Kamu Cemburu?

Tiga hari berlalu pasca kejadian malam itu, Queen memang memutuskan beristiraat total di rumah Elena. Bahkan dia sama sekali tak menyalakan ponselnya. Dia hanya ingin ketenngan dan jauh dari gangguan apa pun. Termasuk kekasihnya, dia memang sama sekali belum siap jika Kenzo menanyai segala pertanyaan yangakan dijawabnya.

Pagi ini, dia berecana masuk kuliah setelah memantapkan niatnya. Seperti biasa, tampilan dengan gaya feminim sepadan dengan rambutnya yang panjang bergelombang. Langkahnya agggun bak model, badannya yang tinggi semampai membuat setiap mata yang melihat akan tertarik padanya.

Kaki jenjang Queen melangkah memasuki halaman kampus nan luas dan rapi. Dia mendekap beberapa buku sembari mengabsen setiap orang yang ditemuinya. Sesekali menyapa jika dia mengenalnya.

Tiba-tiba, ponselnya berdenting tanda pesan masuk. Sambil berjalan, Queen fokus membalas pesan dari sahabatnya yang menanyakan dirinya. Pagi tadi Queen memang menyuruh Elena untuk berangakt terlebih dahulu dan dia akan menyusul.

Tiba-tiba saja, tanpa sengaja dia bertabrakan dengan seorang lelaki berbadan tegap hingga buku yang dibawanya berserakan di tanah.

“Sorry!” Queen kemudian berjongkok dan segera merapikan bukunya.

Akan tetapi, ada sepasang tangan yang juga ikut membantunya mengumpulkan lembaran demi lembaran yang ikut tercecer. Tangan kekar tersebut tak sengaja bersentuhan dengan tangan Queen saat mengambil barang yang sama.

Kedua pasang mata saling memandang, lelaki yang bertabrakan dengannya tersebut tak lain adalah Kevin. Untuk beberapa detik, bola mata mereka saling menata tanapa berkedip. Dalam hati Queen, dia merasa heran jika lelaki yang di hadapannya itu adalah lelaki yang terkenal dingin. Sedngkan Kevin, dia masih bergelut dengan banyak ingatan di kepalanya.

“Gila, si King Ice peduli amat. Tumben mau nolongin orang,” ucap seorang mahasiswi yang tengah bergerombol tak jauh dari mereka.

“Eh, bentar-bentar, itu kayaknya Queen deh, wah momen langka nih!” Sahut salah satu temannya.

Hal tersebut tentu saja menjadi pusat perhatian beberapa mahasiswa yang melihatnya.

“Tuh, tuh lihat! Kayaknya bakalan ada drama nih, si Kenzo dateng!" celetuk seorang perempuan dengan rambut pirang sambil mengeluarkan ponselnya untuk merekam momen tersebut.

Tanpa mengucap satu kata pun, Kenzo langsung menarik tangan wanitanya yang masih sibuk dengan barang-barangnya untuk emngajaknya pergi. Queen yang tak menyadari kedatangan Kenzo pun cukup terkejut. Namuun, wanita ituhanya menurut untuk meninggalkan Kevin.

Kenzo melempar tatapan tajam pada Kevin, lelaki itu pun juga tak segan membalasnya.

“Sayang, kenapa kamu nggak kasih kabar sama sekali dari kemarin, hah? Kata Elena kamu sakit, harusnya kamu bilang dong, kenapa kamu menghindar dariku? Dan tadi apa? Kenapa kamu bisa sama tuh cowok?” Kenzo mencecar Queen dengan pertanyaan yang membuatnya pusing.

“Nanti aku jelasin semuaanya, ya, aku buru-buru, kelas udah mau mula, Sayang, bye!” Queen mencium kila pipi Kenzo dan meninggalkan lelaki itu begitu saja.

“Sial! Baru juga ketemu udah pergi lagi!” Gumam Kenzo. “Tadi, kenapa Queen bisa sama Kevin, ya?”

Kenzo masih berdiri mematung melihat kepergia Queen. Ada rasa cemburu melihat kekasihnya bersama dengan lelaki lain, apalagi lelaki itu juga sangat populer di kampus ini, meskipun berbeda sifat dan kararkter.

Di dalam kelas, Elena menyaambut hangat sahabatnya yang baru saja datang. Akan tetapi, belum lama mereka berbincang dengan keseruan masing-masing, dosen datang emmasuki kelas tersebut. Terpaksa keduanya harus menunda obrolan hingga kelas berakhir nanti.

Dua jam kemudian, mata kuliah sudah selesai. Elena dan Queen segera keluar dari kelas sambil melanjutkan obrolan yang sempat tertunda. Ternyata, Kenzo sudah menunggunya di  depan ruang. Lelaki itu berdiri melihat kedua wanita yang tengah berjalan ke arahnya.

“Hai, Sayang!” Sapa Queen pada Kenzo.

“Sudah nggak ada kelas, kan?” tanya Kenzo sambil meraih tangaan Queen untuk digenggamnya.

“Ada, tapi masih satu jam lagi. Mau ajak ke mana sih?”

“Kamu punya hutang, Baby. Pertaanyaanku tadi pagi satu pun beluum ada yang kaamu jawab. Jadi, jelaskan sekarang.”

 

“Iya, iya.” Queen menjawab dengan pasrah.

Tatapan mata Kenzo mengarah pada Elena yang masih berdiri di antara mereka. Padahal, Kenzo hanya ingin bicara berdua dengan kekasihnya itu.

“Bisa kita bicara berdua aja?” Tutur Kenzo memberi isyarat agar Elena pergi dari mereka.

“Yah, gue nggak diajak nih?” Elena berata sambil mengerucutkan bibirnya.

“Sorry, El. Kayaknya Kenzo kangen deh sama gue,” ucap Queen seraya melempar tawa.

“Iya, iya, ya udah sana deh. Dasar kalau udah ketemu, dunia serasa milik berdua, ya! Temen dilupain.”

Queen pun terawa melihat sahabatnya yang bersikap melas, statusnya yang jomlo membuat seorang Elena resah melihat Queen bersama kekasihnya iu. Ada rasa iri berkecamuk dalam hati.

Kenzo dan Queen pun kini berjalan beriringan, tangan lelaki itu melingkar di pinggan wanitanya. Mereka menuju kantin untuk sekedar minum dan mengobrol.

“So,answer my question!” Ucap Kenzo setelah meneguk soft drink yang dipesannya.

“Oke, jadi gini. Kemarin kan, aku nggak enak badan, terus aku di rumah Om Fredly, Sayang. HP aku mati, dan charger Om tuh beda sama punyaku. Jadi aku nggak bisa hubungin kamu, maaf ya.”

“Sakit apa? Apa sekarang masih sakit?”

“Sakit ....” Queen tidak melanjutkan kata-katanya, ingatannya langsung berputar pada raga dan jiwanya yang terus merasakan dampak kejadian malam itu.

Ada rasa bersalah pada Kenzo. Dia merasa sudah mengkhianati kekasihnya walaupun hal itu tidak disengaja dan tanpa kesadaran.

“Kenapa malah bengong?”

“Ah, sorry. Aku sakit perut, Sayang. Kepala juga pusing, lagi datang bulan soalnyaa. Jadi badaan lemes banget,” kilah Queen menutupi.

“Oh, but next time jangan diulangin lagi ya, aku nggak suka. Apasalahnya sih ngeluangin waktu lima detik buat kasih kabar, aku khawatir banget tau!”

“Uuu so sweet banget sih pacar aku ini!” Queen bergelayut manja di lengan lelaki itu.

“Eits, satu lagi pertanyaan yang beelum kamu jawabb.”

“Apa?”

“Soal lelaki Es tadi, kenapa kmau bisa barengan sama dia, hah?” Kenzo menegakkan tubuhnya  dan menatap mata Queen intens.

“Honey, kamu cemburu?” Tanya Queen menggoda.

“Ya, tentu saja aku cemburu, kamu pikir aa lelaki yang mau pacarnya deket dengan cowok lain?” Kenzo mengernyitkan dahinya karena heran dengan pertanyaan yang dilontakan oleh Queen.

“Jangan marah dong, jelek tau!” Jawabnya sambil memanyunkan bibir karena melihat reaksi Kenzo.

 “Sebenarnyaa tadi tuh aku ngga sengaja tabrakan sama dia, terus dia bnatuin aku ngambil bukuku yang jatuh, Sayang. Udah itu aja.”

“Yakin?

“Iyalah, memangnya kamu kira kita ngapain? Lagian cowok kulkas kaya dia, aku rasa nggak ada cewek yang mau deket.”

“Hahaha, bisa aja kamu ngeyakinin aku. Tapi emang bener sih, kalau dibanding aaku pasti jauh beda, kan!”

“Tentulah, Sayang! Pacarku ini paling ganteng, romantis, terus perhatian lagi. Makin cinta deh!”

Keduanya pun tampak bercanda gurau dan bermesraan di meja sudut kantin. Meskipun ramai mahsiswa yang sedang berada di sana, tetapi mereka tidak peduli. Bahkan, seluruh kampus juga tau hubngan mereka, tak sungkan mengumbar kemesraan dii kalyaak umum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!