeh tanpa ada niatan menurunkan tubuh istrinya. Dia semakin senang mendengar omelan dari istri pura-puranya.

"Turunin gak? Lagian Kakak tuh aneh. Di mana-mana, suami gendong istrinya itu ala bridal style. Lah ini, malah aku digendong ala kuli panggul," omel Miyuki kembali yang masih dalam posisi sama seperti tadi.

Mendengar omelan Miyuki, Tristan tertawa tak henti-hentinya. Dia sangat geli mendengar istrinya yang sedang mengomel padanya.

Selama ini dia tidak pernah menemukan gadis seunik istrinya. Dan bisa mengubah hari-harinya yang selama ini lurus-lurus saja tanpa ada candaan atau orang yang bisa dijahilinya.

Sepertinya hariku akan lebih berwarna. Akan menjadi hari yang berbeda setiap harinya ketika aku bersamanya. Hiburan yang tidak perlu mengeluarkan uang dan yang pasti lebih seru, Tristan berkata dalam hatinya dalam posisi yang masih menggendong Miyuki.

Ting!

Pintu lift terbuka dan segeralah Tristan keluar dari dalam lift tersebut sambil memanggul tubuh istrinya dan menggeret kopernya.

Rasa malu itu bertambah, Miyuki menutupi wajahnya ketika Tristan keluar dari dalam lift dan semua pasang mata melihat ke arah mereka.

Oh Tuhan… bisakah suamiku ini menjadi laki-laki normal yang tidak berbuat memalukan seperti ini? miyuki meratapi malunya dalam hatinya.

Tanpa disadarinya, dia mengakui Tristan sebagai suaminya meskipun hanya dalam hatinya saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!