Bab 2: Panggil Mommy jangan tante

🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻

🌹✨💞✨🌹

Sepanjang perjalanan Naura terdiam, dia masih belum bisa percaya dengan apa di ketahui tentang Ayah.

Kini Naura sadar apa alasan Bunda selalu menghalangi nya untuk tau tentang Ayah, ternyata kenyataan yang pahit ini sudah di prediksi Bunda akan menghancurkan hati nya berkeping-keping.

"Aku membencimu, kau tidak pantas di sebut Ayah, kau pria jahat, kau iblis, aku membencimu sangat membencimu melebihi apapun yang ada di dunia," marah Naura mengingat penjelasan Mbok dari setiap foto yang di tanyakan.

7 jam kemudian.

Naura turun dari Bus menenteng tas.

"Huft," menghela nafas, melihat sekeliling Naura bingung harus berjalan kemana sekarang.

Membuka tas,mengecek dompet terdapat uang merah 1 lembar itu pun kasih Mbok.

"Di mana aku harus tinggal sekarang? aku tidak memiliki uang untuk menyewa kontrakan," bingung Naura memijit kepala mendadak terasa pusing memikirkan tempat tinggal.

Naura berjalan tanpa arah, tanpa tujuan jelas, kaki mulai merasa pegal. Berhenti sejenak berpikir mencari solusi,

Sekeliling jalan banyak kendaraan berlalu lalang, namun tidak ada dari satu kendaraan tersebut yang di hentikan Naura.

"Sebaiknya aku jalan saja, sayang kan uang di pakai untuk bayar ongkos mending di pakai buat makan," ucap Naura memutuskan berjalan kaki.

Dalam perjalanan, ada sebuah mobil berhenti tepat di samping nya. Naura menoleh mengarah pada kaca jendela belakang mobil.

Naura berniat mengetuk kaca jendela namun sudah lebih dulu terbuka. Di dalam terlihat sosok perempuan yang menatap nya intens dari ujung rambut hingga using kaki, di mana membuat Naura tidak nyaman dengan cara tatap wanita tersebut.

"Masuk lah," tawar perempuan tersebut tersenyum ramah.

"Tidak, terima kasih. Saya berjalan saja," tolak Naura tidak mengenal wanita yang mengajaknya ikut.

"Apa kamu tidak lelah berjalan sejak tadi?"

"Tidak, saya sudah biasa, jadi untuk jalan seperti ini bukan menjadi masalah besar."

"Oke, ini kartu nama saya jika perlu bantuan hubungi saya," menyodorkan selembar kartu kecil. Naura belum menerima, malah menatap tanya menautkan alis bingung.

"Saya tidak bermaksud jahat, sejak tiba tadi saya melihat mu seperti orang kebingungan kemana akan pergi, dan satu hal yang saya yakin saat ini keuangan mu sedang tidak baik-baik, maka dari itu saya ingin menawarkan mu pekerjaan, tapi jangan khawatir saya tidak memaksa mu bekerja, semua kembali padamu terima atau tidak," jelas nya mengerti melihat wajah bingung Naura dengan semua yang di lakukan, bagaimana juga dia orang baru bagi Naura.

"Pekerjaan? apa Ibu yakin? kita belum saling mengenal?" kaget Naura tidak percaya apa yang di dengar. Tidak menyangka masih ada orang baik kepadanya.

"Iya, kamu benar. Tapi dalam agama tidak mengajarkan kita berbuat baik pada orang yang di kenal saja, tapi juga pada orang yang tidak di kenal."

Naura terdiam, hati nya tersentuh. Sejak kepergian Bunda dia tidak pernah mendengar perkataan bijak yang menyentuh hati nya, hingga dia sangat merindukan Bunda.

"Nak, kamu kenapa? apa ada yang salah dengan perkataan saya?" tanya nya bingung melihat ekspresi sedih Naura.

Namun Naura masih terdiam dalam kenangan yang mengingatkan nya pada Bunda. Tanpa terasa butiran bening jatuh begitu saja di wajah cantik nya.

Melihat Naura menangis, wanita tersebut segera turun dari mobil mendekati Naura dan mengajak masuk.

Wanita tersebut tidak ingin orang yang melihat menjadi salah paham, karena semua tidak seperti yang di lihat.

"Nak, kamu kenapa? apa perkataan tante ada yang salah hingga membuat mu menangis?"

Naura menggeleng kepala. "Tidak, perkataan tante tidak ada yang salah, hanya saja Naura rindu sama Bunda."

"Emangnya Bunda kamu di mana?" tanya nya penasaran.

"Bunda telah pergi meninggalkan Naura selamanya."

"Maaf Tante tidak tau soal itu," ucap nya merasa bersalah membuat Naura sedih teringat akan Bunda nya yang telah tiada.

"Tidak, Tante tidak perlu meminta maaf ini bukan kesalahan Tante, Naura malah merasa bersyukur dapat bertemu Tante mendengar kata-kata yang sering Bunda katakan pada Naura," ungkap Naura jujur merindukan nasehat Bunda yang membuat nya banyak belajar.

"Lalu di mana Ayah mu? kenapa tidak bersama mu?"

Wajah Naura seketika berubah terlihat tidak senang mendengar nama itu.

Perubahan nya pun di lihat wanita tersebut merasa ada amarah besar di dalam diri.

"Sudah lupakan tidak perlu di jawab," ucap nya mengerti.

"Tidak Tante, saya akan menjawab. Saya tidak memiliki Ayah, sejak berada di dalam kandungan Bunda, Ayah saya sudah langsung tidak menginginkan saya, bahkan meminta Bunda mengugurkan kandungan nya," terang Naura dengan suara gemetar berusaha tangguh.

"Kasihan gadis ini, pasti hidup nya sangat berat," batin nya sedih menatap Naura.

"Kamu tinggal di mana? biar Tante antar?"

Naura menggeleng kepala. "Saya tidak memiliki tempat tinggal."

"Apa kamu memiliki keluarga di sini?"

"Tidak, saya hanya berdua bersama Bunda."

"Jadi kamu tidak memiliki siapapun lagi selain Bunda?"

"Iya," Naura mengangguk membenarkan itu.

Wanita tersebut tersenyum, menatap lekat Naura dan menggenggam tangan nya.

"Apa kamu mau jadi anak Tante?" tanya nya hati-hati.

"Maksud Tante apa?" kaget Naura menatap wanita tersebut.

"Tante ingin menjadikan mu anak. Selama ini Tante dan keluarga sangat menginginkan anak perempuan tapi tidak pernah di beri kesempatan, tapi setelah melihat mu hari ini hati Tante merasa damai," ungkap nya terus terang dengan perasaan yang di rasakan.

Naura terdiam menunduk, semua yang terjadi hari ini terasa mimpi baginya. Bagaimana tidak? baru pertama kali bertemu wanita tersebut sudah ingin mengangkat nya menjadi anak, apa itu tidak menjadi tanda tanya?

Wanita tersebut pun paham dengan diam nya Naura.

"Jangan takut, Tante tidak bermaksud jahat. Kita memang baru pertama bertemu, jadi wajar kalau kamu bimbang. Tapi percayalah apa yang di katakan Tante serius."

"Kenapa Naura yang Tante pilih? Tante belum mengenal Naura, bagaimana kalau Naura tidak seperti yang Tante pikirkan?"

"Tidak, Tante yakin bahkan sangat yakin kamu wanita yang baik."

"Terima kasih. Naura tidak menyangka masih ada orang yang menilai Naura baik," terharu nya senang.

"Sama-sama. Jadi bagaimana apa kamu mau menjadi anak angkat Tante?" tanya wanita tersebut lagi penuh harap Naura mengiyakan.

"Iya Naura mau," mengangguk setuju dan dengan spontan wanita tersebut langsung memeluk Naura bahagia.

"Terima kasih Nak, Tante janji tidak akan membuatmu merasa kekurangan dengan menjadi anak Tante."

"Tidak, seharusnya Naura yang bilang terima kasih karena Tante sudah mau menjadikan Naura anak, padahal kita baru sekali bertemu."

"Biar adil kita sama-sama saja bilang terima kasih. Dan mulai hari ini panggil Mommy Yuna jangan Tante."

"Iya Mommy," ucap Naura sedikit kaku.

"Kamu akan terbiasa dengan beriring nya waktu. Percayalah," yakin nya melihat kegugupan Naura dalam menyebut kata Mommy.

...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......

...✨____________ 🌼🌼_______________✨...

Terpopuler

Comments

🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧

🎤🎶 Erick Erlangga 🎶🎧

LG mantau ini Tante tulus ap ad maksud tertentu

2023-01-17

0

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

untung saja Naura langsung ketemu orang baik, dan semoga beneran baik. daripada Naura terlantar, dimanfaatkan orang jahat pulak

2023-01-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!