"aku adalah penghuni kamar ini!"
"Apa?"
Devan terlonjak kaget saat mendengar ucapan wanita yang ada di hadapannya, dia lalu melihat tubuh wanita itu dari atas sampai bawah.
"ja-jadi, ka-kau ini ha-hantu?" tanya Devan dengan tergagap, dia memundurkan tubuhnya sampai punggungnya menabrak ranjang.
Amora merasa sangat emosi mendengar ucapan lelaki yang ada di hadapannya, bagaimana tidak, wanita secantik dia malah dikatai hantu.
"Beraninya kau mengatai aku hantu?"
Amora melangkahkan kakinya mendekati lelaki itu, terlihat lelaki itu semakin panik sampai mencengkram selimut yang ada di belakangnya.
"Ja-jadi? Bukannya kau sendiri yang mengatakan kalau kau ini penghuni kamar ini?"
Amora terdiam, memang benar dia berkata seperti itu. Namun, bukan itu maksud dari ucapannya.
"aku manusia!" ucap Amora seakan-akan membantah ucapan lelaki itu tadi.
Devan menghela napas lega mendengar ucapan wanita itu, tapi sesaat kemudian dia menatap wanita itu dengan tajam.
"Jadi, apa yang kau lakukan di kamarku?"
Devan perlahan bangkit, dia menyeka darah yang masih mengalir dari pelipisnya menggunakan kemeja yang sedang dia pakai.
"Tidak ada!"
Hanya itulah yang Amora ucapkan, tidak mungkin dia mengatakan kalau dia sedang bersembunyi di kamar ini.
Devan melihat wanita itu dengan bingung, dia semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini.
"Apa, apa kau mendengar semuanya?"
Entah kenapa Devan merasa tidak nyaman, karna wanita itu pasti mendengar semua pertengkarannya dengan sang istri.
"yah, aku mendengar dan melihat semua kebod*ohanmu!"
"Apa?"
Devan benar-benar tidak habis pikir kenapa ada wanita aneh yang tiba-tiba berada di dalam kamarnya, dan lebih anehnya lagi, wanita itu saat ini mengatainya bod*oh.
"ke-kenapa kau berkata seperti itu? Kau tidak tau apapun tentangku!" ketus Devan, seenaknya saja wanita itu mengatai dia bod*oh padahal wanita itu tidak tau apapun.
"Aku punya mata dan telinga, kedua indra ini menjadi saksi kebod*ohanmu!"
Lagi-lagi wanita itu mengatainya bod*oh membuat emosi Devan mulai naik, perlahan dia berjalan mendekati wanita itu yang sedang menatapnya dengan tajam.
"sebenarnya siapa kau ini? Kenapa kau tiba-tiba ada di sini dan mengangguku?" tanya Devan, wajahnya berada tepat di depan Amora membuat pandangan mereka berdua bertemu.
Untuk beberapa saat, mereka saling berpandangan. Beberapa kali Devan menelan salivenya saat melihat wajah cantik nan manis dari wanita yag ada di hadapannya saat ini.
"Aku bisa membantumu untuk membalas dendam, tapi kau harus menjadi bawahanku!"
Tubuh Devan tersentak saat mendengar ucapan wanita itu, keningnya berkerut dalam mencoba untuk mencerna perkataan yang terlontar dari mulutnya.
Amora segera mengambil sesuatu yang ada di dalam saku celananya dan memberikannya pada Devan. "Hubungi nomor itu, maka kau akan bergabung denganku!"
Devan terpaku saat melihat kartu nama yang ada ditangannya, sumpah demi apapun, dia benar-benar merasa sangat pusing dan tidak mengerti dengan maksud dari semua perkataan wanita itu.
Brak! Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka membuat Amora dan Devan langsung melihat ke arah pintu kamar tersebut.
"Amora! Kau tidak apa-apa?"
Seorang lelaki berjalan masuk dengan diikuti oleh beberapa orang, dia langsung memegang kedua bahu Amora sembari memeriksa apakah wanita itu terluka atau tidak.
"Aku tidak apa-apa!"
Amora menepis tangan lelaki itu dan kembali melihat ke arah Devan. "Pikirkan tawaranku!"
Devan menganggukkan kepalanya walaupun dia sama sekali tidak paham membuat lelaki yang baru masuk ke dalam kamar itu mengernyitkan keningnya, dia bertanya-tanya penawaran apa yang Amora lakukan pada lelaki itu.
Amora lalu berbalik dan keluar dari kamar itu dengan diikuti oleh anak buahnya, dia terus berjalan ke arah luar menuju mobil yang sudah menunggunya.
"siapa laki-laki itu, Amora?" tanya lelaki bernama Samy saat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Aku tidak tau!"
Samy berdecak kesal, Amora selalu saja seperti itu jika dia bertanya sesuatu. "Kalau kau tidak tau, kenapa kau bisa bersama dengannya?"
Kali ini, Amora yang berdecak kesal. Samy selalu saja bertanya hal-hal yang tidak penting padanya, bahkan hal-hal kecil saja selalu dia tanyakan.
"aku sedang bersembunyi!" ucap Amora dengan ketus, dia lalu menyandarkan tubuhnya dan memejamkan kedua mata.
Samy menghela napas kasar, dia lalu mengusap kepala Amora dengan sayang walaupun adiknya itu sama sekali tidak memperdulikannya.
Sementara itu, Devan yang masih terdiam di dalam kamar mencoba untuk memikirkan apa yang wanita itu ucapkan.
"Balas dendam?"
Devan kembali mengingat ucapan wanita tadi, dia mulai mengerti kalau balas dendam yang wanita itu maksud pasti karna pertengkarannya dengan sang istri.
"Apa wanita itu adalah seseorang yang dikirim Tuhan untukku?"
Devan membolak-balikkan kertas yang Amora beri padanya, dia lalu menarik sudut bibirnya membentuk senyum tipis.
"Baiklah, aku akan menerima tawaranmu! Dan aku ingin melihat, alasan kenapa kau memberi tawaran itu!"
•
•
•
Tbc.
Terima kasih yang udah baca 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Elisa Nursanti Nursanti
mungkin bisa dikatakan jodoh dadakan
2023-02-13
0
Mari Anah
jodoh yg tak terduga😊😊lanjut thor
2023-01-25
1
Aditya HP/bunda lia
pengganti si Lidya tuh Dev
2023-01-09
1