Sudah sebulan sejak kepulangan Ella ke Indonesia, gadis cantik itu melangkahkan kakinya dengan rasa senang menuju gerbang kampus. Tiba-tiba dari belakang dua orang wanita berteriak memanggil namanya.
"Ella!! " teriak mereka bersamaan.
Ella menoleh, dan memutar matanya malas. Entah kenapa dia sedang tidak ingin bertemu seseorang. Apalagi dengan dua wanita itu, siapa lagi kalau bukan Nabila dan Teri, teman Sekolah Menengah Pertamanya yang sangat berisik. Lebih berisik darinya, Ella menunggu mereka sampai mendekat.
"Ella kau mau kemana? " tanya Nabila dengan heboh.
"Kalau kau tidak sibuk, bagaimana kalau kita ke kafe. Kami mau mentraktirmu." ajak Teri sama antusiasnya.
"Maaf, aku tidak bisa. Hari ini sahabatku pulang dari Amerika. Aku harus menjemputnya." tolak Ella.
Nabila dan Teri merasa kecewa, padahal hari ini mereka berniat mentraktir Ella. Karena memang dari dulu Ella sering berbuat baik dengan mereka. Kini giliran mereka yang ingin membalas kebaikan Ella.
Melihat wajah Nabila dan Teri yang cemberut, Ella merasa tak tega. Tapi dia tidak punya waktu untuk meladeni mereka. Bisa-bisa dia telat datang ke bandara dan takut membuat Deca kecewa. Akhirnya Ella menerima tawarannya.
"Baiklah. Sekitar satu jam lagi kita ketemu di kafe. Aku akan ajak sahabatku kesana" ujar Ella.
"Setuju!! " seru Nabila dan Teri bersamaan. Wajah mereka terukir senyum senang.
Ella segera masuk ke mobil yang sudah berhenti di depannya. Dia berpamitan pada Nabila dan Teri lebih dulu dan segera menuju bandara.
^
Ella sudah sampai di bandara dan segera berlari masuk menuju bagian kedatangan dari luar negeri. Ella celingak-celinguk berharap menemukan Deca diantara rombongan orang yang baru saja keluar.
Seketika senyum Ella merekah saat melihat Deca diantara kerumunan itu. Ella segera berteriak dan melambaikan tangannya dengan cepat ke arah Deca.
Deca melihat Ella memanggilnya segera mendekat. Mereka berdua saling berpelukan melepas rasa rindu. "Aku merindukanmu, Ca" seru Ella melepas pelukannya.
"Aku juga El, ayo kita pulang." ajak Deca.
"Ca, aku ingin mengajakmu ke kafe. Aku ada janji bertemu dengan teman kampusku. Kau mau kan? " pinta Ella sambil mengatupkan tangan berharap Deca mau ikut.
Deca terdiam untuk berpikir, lalu dia tersenyum dan menerima tawaran Ella. Akhirnya mereka segera berangkat menuju kafe yang sudah ditentukan.
Kafe Calista
Ella dan Deca baru saja sampai, mereka segera masuk dan mencari keberadaan Nabila dan Teri. Saat melihat Ella masuk, Nabila segera melambai dan berteriak dengan heboh kearahnya.
"Ella, disini!!! " seru Nabila keras.
Gadis berpenampilan cetar itu telah mengalihkan pandangan semua orang padanya. Membuat Ella menunduk menahan malu.
"Astaga, bisakah dia tidak berteriak sekeras itu. Bikin malu saja" gumam Ella yang masih bisa didengar oleh Deca.
Saat mereka sampai di tempat Nabila dan Teri, Ella dan Deca duduk saling berdekatan. Begitupun dengan Nabila dan Teri yang duduk didepan mereka.
"Hai, Nona. Apa kau sahabatnya Ella yang dari Amerika itu?" tanya Teri sopan.
"Iya, Aku Deca Felista." jawab Deca.
"Aku Teri dan dia Nabila. Senang bertemu denganmu Deca" seru Teri dengan tersenyum.
"Iya, aku juga senang bertemu denganmu" timpal Nabila dengan heboh.
Ella menghela nafas melihat tingkah Nabila. Temannya itu benar-benar berisik.
"Iya, aku juga senang bertemu dengan kalian" balas Deca tersenyum ramah.
Kemudian seorang pelayan datang menghampiri mereka untuk memberi buku menu makanan. Akhirnya mereka menghentikan obrolan dan segera memesan makanan. Setelah mencatat semua pesanan mereka, pelayan itu pergi. Mereka kembali melanjutkan obrolan dengan senang. Deca juga merasa nyaman dengan sikap Nabila dan Teri. Bagaimanapun juga dia akan kuliah di kampus yang sama dengan mereka dan Ella. Jadi tidak salahnya berteman dengan mereka.
Tak menunggu waktu lama, makanan sudah tersaji di meja. Dengan cepat Nabila mengambil makanan dan melahapnya.
"Kalau makan hati-hati. Berat badanmu sudah kelewat normal Bil," tegur Teri menggelengkan kepala.
"Hehe, maaf. Nanti aku rencana diet deh. " ucap Nabila terkekeh dan kembali melanjutkan makannya.
Ella sibuk mencari saos tomat di meja itu. Tapi tidak ada. Kemudian dia berdiri berencana pergi ke kasir meminta saos tomat.
"Kau mau kemana? " tanya Deca.
"Mau ambil saos sebentar. Tunggu ya" ucap Ella segera berjalan pergi.
Saat sampai kasir, Ella meminta pelayan mengambilkan saos tomat untuknya. Setelah mendapatkannya Ella berjalan kembali ke arah teman-temannya.
Tapi dari arah samping Ella tiba-tiba melihat seorang pelayan hampir terjatuh sontak Ella mengalihkan pandangannya dan tanpa sengaja menabrak seseorang. Tubuh Ella hampir terhuyung ke samping tapi dengan cepat seseorang menarik lengannya. Hingga Ella dan orang itu saling beradu pandang satu sama lain. Ternyata orang yang ditabrak Ella adalah Dylan.
Ella segera menepis pelan tangan Dylan dan menundukkan wajahnya. "Maaf, aku tidak sengaja menabrakmu."
"Tidak apa-apa." Dylan masih melihat Ella dengan tatapan dalam. Namun dia merasakan bajunya basah dan langsung melihatnya. Ada noda saos di kemeja birunya akibat tabrakan tadi.
Dylan segera mengambil tisu di meja samping dan mengusapnya pelan. Ella melirik laki-laki itu yang sedang berusaha membersihkan noda saos akibat ulahnya. Ella semakin bersalah karena telah membuat baju laki-laki itu kotor. Ini semua gara-gara saos tomatnya.
Ella mengambil tisu juga dan ikut membantu membersihkan kemejanya. "Tuan saya bantu. Oh Astaga, sepertinya ini sulit dihilangkan. Bagaimana ini"
Ella mendongak menatap Dylan dengan merasa tak enak hati. Mereka beradu pandang kembali, tapi Dylan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia juga menjauhkan tubuhnya dari Ella.
Tanpa membalas perkataan Ella, Dylan berjalan pergi begitu saja. Ella semakin bingung dengan sikap laki-laki itu. Bukannya menjawab dia malah pergi begitu saja. Apa mulutnya terbuat dari gembok. Sulit sekali membuka mulut untuk menjawab.
Ella tidak menyerah dia mengikuti arah laki-laki itu pergi, hingga sampai di parkiran mobil. Dylan membuka pintu mobilnya dan mengambil jas kerjanya. Dia mau memakainya tapi tiba-tiba Ella sudah berdiri disampingnya dengan nafas ngos-ngosan. Sepertinya gadis itu habis mengejarnya dari dalam kafe.
"Hosh ..Hosh...Tuan, berikan kartu namamu. Aku akan mengganti kemejamu. Tolong berikan! " Ella mengadahkah tangan pada Dylan dengan nafas naik turun.
Dylan hanya melihatnya dan menatapnya dengan wajah datar. Ella merasa aneh dilihat seperti itu dan menundukkan wajahnya. 'Kenapa dia melihatku seperti itu. Laki-laki aneh' gumamnya dalam hati.
"Tidak usah, " tolak Dylan. Dia mulai naik ke mobil dan menutup pintu. Dylan segera menghidupkan mesin mobilnya, sekilas dia melirik ke arah Ella.
Ella memundurkan tubuhnya supaya mobil laki-laki itu bisa pergi. Ella terus melihat mobil itu keluar dari kafe dan menghilang dari sana.
"Saat bertemu lagi, aku akan ganti kemejanya" gumam Ella, dia kembali ke dalam untuk bergabung dengan teman-temannya.
Bsb............
.
.
.
.
Jgn lupa vote, like, koment... 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
fia okta
bagus
2020-12-08
0
Yuyum Sumiati
Owh...muda mudi yg akan mulai bercerita cinta... Ella dan dylan... Sepertinya aku suka 💕💕
2020-11-01
0
almaidah ayu
kayakx seru dheeee,....
2020-11-01
0