Keesokan harinya, Amora terlihat sedang berlatih menembak di halaman belakang yang dia gunakan untuk melatih semua kemampuannya.
Dor, dor, dor. Suara tembakan terus menggema di tempat itu, terlihat beberapa anak buahnya juga sedang berlatih kemampuan bela diri mereka.
"Maaf, Nona!"
Amora terpaksa menghentikan tembakannya saat mendengar suara seseorang, dia lalu menurunkan pistolnya dan melihat ke arah orang tersebut.
"Ada seorang lelaki yang menelpon saya, dan dia mengatakan kalau menerima tawaran dari Nona!"
Amora menarik sudut bibirnya membentuk senyum tipis yang nyaris tidak terlihat, sementara lelaki yang berbicara dengannya tadi melihatnya dengan bingung.
"Suruh dia menemuiku!"
Lelaki itu terdiam, dia terlihat bingung bahkan sangat bingung. Belum pernah Nona mudanya memberikan tawaran pada seseorang yang bukan partner bisnis mereka, apalagi hanya pada seorang lelaki biasa.
"Maaf Nona, apa saya boleh menanyakan sesuatu?"
Amora mengangkat tangannya, dia sudah tau apa yang ingin asistennya itu tanyakan padanya.
"Aku lelah!"
Dia lalu menyambar handuk yang ada di samping tubuhnya dan mengusap keringat yang mengalir disekitar leher dan dada, kulitnya yang berkeringat memancarkan cahaya saat terkena sinar matahari.
Amora lalu berjalan masuk ke dalam rumah dan terus menuju dapur, dia mengambil segelas air dan meminumnya.
"di mana Samy?" tanyanya setelah selesai membasahi tenggorokannya.
"Tuan muda sudah berangkat ke perusahaan, Nona! Apa Nona membutuhkan sesuatu?"
Amora menggeleng, dia lalu melihat ke arah asistennya yang sedang berdiri di sampingnya.
"Aku memberi tawaran pada seseorang untuk menjadi bawahanku!"
Lelaki itu tersenyum simpul, ternyata Nona mudanya sedang membahas sesuatu yang ingin dia tanyakan.
"Saya akan mengaturnya, Nona!"
Lelaki itu kemudian pamit untuk mengurus sesuatu, sementara Amora sendiri berjalan ke arah kamarya yang berada dilantai 2.
"Hah!"
Amora menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang, rasa lelah terus menggerogoti tubuh dan jiwanya. Akan tetapi, masih banyak sesuatu hal yang harus dia lakukan.
Saat kedua mata Amora terpejam, tiba-tiba wajah seorang lelaki melintas dalam pikirannya membuatnya terperanjat.
"Apa yang terjadi? Kenapa aku teringat wajah lelaki bod*oh itu?"
Yah, Amora teringat wajah Devan. Entah kenapa dia masih mengingat kejadian tadi malam, bahkan dia tidak mengerti dengan dirinya sendiri kenapa memberi penawaran pada lelaki itu.
"Memangnya kenapa? Saat ini aku memang sedang kekurangan orang!"
Dia yakin kalau itulah alasannya, dia bahkan bersedia untuk membalas dendam atas apa yang telah istri dari lelaki itu lakukan.
Tidak mau ambil pusing, Amora segera masuk ke dalam kamar mandi dan bersiap untuk pergi ke perusahaan dengan ditemani oleh asistennya seperti biasa.
Setelah semua persiapan selesai, Amora keluar dari kamar dan berjalan keluar dari rumah mewahya. Terlihat sang asisten sudah menunggu di samping mobil, dan langsung membukakan pintu untuknya.
"saya sudah mengatakan pada lelaki itu untuk datang ke perusahaan, Nona!" lapor asistennya saat dalam perjalanan menuju perusahaan.
Amora menganggukkan kepalanya. "Apa kakak tidak bertanya kenapa aku melakukan ini?"
Lelaki itu tersenyum, senyum yang hanya dia persembahkan untuk Nona mudanya seorang.
"Tidak, Nona! Saya tau kalau Nona punya alasan khusus untuk itu. Tapi, sejujurnya saya penasaran!"
Entah apa mau lelaki itu, dia bilang tidak mau bertanya. Namun, dia juga bilang penasaran.
"Aku juga tidak tau!"
Yah, Amora berkata jujur. Dia mencoba untuk mencari berbagai macam alasan, tapi hasilnya tetap nihil.
"Mungkin Nona hanya ingin saja?"
Yah, bisa jadi seperti itu. Amora memang sering melakukan sesuatu yang dia sendiri tidak tau apa tujuannya, bahkan asistennya sudah sangat mengerti akan sifatnya itu.
"Mungkin!"
Amora memang selalu terbuka dengan asistennya, padahal dia sendiri tidak pernah membicarakan sesuatu pada Kakaknya sendiri. Entah kenapa bisa seperti itu, mungkin rasa kecewa yang ada dihatinya masih belum termaafkan.
Tidak berselang lama, sampailah mereka diparkiran khusus perusahaan. Amora dan asistennya segera turun dan masuk ke dalam perusahaan itu.
"selamat pagi, Nona!"
"selamat pagi, Nona Amora dan Tuan Justin!"
"Selamat pagi, Nona!"
Amora hanya menganggukkan kepalanya saja tanpa menjawab sapaan dari para karyawannya, begitu juga dengan Justin. Bahkan dia hanya memasang muka datar tanpa sedikit pun memperdulikan mereka.
Sementara itu, Devan yang sedang dalam perjalanan menuju perusahaan Amora merasa sedikit gugup karna baru tau kalau wanita itu adalah pemilik dari perusahaan besar.
"Lalu, untuk apa lagi dia menawariku pekerjaan? Bukannya dia punya banyak karyawan?"
Dia mulai bertanya-tanya, dan langkahnya ragu untuk meneruskan bertemu dengan wanita itu atau tidak.
"Kita sudah sampai, Tuan!"
Tiba-tiba lamunan Devan terhenti saat mendengar suara supir taksi yang dia naiki, dia lalu bergegas memberikan uang dan berlalu dari sana.
Devan melihat bangunan besar yang menjulang langit, lalu dengan perlahan dia memasuki perusahaan itu dan mendekati resepsionis.
"Selamat pagi, Tuan! Ada yang bisa kami bantu?"
Devan menganggukkan kepalanya. "Saya ingin bertemu dengan Tuan Justin!"
"Apa Tuan sudah membuat janji?"
Devan kembali menganggukkan kepalanya membuat wanita yang ada di hadapannya segera menelpon seseorang.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Devan dipersilahkan masuk dan di antar oleh resepsionis untuk bertemu dengan Justin.
Tok, tok. "Permisi, Tuan Justin! Tuan Devan ingin bertemu dengan anda."
Resepsionis itu segera menyuruh Devan untuk masuk saat sudah mendengar suara Justin dari dalam ruangan, dia lalu segera pamit dan kembali ke tempatnya.
Devan membuka pintu ruangan itu dan perlahan masuk ke dalamnya, terlihat seorang lelaki tampan sedang berkutat dengan pekerjaan.
"Silahkan duduk!"
Devan sedikit kaget saat mendengar suara lelaki itu, dia lalu buru-buru duduk dikursi yang ada di hadapan lelaki tersebut.
"sebutkan alasan kenapa kau menerima tawaran dari Nona muda?"
"Apa?"
•
•
•
Tbc.
Terima kasih yang udah baca 😘
Mampir juga yuk, ke karya teman aku! dijamin keren dan seru 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Apa Amora ini ketua Mafia?? Susah banget cari novel yg alur cerita peran ceweknya kek Amora, Perempuan tangguh,cerdas dan pandai ilmu bela diri..kadang judul novel nya lain,isi novel ya lain..ini juga nasib2 aja ketemu..
2024-01-28
0
Mari Anah
lanjut
2023-01-25
1
Windy Lyana
jawab aja karena aq tersepona eeh terpesona 😀😀😀😀
2023-01-07
1