"Mohon maaf saya menolak lamaran dari mas Salman." ucap Aisyah dengan tegas.
Membuat semua menatap dirinya, seakan tak percaya dengan apa yang sudah ia ucapkan.
Mereka tahu, tidak ada yang bisa menolak sejuta pesona yang di miliki Salman. Ketampanannya, budi pekertinya, prestasinya dan masih banyak hal lainnya. Dan hanya Aisyah lah yang berani menolak. Membuat mereka terheran-heran.
Tentu saja hal itu membuat hati Salman cukup kecewa.
Rosyidah dan Andre merasa tak enak karena anaknya telah menolak lamaran anak sahabatnya. Namun keduanya tidak bisa berbuat lebih banyak. Karena merekalah nanti yang akan menjalani.
"Namun, jika lamaran itu datangnya dari mas Fatih, saya mau menerimanya." ucap Aisyah kemudian. Lagi-lagi ucapannya membuat mereka terkejut.
"Aku?" Al Fatih menunjuk batang hidungnya sendiri. Lalu ia dan Salman saling beradu pandang.
Al Fatih merasa tak enak dengan saudaranya. Namun tidak dengan Salman yang justru mengukir senyum di wajahnya.
"Awalnya saya sedikit kecewa ketika Aisyah menolak lamaran saya. Tapi, ketika ia memutuskan untuk menerima, jika Al Fatih yang melamarnya, saya merasa lega dan ridho. Keduanya sama-sama memiliki sifat yang baik. Bahkan semua barang seserahan ini saya serahkan pada Al Fatih untuk diberikan pada Aisyah."
Untuk yang kesekian kalinya mereka terkejut dengan drama yang terjadi di depan mata. Penolakan Aisyah yang membuat orang kecewa, sekaligus keikhlasan hati Salman menerima takdir. Jika yang di pilih Aisyah justru saudara keponakannya sendiri.
Tentu saja tanda tanya besar memenuhi ruang pikiran mereka. Bahkan mama Laura sampai berkaca-kaca. Melihat keikhlasan hati putranya dalam menyikapi takdir yang sudah digariskan untuknya.
Bisa dipastikan jika seorang pemuda menerima penolakan dari pihak wanita, pasti akan marah-marah tak terima. Terlebih akan menganggap saudaranya sebagai saingannya sendiri.
"Salman, sungguh kamu ikhlas menerima semua ini. Termasuk ketika nanti aku yang maju untuk melamar Aisyah?"
"In shaa Allah Fat, aku ikhlas. Aku sangat menyayangimu, seperti aku menyayangi diri ku sendiri. Jika kamu bahagia, aku pun turut bahagia." Salman menepuk bahu Al Fatih untuk meyakinkannya. Lalu merogoh saku, mengambil kotak bludru warna merah dan menyerahkan nya pada saudaranya.
"Ambillah ini, dan lamar lah Aisyah Fat."
Al Fatih menatap satu persatu anggota keluarganya untuk meminta kepastian dan dukungan.
Sejujurnya, di dalam palung hatinya yang terdalam, ia memang juga jatuh hati pada Aisyah. Ia dan Salman tidak pernah saling bercerita tentang rasa sukanya pada gadis itu.
Dan, ketika Al Fatih di beri tahu orang tuanya mengenai kabar Salman akan melamar wanita pujaannya, ia setuju dan mendukungnya.
Terlebih wanita itu adalah Aisyah. Gadis cantik, sholihah dan aktif membantu kedua orang tuanya dan kakek neneknya dalam mengelola pondok pesantrennya.
Al Fatih menatap Aisyah sekian detik, lalu menghembuskan nafas panjang sebelum berbicara.
"Aisyah Humaira, malam ini ijinkan aku untuk melamar mu." ucap Al Fatih sambil membuka kotak bludru dan memperlihatkan pada Aisyah.
"Saya terima lamaran kamu mas Fatih." Aisyah pun mengulurkan tangannya di depan Fatih. Lalu lelaki itu memasangkan cincin berlian untuknya.
"Alhamdulillah." ucap mereka.
"Ayo diminum dan dicicipi lagi hidangannya." ucap papi Andre memecah ketegangan.
Mereka pun kembali menikmati hidangan yang disajikan, sambil bercakap-cakap. Untuk membahas hari pernikahan Fatih dan Aisyah.
Dan hasil yang di dapat adalah pernikahan itu akan dilaksanakan sebulan lagi. Mereka tidak mau menunda waktu lebih lama lagi untuk merayakan acara sakral itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
Vivi Ifkar
dan salma nikah sama cucu nya pak Somad pedagang cilok keliling anak nya Tiwi ... hadeeuh ya salaaam sunggu ku kuciwa
2023-01-03
1