Aku hanyut dalam tangisan yang sedari tadi pagi kupendam. Rasanya sudah tak kuasa lagi menahannya. Pelan - pelan aku mulai menceritakan kejadian pagi tadi pada Bianca dan Fafa dengan perasaan bingung harus mulai dari mana.
Beruntung didalam mushola tidak terlalu ramai,karena memang itu belum waktunya jam sholat wajib. selain kami bertiga hanya ada seorang ibu - ibu saja yang berada di dalam mushola tersebut.
" Mak sebenarnya aku tidak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi,tapi tadi pagi sebelum aku berangkat kekantor... ada 2 orang polisi yang datang ke kosanku,mereka mengintrogasiku dan menggeledah isi kamarku." mereka berdua mendengarkanku dengan seksama.
Drrrrrrt....
Drrrrrrrt....
Drrrrrrt....
Ditengah - tengah perbincangan tiba - tiba ponselku bergetar. sontak aku mengambilnya dan melihat siapa yang menghubungiku.
"Nomer baru." terlihat nomer yang tak kukenal menghubungiku. Dengan hati - hati aku menjawab panggilan tersebut.
"Hallo mba ara ?" terdengar suara lelaki yang berada di sebrang sambungan panggilan sana.
"Maaf dengan siapa ini ? ada yang bisa saya bantu ? " aku menjawab penuh tanya.
"Ini saya Farhan mba yang tadi pagi bertemu mba ara." saut Farhan.
Rupanya dia sudah menyimpan nomorku saat menggeledah isi ponselku tadi pagi. tak heran dia bisa menghubungiku.
"Oh iya Pak,gimana gimana pak ?" tanyaku penasaran.
"mba ara sedang berada dimana sekarang ?" tanyanya.
"saya dikantor pak" jawabku singkat.
"Oh sedang kerja ya,maaf mengganggu sebentar mba,ada yang ingin saya sampaikan... sebenarnya saya berniat akan bertemu langsung dengan mba ara,tapi berhubung mba ara sedang bekerja, saya bicarakan langsung saja melalui telpon" ucap Farhan dengan pelan.
"Iya pak silahkan" jawabku.
"Saya ingin memberitahukan beberapa informasi dan meminta kerja samanya kepada mba ara. Jadi, sebenarnya paket yang Langit kirimkan ke alamat mba berisi salah satu jenis narkoba. Langit juga merupakan residivis yang belum lama ini bebas mba. Dia memanfaatkan mba ara untuk bertransaksi barang haram tersebut mba" jelas Farhan.
"A - apa pak ?" seketika badanku lemas mendengar penjelasan Farhan.
"kami minta kerjasama mba ara untuk menggiring Langit agar bisa kami tangkap. Karena jika mba ara tidak membantu kami,maka kami juga tidak bisa membantu mba ara. Kami berusaha melindungi mba ara dikarenakan semua bukti tertuju kepada mba ara dan kami tahu kebenarannya bahwa mba ara hanya dimanfaatkan dan merupakan korban. Jadi, akan sangat berbahaya untuk mba ara karena dengan mudah mba ara bisa dijebloskan kepenjara." tutur Farhan.
Aku mendengarkan penjelasan Farhan dengan lemas dan air mata yang tanpa henti mengalir.
"Maka dari itu,mari bekerja sama untuk mendapatkan bukti dari Langit dan menggiringnya agar bisa kami tangkap sehingga mba ara akan aman" ucap Farhan.
"Bagaimana caranya pak ?" tanyaku dengan nada bingung.
"Tunggu sampai Langit menitipkan paket ke alamat mba ara lagi. mungkin dalam waktu dekat dia akan transaksi lagi. Saya akan terus memantau mba ara karena dikhawatirkan komplotan Langit juga akan mengawasi mba ara karena komplotan Langit yang ada di Bali sudah ditangkap." jelas Farhan
Deg...
Deg...
"kenyataan apa ini?" tanyaku dalam hati. aku merasa semakin takut akan apa yang terjadi selanjutnya. karena salah sedikit saja,bisa - bisa aku masuk penjara.
Langit... ternyata langit menjebakku. dia pura - pura baik dan kembali dekat denganku hanya untuk memanfaatkanku demi kepentingannya. sungguh keterlaluan.
bahkan dia tega membahayakanku.
"Apa salahku padamu Langiiiit...?" aku bertanya - tanya dalam hati dengan terisak.
"Pak... apa saya bisa mempercayai bapak? apa benar bapak akan melindungi saya? jika terjadi apa - apa,saya harus mencari bapak kemana ?" tanyaku tersedu.
"heii... heiii... sudah mba ara jangan menangis.saya pasti akan membantu mba ara jika mba ara tetap mau bekerja sama." ucap Farhan meyakinkan.
Setelah selesai berbincang kami segera mengakhiri sambungan telponnya.
Aku hanya bisa menyandarkan tubuhku pada Bianca yang ada disamping kiriku dengan diusap lembut bahuku oleh Fafa bermaksud menenangkanku yang sedari tadi tegang dan terus menangis.
Mereka sebenarnya bingung akan apa yang terjadi padaku karena belum sempat aku menyelesaikan ceritaku. namun mereka tak bertanya dan lebih memilih untuk menenangkanku.
Setelah sedikit lebih tenang,aku mengangkat badanku yang sedari tadi berada dipelukan Bianca.
"Sekarang aku harus bagaimana maaak.... hiks hiks hiks" aku masih tak kuasa bercerita dan menghentikan tangisku.
Bersambung....
Haii.... haiii... haiiii readers kesayangan aku.
Terimakasih telah menyempatkan waktu untuk membaca novelku.♥️
Jangan bosan - bosan ya.☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
아름다운
saran y ka..percakapn langsung jangn pake huruf miring yak,jd kayak ngomonh d hati Mulu 🤭🤭
2021-06-24
0
Nona Can
Lanjut 😊😊😀😁
2020-06-25
4