Sementara itu, di meja lain. Seorang wanita tampak kepanasan melihat kemessraan Queen dan Kenzzoo. Tatapannya sinis penuh dendam. Lelaki populer dan tampan seperti Kenzo, tentu saja banyak yang menyukainya. Namun, berbeda dengan perempuan ini, dia selalu menghalalkan ssegala cara untuk bisa mendapatkan hati Kenzo. Tak peduli jika dia harus merugikan orang lain, apalagi orang terdekatnya. Cinta telah membutakan dirinya.
“Tunggu aja, Queen. Gue akan segera merebut Kenzo. Nggak ada satu pun yang bisa milikin dia, termasuk lo sekali pun. Cih!” umpat seorang perempuan sambil mengaduk-aduk meinumannya.
Tak hanya itu, tingkah Queen dan Kenzo ternyata juga menarik perhatian seorang lelaki yang tak lain adalah Kevin. Dari kejauhan, dia menatap calang pasangan yang sedang bermanja mesra itu, antara rasa benci atau cemburu dia pun tak tahu. Namun, Kevin menepis rasa itu, dia hanya menganggap itu hanyalah rasa jijik yang semakin mesebaL mengganggu penglihatannya.
Tangan kekar Kevin dengan kuat menggenggam gelas minumannya yang terletak di meja seolah menjadi pelampiasan kekesalannya. Bahkan dia juga sangat kesal terhadap dirinya sendiri, tak seharusnya dia memiliki perasaan cemburu terhadap wanita itu. Baginya itu hal yang sudah tidak wajar.
Akan tetapi, kejadian malam itu mampu mengubah apa pun, Kevin yang tadinya susah untuk mendekat dengan wanita. Kini malah mempunyai rasa yang bahkan aneh baginya.
“Santai, Bro! Kasihan tuh gelas, nggak salah malah kamu siksa!” Ucap Jack yang duduk di depan Kevin.
Sedari tadi, Jack juga tak berhenti memerhatikan sahabatnya itu. Gerak-geriknya memang tak biasa, bahkan Jack tidak pernah melihat Kevin cemburu terhadap wanita karena selama ini dia sama sekali belum pernah menjalin hubungan dengan gadis di kampus tersebut.
“Rebut, Bro! Masa kalah sama cowok urakan kaya dia, sih.”
“Diem, jangan banyak omong kalau nggak mau gelas ini melayang ke tuh muka!” timpal Kevin dengan nada datar dan pandangan masih terfokus pada Queen.
“Santai dong, santai! Eh, tapi sebenarnya lo tuh udah menang dari dia tau. Tuh cewek udah jadi milik lo, Bro! Lo unboxing barang yang masih terbungkus rapi, iya kan?” tanya Jack yang sebenarnya memancing pertanyaan tentang keperawanan Queen.
Mendengar kalimat yang Jack ucapkan, Kevin langsusng menatap tajam sebagai isyarat menyuruhnya untuk diam dan tak banyak bicara.
“Gue heran sama diri gue sendiri deh, kenapa ya gue bisa temenan sama manusia anyep kaya lo. Diajak ngomog irit kata, sekalinya ngomong bikin darting.”
Kevin mengembuskan napas kasar dan segera beranjak dari meja tersebut. Kursi yang ia duduki pun ikut menjadi sasaran tendangan olehnya.
“Eh, mau ke mana lo, main kabur aja.” Jack pun gegas mengikuti Kevin dari belakang.
Secara tiba-tiba seorang lelaki tak sengaja menabrak Kevin. Kebetulan kejadian tersebut tepat di dekat meja Queen dan Kenzo. Tentu saja dua orang itu mengalihkan perhatiannya.
“Lo nggak punya mata? minggir!” ucap Kevin dengan menahan emosi.
“Lo yang jalan nggak lihat, kok gue yang disalahin,” timpal pria tersebut membela diri.
Queen melihat perdebatan tersebut, dia melihat ke arah Kevin. Merasa diperhatikan seseorang, bola mata lelaki itu langsung membalas tatapan Queen tak berkedip. Tatapan tajam yang dilemparkan Kevin terhadap Queen seolah membuat wanita itu bertanya-tanya.
Gejolak rasa timbul begitu saja di hati Kevin, sedetik pun dia tidak akan pernah bisa melupkan kejadian malam itu dengan Queen.
Rasa amarah an tidak suka Queen berdekatan dengan Kenzo membuat dirinya merasa kesal karena tidak bisa berbuat apa-apa, mengingat dia bukan siapa-siapa, bahkan Queen pun tak mengingat kejadian malam itu. Kevin hanya ebagai pelarian dan pelampiasan sesaat diluar kesadarannya.
“Wow, ternyata King Ice songong juga, ya!” Ledek Kenzo dengan senyuman sinisnya.
Kevin sama sekali tak menghiraukan perkataann Kenzo, selama dia tak menyenggol atau menantangnya, dia tidak akan menanggapi hal sepele tersebut.
Tiga jam telah berlalu, kelas pun sudah usai. Kenzo berencana mengaajak Queen ke suatu tempat karena dia masih meerindukan kekasihnya itu setelah tiga hari tak bertemu.
“Mau ke mana, sih?” tanya Queen seraya menutup pintu mobil setelah dia duduk di samping kemudi.
“Ada deh, kamu pasti suka. I miss you so much, Honey!”
“Really?” goda Queen seraya mencubit manja hidung Kenzo.
Kenzo mendekatkan wajahnya, rasa rindu yang menggelora bahkan tak mampu lagi dpendamnya, bibir lelaki tersebut tanpa permisi mengecup lembut bibir Queen. Wanita itu bahkan menikmatinya. Keduanya saling melepas kerinduan, tak peduli sekali pun jika mereka sedang di tempat umum, yang mereka tahu parkiran itu masih sepi dan hanya beberapa orang yang lalu lalang.
Saat gejolak napsu semakin tinggi, tautan bibir keduanya semakin panas berperang, Kenzo pun tak tinggal dia juga menyusuri leher jenjang Queen.
“Sialan! Kenapa di mana-mana ada mereka!” umpat Kevin yang tidak sengaja melihat adegan panas tersebut melalui kaca mobil depan saat dia hendak menyalakan mesin mobilnya. kebetulan mereka berada di tempat parkir yang saling berhadapan.
Kevin lantas memukul setir, lalu segera pergi dari tempat tersebut. Dia membanting setirnya untuk segera keluar dari tempat parkir tersebut.
Tak lama, ponselnya berdering, dia pun mengangkatnya dan menepi di jalan untuk beberapa saat. Saat dia mulai menancapkan gasnya lagi, tiba-tiba dari belakang mobil sport hitam menyalipnya. Kevin yang menyadari mobil itu dikendarai oleh Kenzo, entah kenapa dia malah terggerak mengikuti merreka. Rasa penasarannya begitu tinggi. Dalam hatinya seolah tak rela jika Queen pergi bersama lelaki itu.
Pada akhirnya, kedua mobil itu melaju kencanh di jalanan yang cukup sepi, bukan lagi memasuki area kota. Keduanya saling menyalip. Namun Kenzo tak tahu jika mobil merah sport tersebut milik Kevin.
“Baby, pelan-pelan dong, jangan kebut-kebutan, aku takut tau!”
“Maaf Honey, sepertinya memang ada yang sengaja mengikuti kita. Attau .... mungkin dia memang mau main-main denganku,” Kenzo terlihat sesekaali melirik ke arah spion dan mengawasi gerak gerik mobil di belakangnya.
“Sudahlah, nggak uusah diladenin, biarin aja, anggep orang yang kuraang kerjaa, toh kita juga nggak kenal,” tutur Queen serasa menggenggam tangan lelaki itu.
Akhirnya, Kenzo pun mengabaikan mobil Kevin yang masih mengikutinya. Naamun, dia sangat menjaga jarak agar dirinya tak ketahuaan ole Kenzo maupun Qeen.
Kenzo dan Queen menuju ke salah satu pantai di mana ada sebuah tebing tinggi di tepinya. Setelah Kenzo keluar dari mobilnya, dia pun membukakan pintu untuk Queen dan menggandeng tangan wanita itu.
“Bagus banget, udaranya sejuk. Aku suka banget, Honey. Terima kasih sudah mengajakku ke sini.”
“Sama-sama, Baby.” Kenzo mengulas senyuman termanisnya pada wanita yang sangat ia cintai itu.
Kenzo menuntunn Queen naiik ke tebing untuk melihat pemandangan laut yang begitu indah. Dari bawah, Kevin pun bisa menyakssikan keberadaann mereka walaupun hanya tampak seperti makhluk kecil.
Pasangan kekasih itu menikmati kebersamaan dan mengghabiskan waktu dengan memadu kasih, taak banyak pengunjug sehingga mereka bebas melakukan apa pun. Kenzo dan Queen dududk di sebuah kursi panjang yang tersedia di sana, tepat di bawah pohon rindang yang begitu menyejukkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments