Tahun kedua di SMA, Yoga berhasil masuk ke kelas unggulan. Sekelas dengan sahabatnya dari kecil dan juga pemilik hatinya sungguh membuatnya bahagia.
Hari-harinya terasa semakin indah. Walaupun cintanya dulu ditolak, tapi Yoga tidak lagi kecewa. Karena nyatanya sekarang dia justru semakin dekat dengan Biqha.
Meski hanya berstatus teman saja, tapi Yoga merasa memiliki harapan besar suatu saat bisa mendapatkan cintanya. Karena yang dia tau sampai detik ini, hanya dirinya saja teman deket cowok yang Biqha punya.
" Kamu bawa apa Bi? "
Melihat Biqha berjalan memasuki pelataran sekolah dengan tiga kotak besar di tangannya, dua di kanan dan satu di kiri. Yoga segera menghampirinya dan meninggalkan Erick di belakangnya.
" Khuweh. Hakhuh mhahu thithip dhih khannthin. "
( Kue. Aku mau titip di kantin )
" Kamu mau jualan kue? "
Tanya Yoga bersemangat.
Biqha mengangguk. Dengan sigap Yoga mengambil 2 kotak besar berisi kue-kue itu dari tangan biqha.
" Rick.... bantuin dong ! "
Dengan gerakan kepalanya, Yoga memerintahkan Erick untuk mengambil satu kotak yang ada pada Biqha.
" Gue..? "
Erick menghadapkan jari telunjuknya ke wajahnya sendiri.
" Ngapain..? Kan udah ada elo. Katanya mau jadi pelindung si gaguk. Mau jadi orang yang selalu bisa dia andelin. Ya udah..... Usaha sendiri lah. Jangan minta tolong sama gue. "
Ucap Erick bernada sindiran itu.
" Erick...... "
Sentak Yoga dengan tatapan tajam.
Yoga tidak suka dengan perkataan sahabatnya. Biqha pun langsung mengerucutkan bibirnya, karena merasa kesal dengan sikap Erick.
" Bhilhang hadjha khammuh ghakh mhahu bhanthuhin hakhuh. "
( Bilang aja kamu gak mau bantuin aku )
" Nah itu tau... Lagian percuma gue bantuin juga. Lo gak bakalan bilang terima kasih sama gue. Buat apa gue susah-susah bantuin lo. "
Ucap Erick ketus sambil bersidekap tangan di dada. Membuat Biqha semakin mendengus kesal. Kemudian Biqha beralih pada yoga, karena malas meladeni Erick yang menyebalkan.
" Gha'.... Khamhuh mhahuh chobakhin ghakh? "
( Ga'....... kamu mau cobain gak? )
Biqha membuka tutup kotak yang ada ditangannya. Didalamnya ada berbagai macam gorengan. Ada risol, pastel, tahu isi, bala-bala, dan lain sebagainya. Biqha juga menawarkan Yoga kue-kue basah yang ada di dua kotak yang dia bawa.
Lagi- lagi Erick membuat Biqha kesal. Saat dia masih menawarkan pada Yoga, Erick lebih dulu mengambil gorengan dalam kotak yang dia pegang. Tidak hanya satu, melainkan dua sekaligus. Biqha langsung melotot pada Erick sangking kesalnya.
" Jangan pelit.... Nanti rejekinya seret. Lagian itu mata gak usah dipelotot-pelototin gitu. Mata lo tetep aja sipit, gak bakal jadi belok. " Erick berkata sambil memakan gorengan dengan santainya.
" Rick... jangan gitu dong ! Inikan buat dijual."
" Khmmm.... Lumayan...."
Erick bergumam sambil terus mengunyah gorengan yang ada di tangannya, tanpa mau menanggapi ucapan Yoga.
" Gha' ... Khammuh chobbhahin jhuggakh..."
( Ga'...... Kamu cobain juga )
" Gak usah Bi. Yuk.... Aku bantu bawain ke kantin. "
Ajak Yoga sambil menenteng kedua box di tangannya.
" Jangan sok jual mahal. Pastelnya lumayan enak loh Ga'. Lu kan suka pastel. "
Biqha mengambil pastel lalu menyodorkan ke arah mulut Yoga. Yoga yang tadi sempat menolak, berubah pikiran. Karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan makan langsung dari tangan Biqha. Rasanya benar-benar enak. Apalagi ditambah dengan hati yang berbunga-bunga, pastelnya jadi semakin terasa nikmat.
" Khemmmm... Tadi aja sok gak mau. Sekarang lahap bener..... " Ledek Erick melihat Yoga yang makan dengan lahap sambil senyum-senyum itu.
Yoga dan Biqha pun melangkah masuk beriringan menuju kantin. Lalu diikuti oleh Erick di belakang mereka.
***
Siang itu saat lonceng baru saja berbunyi, Yoga bergegas ingin berhambur keluar kelas karena merasa mendapat panggilan alam.
" Rick, gue mau ke toilet dulu ya. Tungguin gue.... jangan kemana-mana dulu ! "
Perintah Yoga sambil memenggang perutnya yang terasa tak nyaman.
" Yaelah...... Gue udah laper nih. Tadi gue gak sempet sarapan soalnya. "
Keluh Erick sambil berkacak pinggang.
" Iya. Bentaran doang kok. Ya... ! "
Yoga langsung berlari kecil ke luar kelas menuju toilet. Saat hendak melewati Biqha, dia pun menyempatkan menepuk pundak Biqha. Memintanya menunggu saat Biqha sudah mengalihkan pandangan ke arahnya.
" Bi... tungguin ya ! Aku mau ke toilet bentar. "
Yoga pun berlalu tanpa sempat mendengar jawaban dari Biqha
Semenjak mereka sekelas, Yoga, Biqha dan Erick selalu bersama. Walaupun akan ada saja drama perdebatan antara Erick dan Biqha, secara mereka adalah rival sejati. Namun Yoga selalu menjadi jalan bagi mereka untuk berdamai.
Di dalam toilet, tiba-tiba saja dari ruang closed Yoga mendengar percakapan seorang siswa dengan temennya.
" Udah..... udah.... Masih senyam-senyum aja."
" Makin hari makin cantik aja tuh cewek. " ucap seorang siswa.
kemudian terdengar suara gemericik air....
" Gue akuin sih Biqha emang cantik. Apa lagi senyumnya....manis banget." Tanggap seorang teman.
' Hah... kok Biqha? Biqha...... Nabiqha gue maksud mereka? '
Yoga bertanya-tanya dalam hatinya.
" Terus lesungnya itu loh.... Gemesin banget. " Tambah siswa itu lagi kepada temannya.
" Iya. Sebenernya Biqha itu termasuk tipe gue tau Van. Imut-imut, manis, pinter. Sayang aja gaguk. Kalau udah denger suaranya jadi illfeel. " Terang temannya.
' Fix. Ini sih Biqha. Biqha gue yang mereka omongin. '
Batin Yoga bergumam lagi.
" Ya itu sayangnya. Kalau aja dia gak gaguk, udah gue pacarin dari dulu. Bakal gue pepet terus..... Gak akan gue lepas. "
' Sialan.... '
Umpat Yoga dalam hati sambil mengepalkan tangannya.
" Ya udah Van...... Coba aja lo pacarin dia. Kan lumayan. Daripada jomblo. "
" Mikir juga kali gue Yud, kalau mau macarin dia. Masak gue keren gini punya pacar gaguk. Tampang sih ok, tapi..... kalo ngomongnya begitu, ya malu juga lah gue. "
" Kwha..kha... haha.... " Tawa mereka pun terdengar menggelegar dalam ruangan tersebut.
Sementara di dalam Closed, Yoga benar-benar geram mendengarnya. Dia bergegas menyelesaikan urusannya, dan segera keluar ingin melabrak siswa yang membicarakan Biqha tadi. Tapi sayangnya mereka sudah menghilang....
***
Sekembalinya dari kantin......
Yoga dan Erick sudah duduk di kursinya masing-masing, sembari menunggu waktu istirahat selesai. Tempat duduk mereka memang bersebelahan, tidak dengan Biqha yang jauh di depan.
Sebenarnya saat pertama kali masuk kelas ini, Yoga inginnya duduk dekat Biqha di depan. Tapi karena Erick tidak suka di depan, dan dia memaksa Yoga duduk di dekatnya. Jadilah sekarang mereka duduk bersebelahan di baris paling belakang.
" Rick...... " panggilnya sembari menyenggol lengan Erick.
" Khem... " Erick hanya berdehem saja sambil tetap fokus pada buku yang di bacanya.
Yoga menggeser kursinya lebih dekat pada Erick, agar bisa berbincang dengan sahabatnya itu tanpa terdengar oleh teman yang lain.
" Ada yang naksir Biqha selain gue Rick. "
" Ah....? " Erick menoleh dengan ekspresi datarnya
Yoga mulai bercerita tentang kejadian di toilet tadi.
" Dia bilang kalau Biqha gak 'begitu'...... dia pasti udah macarin Biqha dari dulu. "
" Begitu? apa maksudnya ? " Tanya Erick tidak mengerti.
" Yah.... begitu..... "
Jawabnya sambil memainkan jari menunjukan dengan bahasa isyarat.
" Oh...... "
Ucap Erick setelah paham.
Erick juga memahami bahasa isyarat karna Yoga memaksanya ikut kursus SIBI. Yoga tidak enak hati kalau harus menyebutkan kekurangan Biqha. Karena itu dia menyebut kata 'begitu' pada Erick.
Yoga benar-benar tidak suka, setiap kali mendengar ada yang mengatai Biqha 'gaguk'. Rasanya ingin marah kalau ada yang menyebut Biqha dengan panggilan 'gaguk' atau ' si T**i'. Bahkan saat Erick yang memanggil Biqha dengan sebutan itu pun, dia akan marah.
" Terus......? "
Tanya Erick yang masih berlagak cuek.
" Ya...... Gimana dong Rick ? "
Yoga merengek meminta saran pada sahabatnya.
" Gimana apanya ? Ya biarin aja lah. Lagian haknya dia mau suka sama siapa aja. "
Erick menoleh menatap sahabatnya yang kini berwajah lesu.
" Ya gue tau Rick. Semua orang punya hak buat suka sama siapa aja. Tapi kan Biqha punya gue. " Terangnya lagi pada Erick.
" Hah...? "
Erick mengangkat kedua alis dan membulatkan bola matanya, mendengar pernyataan Yoga barusan.
" Lo amnesia ? Lo udah ditolak mentah-mentah kali Ga'....." Terang Erick.
" Bukan ditolak. Dia cuma gak mau pacaran sebelum lulus kuliah. " Sanggah Yoga.
" Sama aja kali Ga'.... Itu namanya lo ditolak. " Tutur Erick lagi yang mulai kesel dengan sahabatnya ini.
Yoga tertunduk lesu. Membuat Erick menarik nafas panjang, karena tidak habis pikir dengan sahabatnya itu yang seakan tergila-gila akan cinta monyetnya.
" Lagian tadi lo bilang orang itu bakal macarin Biqha.... Kalau seandainya Biqha gak gaguk kan? "
" Rick.... " Yoga langsung menatap tidak suka pada Erick.
" Iya...iya... ' Begitu'. "
Erick meralat ucapannya dan menggantinya menggunakan bahasa isyarat.
" Orang itu bilangnya kan kalau se - an - dai -nya. Si Biqha itu gak ' begitu'. Baru dia mau macarin. "
Erick menegaskan kata seandainya, agar Yoga bisa mencerna kata-katanya dengan baik.
" Berarti dia masih mikir. Itu artinya dia masih waras. Pikirannya sehat. Gak kayak elo....... Error. "
Lanjut Erick menjelaskan dengan nada yang semakin kesal pada Yoga.
" Apaan sih lo Rick. Gitu banget sama sohib sendiri juga. Lagian kenapa sih lo gak suka banget gue sama Biqha ? "
Tanya Yoga yang ikut kesal mendengar omongan Erick.
" Bukannya gue gak suka...... Pertama. "
Erick menunjukkan satu jarinya.
" Dia 'begitu'. Kedua.... " lanjut Erick menunjukkan satu jarinya lagi.
" Lo udah ditolak. Dan ketiga.... Emang gak ada cewek lain apa? Ya ampun Ga'..... Lo itu udah ditolak sama dia, masssihhhh aja.... " Tambah Erick yang tidak bisa melanjutkan kalimat terakhirnya, karena tidak tau harus berkata apa lagi.
" Elo yang aneh. Orang gue cintanya sama Biqha, masa gue cari cewek lain. Lo belum pernah jatuh cinta sih...... Makanya gak tau rasanya kalau udah cinta tu gimana. "
Hening sejenak.......
" Emang siapa sih orangnya? " Tanya Erick penasaran.
" Gue gak tau. Gue gak liat orangnya cuma denger obrolan mereka aja. Tapi gue denger temennya manggil dia Van... Van.. gitu. " Jelas Yoga.
" Van...? Vandi? Evan? Ervan? Arfan juga ada tuh kakak kelas kita. Atau si Ivan temen basket kita ? "
Erick mencoba memprediksi.
" Tau....... "
Jawab Yoga dan langsung berlalu pergi menghampiri Biqha.
" Yeeee........ "
Kesal Erick melihat tingkah sahabatnya.
****
Sebenernya memang banyak siswa di sekolah yang mengagumi kecantikan Biqha. Sepertinya siapapun itu, pasti akan mengakui kalau Biqha itu cantik nan ayu. Meski dia tidak tinggi semampai seperti layaknya model yang banyak digandrungi cowok-cowok.
Namun bodynya yang imut, kulitnya yang putih mulus, dan mata yang agak sipit. Serta hidung mancung dan bibir tipis merah merona alaminya, mampu mempesona siapa saja yang melihatnya. Seperti ucapan siswa di toilet itu. Kalau saja dia bisa bicara normal, pasti dia akan jadi primadona di sekolah.
Menyadari hal itu, Yoga jadi cemas sendiri. Memikirkan adanya kemungkinan-kemungkinan cowok lain yang sedang berusaha mendekati Biqha.
' Gak.. Gak boleh. Biqha harus jadi pacar gue. '
Gumam Yoga dalam hatinya, saat sedang berbaring di ranjangnya sambil menatap langit-langit kamarnya.
Yoga membulatkan tekad untuk mengungkapkan perasaannya lagi pada Biqha. Yoga berpikir mungkin dulu momentnya tidak pas. Karena waktu itu Yoga lagi babak belur. Mukanya bonyok, gak keren sama sekali. Masa nembak cewek di UKS sekolah dalam keadaan babak belur. Benar-benar gak romantis.
" Gue harus tembak dia dengan romantis kali ini. Biar dia terharu, terus terima deh cinta gue. "
***
Pagi ini sesampainya di sekolah, Yoga langsung menghampiri Erick di tempat duduknya. Kebetulan pagi ini Erick yang lebih dulu sampai. Dia merapatkan kursinya di samping Erick. Kemudian mendekatkan wajahnya ke arah telinga Erick.
" Rick.... Rencananya gue mau nembak Biqha lagi. "
" HAH ? " Erick mengerutkan dahinya.
" Hadueh.... " Kemudian menggelengkan kepalanya.
" Kali ini gue mau nembak dia dengan cara yang romantis. " Jelas Yoga dengan semangat 45nya.
" Kira-kira kayak gimana ya Rick ? "
" Ya mana gue tau. Lo cari tau aja tuh di film-film romantis. " Jawab Erick jengah.
" Dinner romantis.... ?Liburan ke puncak...? atau.... Tembak dia di lapangan sekolah yang dihiasin ribuan mawar putih? Menurut lo gimana Rick? "
Tanya Yoga sambil menerawang jauh membayangkan momen-momen romantis itu.
Erick memegang kepalanya, lalu memijat pangkal hidungnya.
" Gak usah yang aneh-aneh deh Ga'. Pake dinner- dinneran segala macam. Kalo mau makan...... Udah ajak aja ke warung bakso mang Udin. Noh..... di depan. "
Tunjuk Erick dengan mendongakkan kepalanya ke depan.
" Yee..... Gue serius. " Tegasnya sambil memukul pelan lengan Erick.
" Katanya.... cewek itu suka kalo diromantisin. Jadi gue mau nembak dia dengan cara yang romantis. Biar dia terharu dan akhirnya nerima gue. Gitu Rick." Sambungnya lagi.
" Kalo diterima...... Kalo gak ? "
" Jangan gitu dong Rick...... Tega banget lo doain gue kayak gitu. "
Rajuk Yoga yang langsung meluluhkan tubuhnya dengan lemah.
" Lah..... Gue nanya. Bukan do'ain. Gimana kalo ntar lo ditolak lagi, hah ? "
Yoga terdiam. Semangat 45 nya luntur seketika.
" Makanya lo bantuin gue dong.... ..! " Mohonnya dengan memegang lengan Erick.
" Hah...? Gak...... Gak... Gak... Gak... "
Erick menggeleng-gelengkan kepalanya berkalai-kali.
" Ayolah Rick.... Bantuin gue ! " Rengeknya lagi.
" Gak... Gak... Gak... Gue pusing......Kepala Gue pusing... " Erick terus menggelengkan kepala sambil berlalu pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Afra Ashimah Munawwaroh
aku juga mau biqha
gak ditawarin nih🤭🤭
2023-03-10
1
Afra Ashimah Munawwaroh
jangan gitu rick
anggap aja kamu berbuat baik untuk diri sendiri yang akan datang kan gak tau mungkin kamu juga butuh bantuan biqha nanti atau orang lain
2023-03-10
1