Devan terkejut saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut lelaki yang ada di depannya, biasanya orang akan bertanya mengenai identitasnya dulu. Akan tetapi, ternyata yang ini beda dari yang lain.
"Saya, saya hanya penasaran saja kenapa wanita itu memberi penawaran pada saya!"
Yah, Devan memilih untuk menjawab dengan jujur. Dia sepertinya tau kalau lelaki yang ada di hadapannya bukan orang sembarangan.
"Tunggu di sini!"
Justin bangkit dan berlalu keluar dari ruangannya meninggalkan Devan yang sedang dilanda kebingungan. Bagaimana tidak, Justin benar-benar minim bicara dan membuatnya terheran-heran.
Justin yang sudah berada di depan ruangan Amora mengetuk pintu dan meminta izin untuk masuk, dia lalu membuka pintu itu setelah mendengar jawaban dari Nonanya.
"Nona, lelaki itu sudah datang!"
Amora yang sedang sibuk dengan laptopnya mendongakkan kepala. "di mana?"
"Dia ada di ruangan saya, apa Nona mau menyuruhnya ke sini?"
Amora mengangguk membuat Justin kembali ke ruangannya, untuk membawa lelaki itu bertemu dengan sang Nona.
"ikut aku!" ucap Justin setelah masuk ke dalam ruangannya.
Devan yang sedang mengamati seisi ruangan terjingkat kaget saat mendengar suara seseorang. "Ba-baik Tuan!"
Dia lalu mengikuti langkah Justin untuk keluar dari tempat itu, setelahnya mereka masuk ke dalam ruangan Amora.
Jantung Devan berdebar kencang saat melihat wanita itu, wanita yang sama yang ada di dalam kamarnya. Namun, saat ini wanita itu tampak berbeda dari yang dia lihat kemaren malam.
Amora yang mendengar derap langkah kembali mendongakkan kepalanya, dia lalu bangkit dan berjalan ke arah sofa.
"Silahkan duduk!"
Justin menunjuk ke arah sofa untuk mempersilahkan Devan duduk di sana, yang langsung dilaksanakan oleh lelaki itu.
"Kenapa enggak keluar?"
Amora merasa bingung saat melihat Justin berdiri di belakangnya, biasanya lelaki itu akan langsung pergi jika dia sedang menerima tamu.
"Saya hanya ingin mendengarkan saja, Nona! Silahkan lanjutkan kepentingan anda!"
Devan yang sejak tadi memperhatikan mereka benar-benar dibuat terheran-heran, bagaimana mungkin dijaman sekarang masih ada manusia-manusia kaku seperti mereka.
Amora beralih melihat ke arah Devan yang juga sedang melihatnya, dia lalu melemparkan sebuah amplop berwarna coklat ke atas meja.
"Bukalah!"
Devan segera mengambil amlop tersebut dan membukanya sesuai perintah Amora, terlihat ada kunci mobil, atm dan selembar kertas yang sedang berada di tangannya.
"Itu perjanjian kerja sama kita, jadi kau boleh membacanya dulu!"
Devan menganggukkan kepalanya, dia lalu membuka lipatan kertas itu dan mulai membacanya.
Perjanjian kerja.
Pihak pertama : Justin Regari.
Pihak Kedua : Devan Aryatama.
Pihak pertama berhak untuk memerintahkan apapun pada pihak kedua tanpa terkecuali, dan pihak kedua wajib menjalankan apapun perintah dari pihak pertama.
Tidak banyak pertanyaan dan bantahan, cukup mengatakan iya dan lakukan segala yang diperintahkan.
Pihak kedua akan menerima gaji sebesar 50 juta setiap bulannya, tidak termasuk bonus jika mengerjakan pekerjaan dalam tekanan bahaya yang besar.
Pihak kedua akan dikenakan sanksi jika melanggar perjanjian, juga akan dihukum jika memberitahu rahasia pekerjaan pada orang lain.
Sekian.
Mata Devan membulat sempurna saat membaca surat perjanjian itu, begitu juga dengan Justin yang tidak tau menahu mengenai surat yang Amora buat.
"ini gila! Apa dia mau menjadikan aku robot yang selalu menjalankan perintah orang yang membuatku? Terus apa lagi ini? Kenapa dia tidak menjelaskan pekerjaanku apa, jangan-jangan dia mau menjadikanku mucik*ari?"
Devan benar-benar tidak habis pikir, sebenarnya orang-orang seperti apa mereka yang memberi perjanjian seperti ini pada orang lain.
"Kau bisa langsung menandatanganinya!"
Devan mendongakkan kepalanya dan melihat wajah wanita itu. "Sebenarnya apa pekerjaan saya, Nona?"
Setelah dia membaca sampai selesai, tidak ada yang menuliskan rincian pekerjaan yang harus dia lakukan. Dia hanya diperintah untuk selalu melakukan apa yang Justin katakan.
"Kau bisa bertanya pada atasanmu!"
Amora melihat ke arah Justin yang tetap memasang wajah datarnya, tapi percayalah dia sudah merasa geram atas apa yang Nonanya lakukan.
"Kakak tidak ingin mengatakan sesuatu pada bawahan Kakak?"
Justin mengedipkan matanya beberapa kali saat mendengar pertanyaan Nona mudanya. "Nona, kenapa nama saya yang ada di surat itu?"
Akhirnya Justin buka suara, dia yang tidak tau apa-apa malah disuruh untuk tanda tangan dan mengurusi lelaki yang tidak penting itu.
"karna dia sama bod*ohnya dengan Kakak!"
Tubuh kedua lelaki itu terjingkat kaget mendengar hinaan Amora, tetapi wanita itu merasa tidak peduli dan malah bersedekap dada.
"Nona?"
"Aku ingin dia menjadi seperti kakak, menjadi lelaki yang kuat dan bertanggung jawab, karna aku melihat diri kakak dalam dirinya!"
Justin terdiam, dia lalu melihat ke arah Devan yang juga sedang melihatnya, cukup lama mereka seperti itu sampai Justin memutus pandangan mereka.
"Kalau gitu saya permisi, Nona!"
Sudah tidak ada lagi yang harus dibicarakan karna apa yang Amora inginkan, itulah yang harus menjadi kenyataan.
Amora menganggukkan kepalanya membuat Justin berbalik dan hendak pergi dari ruangan itu, tetapi dia melihat sekilas ke arah Devan.
"Ikut aku!"
Devan menelan salivenya dengan kasar, entah kenapa lelaki yang bernama Justin itu terlihat sangat menyeramkan di matanya.
"ka-kalau gitu saya permisi dulu, Nona!"
"Tunggu!"
Amora bangun dan berjalan mendekati Devan yang berdiri tidak jauh darinya. "Istrimu ada di salah satu Vila, bersama lelaki itu!"
Devan mengernyitkan keningnya, sejak semalam dia terus mencari keberadaan istrinya, tetapi wanita itu tetap tidak bisa ditemukan.
"Benarkah? Apa Nona yakin?"
Amora mengangguk, entah kenapa dia sibuk mengurusi hidup orang lain padahal hidupnya sendiri masih berantakan.
"Kalau gitu, apa saya boleh bertanya lokasinya?"
Devan harus segera menemukan istrinya dan membawanya pulang, sebelum kedua mertuanya mengunjungi mereka.
"Tanyakan pada Kak Justin!"
Amora berbalik dan kembali ke meja kerjanya, sementara Devan langsung keluar dari ruangan itu.
"Kalau Kak Justin adalah tangan kananku, maka aku akan menjadikannya tangan kiriku! Dan aku akan meletakkkan dunia di bawah kakiku!"
•
•
•
Tbc.
Terima kasih yang udah baca 😘
Jangan lupa mampir ke karya temen aku yah 😍 dijamin keren dan seru 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Astaga Amora..langsung tersembur air yg ku minum..🤣🤣🤣
2024-01-28
0
Mimik Pribadi
Lanjut thor,,,,semuanya msh terlihat misteri,ak penasaran baca part2 selanjutnya,smangat Up nya thor,,,,
2023-01-15
1
Nayra Syafira Ahzahra
wah....wah...wah.... siapa sebenarnya dirimu nona😊😊😊😊 terus semangat thor 💪💪💪💪
2023-01-07
1