"Kang Mas dipecat, Dek. Kang Mas baru saja di PHK!" Atmaja mengaku jujur pada akhirnya.
Sundari seketika menjadi gagu. Namun itu tak berlangsung lama. Wanita itu segera pulih dari keterkejutan nya dan langsung menanyakan situasi sebenar nya pada sang suami.
"Di PHK, Mas? Apa ada pemecatan massal kah?" Tanya Sundari sibuk menerka.
"Gak ada, Dek. Cuma Mas yang di PHK. Ini semua ulah Bayu! Dia sudah memfitnah Mas berlaku korupsi! Dia mestilah iri karena mendengar isu kenaikan jabatan Mas. Jangankan naik jabatan! Yang ada malah Mas di PHK secara tidak terhormat! Kesal sekali Mas ke dia, Dek! Breng sek benar memang si Bayu itu!"
Brak!
Atmaja kembali menggebrak meja dengan cukup kencang.
"Innalillah.. sabar, Mas.. sabar.. jangan mudah terbawa emosi.." Sundari mengingatkan sang suami.
"Gimana bisa sabar, Dek! Awas saja kalau nanti Mas ketemu Bayu di luar, Mas bikin dia jadi perkedel nanti!" Ancam Atmaja memandang marah pada meja.
Sundari langsung menggapai kan tangan nya pada bahu Atmaja. Dan ia pun kembali mengucapkan kata-kata penghiburan nya.
"Istighfar, Mas.. istighfar.. yang sudah terjadi ya sudah lah biarkan. Mau bagaimana lagi? Toh kita marah-marah pun gak ada guna nya.." ucap Sundari dengan nada tabah.
"Habis nya kesal sekali, Dek! Jahat sekali si Bayu itu! Apa dia gak mikir kalau dia bakal bikin Mas di PHK dengan fitnah nya itu?! Apa dia gak mikirin kamu sebagai sepupu jauh nya?! Tega banget dia sama kita, Dek..!" Racau Atmaja yang masih muntab amarah nya.
Ya. Bayu memang adalah sepupu jauh dari Sundari. Nenek kedua nya adalah saudara kandung.
Memang, Bayu lah yang sudah membawa masuk Atmaja untuk bekerja di kantor tempat Bayu bekerja saat ini.
Dan mungkin karena hal itu lah, Bayu menjadi iri. Bila benar isu kenaikan jabatan dari Atmaja sampai terdengar ke telinga nya.
Bayu yang sudah belasan tahun bekerja saja belum pernah naik jabatan. Lha Atmaja yang notabene nya adalah junior nya diisukan hendak naik jabatan?
'Kecemburuan sosial itu pastilah menjadi penyebab nya,' begitu pikir Sundari.
Meski begitu Sundari tak ingin larut dalam prasangka tak berdasar nya. Selama ini hubungan nya dengan Bayu dan sang istri terbilang baik. Rumah mereka juga tak terlalu jauh. Masih dalam satu wilayah kecamatan yang sama, lah.
Sundari ingin menanyakan sendiri kepada Bayu. Tentang apa yang sebenarnya terjadi di kantor nya. Bisa jadi ini hanya kesalahpahaman saja.
"Pokok nya, Dek! Lebaran nanti, kita gak perlulah main ke rumah dia lagi! Benci benar Mas sama si Bayu!" Lanjut Atmaja mendumel sendiri.
"Jangan begitu lah, Mas. Jangan memutus tali silaturrahmi. Itu bisa bikin seret rejeki.." ujar Sundari mengingatkan.
"Ah.. tahulah! Mas capek! Mas pening! Mas mau tidur dulu! Jangan ganggu Mas!" Bentak Atmaja sambil berlalu pergi dari sisi Sundari.
Sundari kemudian menghela napas cukup dalam. Di pandangi nya profil sang suami dari belakang. Dan ia sungguh dibuat tak percaya dengan apa yang menimpa suami nya itu. Lebih tak percaya lagi, kalau Atmaja bisa sampai se marah itu.
***
Malam hari nya..
"Mas.. makan dulu ya? Jangan merajuk begini lah, Mas.. Kang Mas buat Adek khawatir.." bujuk Sundari pada Atmaja yang enggan makan sedari suami nya itu pulang kerja siang tadi.
"Mas belum nafsu makan, Dek. Kamu duluan makan aja.." jawab Atmaja sekena nya.
Lelaki itu masih juga berbaring di atas kasur. Dengan salah satu lengan yang menutupi wajah nya.
"Mas.. Adek suapin deh ya? Di sini?" Bujuk Sundari lagi.
"Mas gak lapar, Dek.. makan saja duluan..!" Ujar Atmaja dengan suara lebih keras.
Menyadari bujukan nya tak berhasil, akhirnya Sundari pun langsung melancarkan taktik berikut nya agar Atmaja mau makan.
"Adek gak akan makan, sebelum Mas makan! Adek akan tungguin Kang Mas sampai Kang Mas makan!" Ujar Sundari dengan keteguhan dalam suara nya.
Tak lama kemudian Atmaja pun membuka mata nya lalu menatap wajah sang istri.
Setelah terdiam beberapa saat, Atmaja pun akhirnya mengalah.
"Baiklah, Kang Mas makan sekarang deh. Tapi kamu juga makan ya. Jangan sampai telat makan, Dek. Kan kamu ada penyakit asam lambung.." Atmaja mengalah.
"Maka nya Mas jangan mogok makan juga dong. Bikin Adek khawatir aja.. urusan kerjaan kan bisa dicari lagi. Siapa tahu nanti Kang Mas dapat pekerjaan yang lebih baik lagi, kan?" Harapan Sundari menghibur hati Atmaja.
"Hmm.. benar ucapan mu itu, Dek. Ya sudah lah. Mungkin memang ini sudah jalan nya ya. Dari dulu Mas memang sudah sering cekcok sama si Bayu. Dia itu culas!" Ujar Atmaja.
Begitu melihat ekspresi sedih di wajah Sundari, Atmaja pun buru-buru menambahkan.
"Bukan maksud hati Mas ingin menjelek-jelekkan sepupu mu itu, Dek. Tapi memang, dari dulu Bayu selalu saja cari gara-gara sama Mas!" Dumel Atmaja kembali berlanjut.
"Sudah lah, Mas. Makan dulu. Jangan bahas lagi yang bikin hati Kang Mas kesal.," Ujar Sundari mengingatkan.
"Hmm... Benar kamu, Dek. Hmm.. tumben, sayur nya agak asin, ini, Dek?" Komentar Atmaja tiba-tiba.
Sundari langsung melihat ke sejumput sayur kangkung yang ia tumis dengan irisan bawang, tomat, lengkuas, juga dibayuri dengan saus tiram.
"Ah, masa aih, Mas? Adek makan waktu siang, rasa nya gak asin deh!" Tukas Sundari mengomentari ucapan sang suami.
"Asin, Dek.. coba lagi deh nih. Gimana? Asin kan?" Tanya Atmaja kembali.
Sundari lalu menyicipi tumisan kangkung dari suapan Atmaja ke mulut nya.
"Mm... Enggak asin, Mas.." komentar Sundari kemudian.
"Asin, Dek.. asin banget malah! Sampai-sampai Mas mikir kamu mungkin mau nikah lagi gitu?" Ujar Atmaja berkelakar.
"Kang Mas ngomong ngaco ah! Mana ada Sundari nikah lagi? Sundari kan sudah menikah sama Kang Mas!" Tukas Sundari membela diri.
"Yah.. barang kali kamu pengen lagi, Dek?" Tanya Atmaja dengan pandangan menantang.
"Mana ada? Mas jangan ngaco ah ngomong nya! Adek gak suka!" Rutuk Sundari terlihat mulai kesal.
"Iya. Iya. mas cuma bercanda.. maaf ya.." ujar Atmaja sambil tersenyum-senyum.
"Kenapa senyum-senyum? Gak ada yang lucu ah!" Ujar Sundari berpura-pura kesal.
Atmaja lalu sudah menghabiskan nasi yang dihidangkan oleh Sundari untuk nya. Kemudian lelaki itu meletakkan piring bekas makan nya ke atas nakas di samping kasur.
Dan dalam sekejap, Atmaja telah membuat Sundari rebah di atas kasur. Dan lelaki itu lalu mengurung Sundari dari atas.
"Mas! Mau apa sih? Gantian juga ah. adek lapar mau makan..!" Ujar Sundari mencoba bangkit.
"Hmm.. kalau gitu, kamu makan Mas aja dulu gimana, Dek? Rasa Kang Mas lumayan enak lho.." ujar Atmaja sambil menekan kan tubuh bagian bawah nya ke tubuh Sundari.
Sundari paham dengan maksud sang suami. Dengan wajah tersipu-sipu, ia pun menyahut.
"Tapi Adek belum makan, Mas.."
"Sebentar aja.." jawab Atmaja.
Lelaki itu lalu tak membiarkan Sundari untuk menjawab lagi. Karena bibir ranum Sundari pun kemudian dipa gut nya dalam sekali terkaman.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Mom La - La
ho oh. benaran tuh. klw sakit gimana??
2023-02-15
1
khey
tadi aku baru aja bikin perkedel 😁😁
perkedel jagung tapi
2023-01-12
1
Lee
ka Mel ada apa? bnyak typo brtebaran..
2023-01-05
1