Rumah minimalis berwarna putih kebiruan itu, tempat dimana Ella tinggal di Amerika seorang diri. Ella memang gadis sederhana, tapi dia juga pintar dalam mengelola keuangan di negara paman sam itu. Ella menolak fasilitas mewah yang ditawarkan Papanya. Bahkan memilih tempat yang cukup kecil untuk dia tinggal. Ella akan meminta sesuatu pada orang tuanya jika benar-benar mendesak. Semua teman-temannya tidak tahu kalau Ella dari keluarga kaya di Indonesia, karena memang Ella meminta Papanya untuk merahasiakan hal itu di kampus. Dia tidak mau di sukai seseorang hanya karena statusnya.
Tok tok tok
Ella mendengar pintu diketuk dari luar, ya hari itu Ella sedang libur kuliah dan tidak mau pergi kemana-mana. Karena bulan depan Ella harus pergi dari tempat itu kembali ke negara asalnya.
Dengan berjalan cepat Ella sampai di pintu dan membukanya. Dia tersenyum senang saat melihat Deca sahabatnya berdiri didepannya.
"Ca, aku senang kau kemari!! " seru Ella segera memeluk sahabatnya itu.
"Aku tahu kau kesepian, karena itu aku kemari. Boleh aku masuk?" pinta Deca.
"Tentu. Masuklah" ajak Ella.
Ella menutup pintu dan mengajak Deca masuk ke kamarnya. Ya seperti yang sebelumnya dia lakukan, dia selalu menghabiskan waktu liburannya bersama Deca.
Mereka sibuk mengobrol sampai lupa waktu. Hari semakin sore dan Deca berpamitan pulang. Sebelumnya Deca memberitahu kalau dirinya tidak bisa pulang bersama ke Indonesia karena dia harus menunggu dua bulan lagi untuk menyelesaikan urusannya di kampus.
~~
Satu bulan kemudian,
Rey, Zola dan Shela sedang duduk menunggu di bandara. Apa lagi kalau bukan untuk menjemput Putri satu-satunya yang akan pulang beberapa menit lagi. Zola tidak sabar ingin melihat dan memeluk Ella dan memberinya banyak ciuman rindu.
"Kenapa anak itu lama sekali. Rey, katanya sebentar lagi dia sampai, ini sudah 30 menit kita menunggu" keluh Zola celingak-celinguk melihat arah pintu kedatangan dari luar negeri.
Rey menutup ponselnya dan berdiri disamping Zola. "Dia akan segera pulang, sudah tunggu saja disini"
"Iya Zola, keponakanku pasti sedang perjalanan kemari. Kau jangan khawatir." timpal Shela ikut menenangkan.
Zola mengikuti saran mereka dan kembali duduk, dia berharap segera bertemu putrinya.
Di dalam kabin, Ella terlihat berjalan keluar menuju pintu untuk keluar dari pesawat yang baru saja landing. Ella membuat beberapa penumpang dan awak pesawat fokus memperhatikannya. Ella terlihat cantik dengan balutan cardigan putih dan memakai rok pendek selutut. Rambut kecoklatannya diikat cepol ke belakang dengan memakai kacamata hitam. Ella terbilang gadis yang selalu bisa menarik perhatian orang-orang disekitarnya karena penampilannya yang simpel tapi tetap anggun.
Ella berjalan masuk kedalam bandara untuk melakukan check out. Setelah mengambil koper miliknya, Ella berjalan menuju ruang tunggu diperuntukkan bagi para penjemput, dia ingin bertemu Mama dan juga Papanya yang sudah 2 tahun tak pernah bertemu. Karena selama ini Ella menghubungi mereka hanya lewat video call. Ella selalu menolak untuk pulang ataupun mengijinkan keluarganya berkunjung. Dia tidak mau menjadi anak manja dan terus merepotkan kedua orang tuanya. Ella merasa kacau saat bertemu orang tuanya, dan selalu merasa ingin pulang saja dan meninggalkan kuliahnya. Karena itu Ella tidak mau kuliahnya berantakan dan memutuskan meminimalkan pertemuannya dengan keluarga. Walaupun setiap hari Ella selalu menahan rasa rindunya itu.
Saat keluar pintu, Ella langsung melihat kedua orang tuanya dan Bibinya Shela duduk di kursi tunggu. Dia tersenyum senang dan segera menghampiri mereka. Suara sepatu dan roda di kopernya terdengar cepat mengikuti langkah kaki mungilnya yang sudah tak sabar bertemu keluarganya.
"Mama, Papa!! " teriak Ella melambai pada mereka.
Mereka kompak menoleh ke arah suara dan melihat Ella berjalan cepat mendekat. Zola tersenyum bahagia dan berdiri. Saat sudah sampai, Ella langsung memeluk Mamanya sangat erat begitupun dengan Zola. Dia tidak kuasa menahan tangisnya karena rasa rindunya telah terobati.
"Sayang, bagaimana kabarmu? " tanya Zola melepas pelukan dan menatap sendu ke wajah putrinya.
"Ella baik Ma, Ella sangat merindukan Mama dan Papa" seru Ella ikut menangis juga.
"Astaga, kenapa kalian berdua malah menangis. Ella kau tidak mau memeluk Papamu?" ucap Rey pura-pura kesal.
Ella tertawa dan langsung menghambur memeluk papanya. Dia berulang kali mencium aroma khas laki-laki yang sangat dia kagumi itu. Rey mencium kening dan pipi Ella dengan penuh rasa sayang. Dia merindukan saat-saat memanjakan Putri kecilnya itu yang sekarang sudah beranjak dewasa.
Setelah puas melepas rindu pada kedua orang tuanya, Ella menyapa Bibinya Shela yang ikut menjemputnya. Dia memeluk Shela dan melepas pelukannya. "Bibi sekarang gemukkan ya, apa mau nambah lagi?" goda Ella tersenyum jahil.
"Kau ini, berat badan Bibi memang naik. Tapi bukan berarti bibi hamil lagi. Sikapmu tidak jauh berbeda dengan Papamu!" seru Shela mengerucutkan bibirnya.
Ella, Zola dan Rey tertawa bersama melihat Shela cemberut. Adik Rey satu itu memang dulunya jahil padanya, dan sekarang giliran anaknya yang menjahili adiknya itu. Rasanya semua rasa kesalnya saat dulu akan dibalas oleh anak-anaknya nanti.
Rey segera mengajak mereka semua kembali ke rumah. Karena setelah mengantar mereka, Rey akan kembali ke kantor.
^
Ella sedang menata barang-barangnya di lemari kamarnya. Setelah selesai dia berbaring di tempat tidur dan menatap seluruh isi kamarnya. Ella senang karena kamarnya masih sama seperti saat dia tinggalkan 2 tahun lalu. Tiba-tiba ponsel miliknya berbunyi, Ella segera mengambilnya dan membuka isi pesan seseorang.
Kau sudah sampai? ~ Adam
Ella mulai menyentuh huruf alphabet di ponsel untuk membalas pesan Adam.
Sudah ~ Ella
Jangan lupa makan, ~ Adam
Iya ~ Ella
Nanti malam aku akan menelfonmu. Hari ini aku sedikit sibuk. Maaf ya, ~ Adam
Tidak apa-apa ~ Ella
Ella melempar ponselnya ke tempat tidur dengan asal. Bunyi ponselnya berdering lagi, tapi Ella mengacuhkannya, dia tahu itu pasti balasan dari Adam, kekasihnya di Amerika.
Ella dan Adam sudah menjalin hubungan selama satu setengah tahun. Tapi Adam selalu sibuk dengan pekerjaan bisnisnya disana. Ella terpaut 5 tahun dengan Adam. Karena dari dulu Ella menyukai laki-laki yang lebih dewasa seperti Papanya. Tapi selama dia berada di Amerika, Ella jarang bertemu dengan Adam. Kekasihnya itu selalu mementingkan pekerjaannya. Ella berusaha mengerti, sampai saat ini pun Ella masih bersabar. Karena dia memang mencintai Adam sampai sekarang.
Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Ella segera berjalan menuju pintu untuk membukanya.
"Kakak!! " teriak Hazel dengan hebohnya.
Adik laki-lakinya itu baru saja pulang dari sekolah terlihat dengan seragam miliknya yang masih melekat di tubuh. Hazel langsung memeluk kakaknya dengan senang.
"Hazel, kau bau keringat, cepat ganti pakaianmu dan mandilah." perintah Ella.
"Iya, Kakak bawel sama seperti Mama. Oh ya kak, apa Kak Adam juga ikut kesini? " tanya Hazel.
"Tidak, dia masih di Amerika" jawab Ella.
"Yah, padahal aku sangat ingin bertemu calon kakak iparku." keluh Hazel kecewa.
"Lain kali saja, cepat kau mandi sana. Kakak sama Mama mau membuat cemilan dibawah." ucap Ella dengan mendorong tubuh adiknya yang besar itu untuk masuk kedalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Ella. Ella segera menutup pintu dan tersenyum melihat tingkah adik kesayangannya itu. Lalu dia berjalan kebawah untuk membantu Mamanya memasak.
BSB..............
-----------------------------------------------
Kalau suka novel Nana, minta dukungannya ya guys ...
Dengan cara VOTE, LIKE dan KOMENT... Xie xie, 😘😘
~Cast pemain pendukung~
(Hanya Visual)
Hazel Revano Winjaya
Giorgio Abraham Barrington
Austin Gloria Deminic
Mia Sarada Lanberg
Selena Duxces
James Vicky Welson
Nabila Nasution
Teri Serline Dewany
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Lilis Wati
visual nya gio sama hazel tertukarkah..knp gio lebih cool n ganteng☺️
2021-04-25
0
🌼 Pisces Boy's 🦋
keren
2020-10-11
1
Cha_cha"🐾
Wooouuuuww si gio nyaa... Aanjiiiiiirrrrrr bikin mata benderang.... 😂😂😂😂😂
2020-10-10
1