MKA 5

Selesai dengan tiup lilin dan potong kue ulang tahun yang besar, acara di lanjutkan dengan menikmati hidangan yang tersedia di sana. Tuan Jaka yang sedang asyik berbincang-bincang dengan para relasinya yang turut hadir di acara ulang tahun itu tidak menyadari Wati beranjak pergi dari sisinya.

Merasa haus karena selalu mengikuti Tuan Jaka ke sana ke mari berbincang-bincang dengan teman-teman dan relasinya, gadis itu perlahan-lahan menarik diri dari sisi Tuan Jaka untuk mengambil segelas minuman dan menikmati camilan yang tersaji di atas meja.

Tanpa memperhatikan minuman apa yang ia ambil, Wati langsung meminumnya hingga tandas. Awalnya ia merasa sedikit aneh dengan rasa minumannya tapi menyegarkan itu. Namun saat minuman itu masuk mengaliri tenggorokannya dan masuk ke dalam perutnya, Ia merasakan tubuhnya menjadi hangat.

Karna tubuhnya terasa hangat, Wati mengambil dan meminum minuman itu lagi sambil menikmati beberapa kue yang tersaji di sana. Selang sepuluh menit tiba-tiba Wati merasakan kepalanya pusing dan berat. Karena takut jatuh Ia bersandar di meja minuman tadi sambil mencengkeram pinggir meja.

Menyadari Wati tidak berada di sampingnya lagi Tuan Jaka panik, pria itu segera mengedarkan pandangannya mencari Wati. Dan ia akhirnya melihat Wati sedang bersandar di dekat meja minuman dan ia pun menghampirinya.

“Di sini kamu rupanya. Kenapa kamu pergi dari sisiku?,” ujar Tuan Jaka.

Mendengar ada suara yang menegurnya, Wati mengangkat kepalanya.

“Maaf Tuan. Tadi aku merasa haus, oleh karna itu aku meninggalkan Tuan untuk mencari minuman,” terang Wati pada Tuan Jaka.

“Lantas kenapa kamu berdiri di sini saja?. Bukannya menghampiriku lagi di sana?,” ucap Tuan Jaka sambil menujukan tempat tadi ia mengobrol dengan relasi dengan mengedikkan dagunya.

“Kepalaku tiba-tiba merasa pusing dan berat Tuan.”

Mendengar perkataan yang dilontarkan Wati, Tuan Jaka langsung melirik ke arah meja yang terdapat dua gelas kosong di sana. Ia mengambil salah satu gelas kosong itu dan mendekatkan ke hidungnya untuk mencium baunya. Ia tahu kalau Wati telah meminum minuman beralkohol. Wajar saja kalau gadis itu sekarang merasa pusing.

Tanpa berpamitan dengan teman-temannya, Tuan Jaka langsung memapah Wati untuk pulang. Di dalam mobil Tuan Jaka memberikan botol air mineral dan menyuruh gadis itu untuk meminumnya. Setelah meneguk air mineral yang diberikan Tuan Jaka, Wati menyandarkan kepalanya di jok kursi dan tertidur.

Saat menengok ke kursi penumpang di sebelahnya Tuan Jaka melihat Wati telah tertidur pulas. Pria itu memperhatikan wajah cantik dan setiap lekukan tubuh gadis di sebelahnya hingga timbullah niatnya untuk mendapatkan gadis itu menjadi miliknya seutuhnya.

Tuan Jaka mengemudikan mobilnya menuju kediamannya. Tak lama mobil itu memasuki sebuah mansion yang besar dan menghentikan mobilnya tepat di depan pintu masuk. Melihat Wati masih tertidur pulas, Jaka turun dari mobil dan menuju pintu samping mobilnya tempat Wati berada.

Tuan Jaka membuka pintu mobil di mana Wati duduk dan membopongnya masuk ke dalam mansion. Ia membawa Wati ke dalam kamar tidurnya. Gadis itu ia rebahkan di atas tempat tidurnya. Di tatapnya gadis itu sejenak dan Tuan Jaka pun melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beres membersihkan diri Tuan Jaka membaringkan tubuhnya di samping Wati. Di tatapnya wajah gadis yang terlelap itu dengan pancaran cinta sambil membelai rambutnya. Merasakan ada yang membelai rambutnya, Wati terbangun. Saat terbangun gadis itu merasakan kepalanya berdenyut hebat dan sangat pusing. Wati berusaha bangun dari tidurnya tapi ia tak sanggup, dunia seakan-akan berputar.

Gadis itu menoleh ke sampingnya, betapa terkejutnya ia mendapatkan Tuan Jaka berada tepat di sampingnya di atas ranjang yang sama. Wati berusaha untuk bangun kembali tapi apa daya kepalanya langsung berputar-putar membuat dirinya dengan refleks membaringkan tubuhnya di atas kasur.

“Tu – Tuan di mana ini?,” tanya Wati dengan gugup.

“Kamu ada di mansionku. Waktu di pesta ulang tahun kamu merasa pusing akibat meminum minuman beralkohol. Dan aku tidak mungkin membawamu pulang ke kosanmu dalam keadaan seperti ini.”

“Aku harus pulang,” ucap Wati sambil mencoba memaksa bangun lagi.

Mendengar ucapan gadis itu, Tuan Jaka dengan sigap menarik lengannya dan terjadilah peristiwa malam di mana ia harus kehilangan mahkotanya.

Mengingat hal itu Wati hanya bisa pasrah karena kecerobohannya ia meminum minuman beralkohol harus kehilangan mahkotanya. Hingga tertawan di mansion Tuan Jaka. Ia pun tidak bisa menyalahkan Tuan Jaka sepenuhnya karna Ia juga terbuai dengan sentuhan Tuan Jaka.

Tap ... Tap ... Tap ... Terdengar suara langkah kaki mendekati pintu kamar dan pintu terbuka. Masuklah Tuan Jaka ke dalam kamar.

“Tuan ... Tolong biarkan aku pergi dari sini,” ujar Wati saat Tuan Jaka masuk ke dalam kamar.

“Tidak bisa!. Kamu tidak boleh keluar dari mansion ini. Bisa saja di dalam rahimmu telah tumbuh anakku.”

“Tapi aku harus kembali bekerja Tuan. Dan tolong kembalikan telepon genggam dan tasku.”

“Kamu tidak perlu bekerja. Aku tahu itu hanya alasanmu agar bisa bertemu dan menghubungi kekasihmu. Kamu sekarang adalah milikku.”

“Tap ...” terhentilah perkataan Wati karena Tuan Jaka langsung membungkam mulutnya dengan ciumannya. Wati mencoba memberontak melepaskan diri.

“Le – Lepas!,” ujar Wati sambil menggerak-gerakkan badannya agar bisa terlepas dari cengkeraman Tuan Jaka.

Bukannya melepaskan, Tuan Jaka semakin menambah erat cengkeramannya dan memperdalam ciumannya. Di susurinya setiap lekukan tubuh gadis itu.

“Ahh ...” pekik Wati saat tangan Tuan Jaka turun meremas benda kenyal di dadanya. Mendengar pekikan Wati, gairah Tuan Jaka pun mulai terbakar kembali. Dengan gemas ia menggigit kecil bibir Wati dan langsung mengabsen semua yang ada di dalam mulutnya. Dengan gerakan perlahan ia melepas kancing baju dan melepaskan penghalang yang menutupi benda kenyal milik wanita itu.

Ciumannya perlahan-lahan pindah menyusuri leher wanita itu dan terus merambat turun menuju benda kenyal favoritnya.

”Akhh ...” Desah Wati saat merasakan benda kenyalnya mendapatkan serangan.

Masih dengan setengah kesadarannya wanita itu berusaha untuk menolak apa yang terjadi. Meskipun tubuh mengkhianati akal sehatnya.

“Akh Tuan ... Ja – jangan,” pekik kecil Wati saat dalam setengah sadar mencoba untuk menolak.

Tanpa memperdulikan tolakan Wati, Tuan Jaka tetap menjalankan aksinya. Pria itu sudah dibutakan dengan rasa ingin memiliki Wati dan ingin membuat wanita yang berada dalam cengkeramannya cepat mengandung anaknya.

Pria itu terus memainkan benda kenyal favoritnya yang satunya pun tak luput dari remasan tangannya. Dengan gemas ia memberikan gigitan-gigitan kecil pada benda kenyal favoritnya

“Hen – Hentikan Tuan,” ujar Wati dengan nada terbata-bata akibat rangsangan yang diberikan Tuan Jaka.”

Pria itu pun tak bergeming ia tetap asyik melakukan aktivitasnya. Tangannya merambat turun menuju area favoritnya dan bermain di sana.

“Ahh Tuan” desah Wati saat merasakan permainan yang diberikan Tuan Jaka di bawah sana.

Dengan sigap Tuan Jaka membuka pakaiannya dan penyatuan itu pun terjadi kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!