"Assalamu'alaikum." ucap mereka beberapa kali. Hingga akhirnya pintu terbuka.
"Wa'alaikumussalam." balas umi Rosyidah.
Ia mengernyitkan dahi ketika melihat rombongan keluarga sahabatnya datang mengenakan baju batik sambil membawa beberapa seserahan.
"Apa kamu akan membiarkan kami disini sampai besok pagi?" tanya mama Laura sambil terkikik, di ikuti oleh yang lainnya.
"Eh, maafkan aku La. Aku hanya heran saja dengan pakaian kalian. Serba batik." balas umi Rosyidah. Ia memeluk sahabatnya lalu mempersilahkan mereka masuk.
"Yuk masuk."
"Silahkan duduk." ucap umi Rosyidah lagi, tangannya bergerak mengarah pada deretan sofa ruang tamu.
"Aku panggilkan suami ku dulu ya." keluarga Salman pun mengangguk mempersilahkan.
Umi Rosyidah ke kamar untuk menemui suaminya yang tengah meneliti laporan keuangan pondok.
"Mas, di luar ada mas Reyhan sekeluarga. Cepat gih temuin mereka."
"Bukan kah kemarin baru saja dari sini mengantar donasi?"
"Iya makanya itu. Mereka juga berpenampilan aneh."
"Aneh gimana?" Andre mengernyitkan dahi.
"Ya, mereka pakai baju batik semua. Mirip orang mau kondangan." Andre pun mengulas senyum mendengar celotehan istrinya.
"Oh, aku kira pakai kostum badut." kekeh Andre.
"Ish, kok malah becanda sih? Ya sudah, kamu temui mereka dulu ya. Aku siapin minuman sama cemilan dulu."
"Siap sayang." Andre menempelkan tangan di keningnya. Setelahnya ia bergegas merapikan beberapa dokumen yang memenuhi meja kerjanya. Sedangkan Rosyidah segera ke dapur.
"Ada tamu ya umi." Rosyidah menoleh ke belakang dan melihat Aisyah yang tengah mengambil air minum.
"Iya nak. Keluarga tante Laura."
Aisyah manggut-manggut, lalu mendekati uminya untuk membantu. Setelah selesai, keduanya membawa hidangan itu ke ruang tamu. Tampak papi Andre tengah bercakap-cakap dengan tamunya.
"Silahkan." ucap Aisyah sambil meletakkan minuman di meja.
'Hanya mendengar suaranya saja sudah membuat hati ku bergetar ya Allah.' batin Salman.
Setelah selesai, Aisyah duduk di tengah-tengah antara kedua orang tuanya.
Mereka kembali bercakap-cakap sambil menikmati hidangan yang disediakan. Sampai akhirnya, papa Reyhan mengatakan sesuatu.
"Andre, sebenarnya kami kesini memiliki tujuan tertentu, yakni mengantarkan putra ku."
"Oh ya, ada perihal apa?"
"Ayo nak, utarakan keinginan mu." ucap papa Reyhan pada Salman. Pemuda itu mengangguk lalu mengambil nafas panjang.
"Om, tante, perkenankan Salman untuk menyampaikan isi hati saya. Kedatangan kami yang pertama memang untuk bersilaturahim. Yang kedua saya.... mau melamar putri om dan tante, Aisyah untuk menjadi istri saya." Salman menghirup nafas merasa lega sudah menyampaikan isi hatinya.
Sontak penjelasan Salman membuat terkejut keluarga Rosyidah, terlebih Aisyah. Gadis itu tak percaya jika kedatangan Salman untuk melamar dirinya.
"Kami sangat senang mendengar ungkapan hati nak Salman. Tapi, semua kami serahkan pada putri kami. Bagaimana tanggapan kamu Aisyah tentang lamaran nak Salman?"
Suasana tampak hening dan tegang. Hanya untuk menunggu Aisyah yang terlihat sedang berpikir. Sampai akhirnya gadis cantik itu berdehem untuk menghilangkan kegugupannya.
Bahkan ia terlihat menghirup nafas berulang kali. Hal yang sama juga di alami Salman. Bahkan jantungnya kian berdegub kencang. Hanya untuk sekedar mendengar jawaban, ya atau tidak.
"Om, tante, mas Salman, saya sudah mengambil sebuah keputusan. Aisyah mohon semua menerima dengan baik."
"In shaa Allah kami akan menerima apapun keputusan yang kamu berikan nak Aisyah. Bukan begitu Salman?" ucap papa Reyhan. Salman pun mengangguk mengiyakan.
Aisyah kembali menghela nafas panjang sebelum menyampaikan keputusannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments