EPS 5

Pagi harinya, Gunawan bangun terlambat karena semalaman ia tidak kunjung bisa memejamkan matanya.Ia terus saja kepikiran tentang Vienna.Beberapa kali ia mengirim kan pesan via WhatsApp,tapi sama sekali tak dihiraukan.Padahal Gunawan tahu kalau istrinya sedang online.Ia juga tahu bahwa Vienna tidak akan nyenyak tidur memikirkan dirinya yang mengkhianati.

Usai mandi, sholat dan bersiap untuk pergi kerja.Gunawan keluar dari kamar menuju ruang makan.Tapi aneh, suasana di dalam rumahnya sangat sepi sekali.Gunawan membuka tudung saji,tak ada makanan untuk sarapan.

Ia bergegas pergi ke kamar anak-anak ,dengan pikiran mungkin Vienna belum bangun.Tapi ternyata, kamar Vino dan Viviek sudah kosong dan rapi.Mendadak Gunawan jadi panik,ia berlari ke luar.Sepeda motor yang sering dikendarai oleh Vienna tidak ada.

"Apa Vienna pulang ke rumah orangtuanya ??"Gunawan berlari masuk ke dalam lagi,ia mengecek lemari anak-anak.Ternyata pakaian mereka masih tertata rapi.Helaan nafas lega keluar dari mulut Gunawan.

Ia pun berinisiatif untuk menelpon istrinya, akan tetapi di saat ia mendail nomor Vienna ?ponsel berbunyi dari arah laci. Rupanya Vienna tidak membawa ponselnya.

Gunawan kecewa,ia berjalan gontai menuju dapur.Setelah meletakkan tas kerjanya dimeja makan,Gunawan mulai membuat makanan sendiri dan kopi sendiri.

Disaat Gunawan menyesap kopi dan melahap roti bakar buatannya, terdengar bunyi sepeda motor.Gunawan bangkit dan gegas keluar.

Vienna terpegun melihat suaminya terpacak di ambang pintu,tapi ia malas untuk bertanya.

"Papa..."sapa Viviek.Gunawan tersenyum lalu menggendong putra bungsunya.

"Papa nggak kelja?"

"Nggak sayang.."

"Kenapa ??Papa takit?"

Gunawan tersenyum disertai gelengan kepala.

"Viviek main di kamar dulu ya,Papa mau bicara sama Mama ,Boleh ??"

"Ok Papa"

Viviek turun dari gendongan Ayahnya lalu berlari masuk ke dalam.

"Sayang...aku penasaran bicara,boleh kan?"

Vienna tak menjawab,ia masuk ke dalam dan duduk di ruang tamu.Gunawan mengekor dibelakang.

Tanpa disangka,Gunawan menjatuhkan diri dilantai bersujud di hadapan istrinya.

"Sayang maafkan aku..Aku tahu pasti kamu sangat terluka oleh perbuatan ku. Aku tidak meminta kamu untuk mengerti aku sayang, karena lebih tepatnya aku yang harus mengerti Bagaimana perasaanmu. Ini kesalahanku ,,yang sebenarnya tidak pantas untuk dimaafkan . Tapi aku mencintaimu,,, Aku juga mencintai dia . Jika aku disuruh memilih antara perasaan aku ke kamu dan aku ke dia ?semuanya sama"

Vienna menatap Gunawan dengan datar.

"Tapi di antara kita ada Vino dan Viviek yang lebih aku pertimbangkan dari semuanya ,aku bisa ninggalin dia . Hanya saja ini nggak adil buat dia sayang, aku baru menginjak bulan ketiga. Jika tiba-tiba aku menceraikannya, bagaimana tanggung jawab aku sebagai seorang suami terhadap dia ?Jadi kumohon berikan aku waktu untuk memperbaiki semuanya sayang"

Gunawan membalas tatapan istrinya dengan penuh harap.

"Semua terserah padamu, di saat aku tahu kamu mengambil tindakan yang besar dengan menikahi wanita lain tanpa melibatkan aku sebagai istrimu? Aku sudah memutuskan untuk tidak ikut campur dengan tindakanmu .Terserah kamu !Aku bertahan hanya karena Vino dan Viviek. Tapi itu pun tidak menjamin aku bisa bertahan selamanya, Aku tidak tahu Sampai kapan aku bisa bertahan dengan hubungan seperti ini ?Tapi selama aku bisa, aku akan diam"

"Jadi mulai sekarang kita akan mengurus hidup kita masing-masing. Aku tidak punya tanggung jawab apapun sebagai istri terhadapmu karena kamu sendiri sudah gagal menjadi seorang suami.Jadi lakukan semuanya apapun yang kamu mau, dan aku akan melakukan apapun yang aku mau tanpa melibatkan mu. Jika nanti Vino dan Viviek sudah dewasa ,sudah mengerti apa yang terjadi dengan orang tuanya . Mungkin di saat itu aku akan menyerah"

"Sayang... tolong jangan begitu, aku tidak mau kehilangan kamu.Aku juga tidak mau kehilangan Vino dan Viviek "Gunawan merayu dengan penuh hibah.

"Kamu juga tidak mau kehilangan dia kan?"

"Tadi Aku kan sudah bilang, aku butuh waktu sayang untuk melepaskannya. Aku akan berusaha membuat Dia mengerti bahwa aku tidak bisa kehilangan kamu dan anak-anak"

"Ya sudah lakukan!!jika kamu menginginkan bahtera yang kita bangun sampai 10 tahun ini selamat ?kau harus mencabut duri yang membuat kita sakit"

"Ok!!Aku akan coba...aku akan coba"

Vienna meleyot bangun dan meninggalkan suaminya begitu saja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Norma dengan semangat menyiapkan makanan untuk Gunawan.Ia berpikir semalaman, bahwa ia harus mengalah.Karena setelah ia marah sama Gunawan di telfon, Gunawan sama sekali tidak menghubungi nya sampai detik ini.

Norma tidak mau kehilangan Gunawan karena sikap kekanak-kanakannya.Ia akan membuat Gunawan nyaman bersamanya hingga Gunawan bisa melepaskan Vienna.Dan itulah tujuan Norma, merampas semua hal yang membuat Vienna bahagia.

Setelah semua nya siap,Norma melangkah keluar rumah dengan penuh semangat.Tak lupa ia berdandan cantik agar Gunawan tidak malu mengakuinya sebagai istri.

Namun setelah tiba di depan meja resepsionis, Norma harus menelan kekecewaan dikarenakan Gunawan tidak masuk kantor hari ini.

"Kalau boleh tahu ,kenapa Pak Gunawan tidak masuk kantor ya Mbak?"

"Emm saya kurang tahu Mbak, katanya sih beliau kurang sehat "

Norma tercekat, kurang sehat ?? berarti Gunawan sakit?Hanya karena dia bertengkar dengan Vienna ??

Norma merasa dadanya sesak, sakit sekali rasanya.Perlahan ia berundur pergi, apakah ia telah kalah ??Tidak!!!Norma menggeleng cepat.

"Aku tidak boleh menyerah sekarang,aku menunggu saat ini sampai belasan tahun.Dan sekarang,aku sudah berhasil menjerat Gunawan.Nggak mungkin aku melepaskannya begitu saja,kenapa sih?aku malah sok ngambek tadi malam.Kalau saja aku nggak berlagak ngambek, pasti lain ceritanya.Baiklah, sebaiknya aku menunggu saja.Sekarang situasinya sangat panas,jadi lebih baik aku ngasih ruang untuk Gunawan agar berpikir untuk pergi ke tempat ku.Jika didekat Vienna ia sudah tidak mempunyai tempat.He-em...aku harus lakukan itu "Norma kembali bersemangat kembali meskipun perasaannya masih kalut.Ia berjalan menuju mobilnya dan kembali ke restoran miliknya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Vieen...gimana?Apa kamu tengkar sama suami kamu kemarin?"Mira menelfon sahabat nya itu.

"Yah aku harus gimana dong?aku dengar sendiri dia bilang rindu sama Norma.Dan berjanji akan datang ke rumah nya"

"Wah kebangetan...maafin aku ya Vien, aku nggak bisa berada di sisi kamu di saat seperti ini .Kemarin pas aku pulang dari acara reuni-an,aku pendarahan dan sekarang aku masih di rumah sakit"

"Serius ??Di rumah sakit mana?aku kesana ya sekarang ?"

"Jangan Vienn,jauh soalnya..aku udah nggak apa-apa kok.Debay nya juga sehat"

"Makasih ya Mir, meskipun kamu sedang tidak baik-baik saja.Kamu masih menyempatkan diri untuk nelfon aku"

"Iya Vien nggak apa-apa"

"Ya udah kamu istirahat aja ya..."

"Kamu juga Vienn,kamu harus bisa menjaga mental kamu agar tetap aman.Kalau kamu berniat pulang ke rumah orang tua mu disini? kabarin aku ya..aku dan suamiku akan menjemput mu"

"Insyaallah..aku akan berusaha agar orang tuaku tidak tahu akan hal ini"

"Ya udah..bay Vien.."

"Bay..."

Talian terputus secara sepihak.

Terpopuler

Comments

V3

V3

kuat kan hati mu Vien

2024-06-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!