EPS 4

Vino dan Viviek berlarian kejar-kejaran saat baru turun dari sepeda motor yang dikendarai bersama sang Nenek.

"Mama..."

Keduanya berhambur memeluk sang Ibu.Saat itulah senyuman terukir di bibir Vienna.

"Kalian dari mana?"

"Kami habis belanja dari Indomaret Ma.."Jawab Vino.

"Iya Ma..Viek beli kinderjoi baaaaanyak"Viviek bersemangat sekali.Vienna mengusap pucuk kepala kedua putranya,ada rasa sebak yang tertahan di dada.

Bu Malika muncul dari balik pintu, Vienna langsung bangkit untuk mencium tangan sang Ibu mertua yang sudah lama menjanda itu.

"Kok banyak sekali belanjain anak-anak Bu??"

"Nggak apa-apa,anak-anak juga jarang-jarang datang "Jawab Bu Malika begitu lembut, beliau memang Ibu mertua yang sangat baik bagi Vienna.

"Bu..kami pulang dulu ya"pamit Vienna yang membuat Gunawan terkejut.

"Loh..kamu kan baru datang Vienn,kenapa nggak pulang nanti sudah makan malam?Ibu masak banyak loh"

Vienna tersenyum tipis.

"Maafin Vienna Bu,baru saja Vienna dapat telfon dari Ibu Vienna kalau beliau sudah dalam perjalanan menuju rumah "Jawab Vienna berbohong.

"Ohya?? suruh mampir kesini Vieen kalau orang tuamu datang "

"Insyaallah Bu...akan Vienna sampai kan"

"Ya udah kalau begitu cepat pulang gih, kasihan orang tuamu jika dia menunggu diluar rumah terlalu lama"

"Iya Bu...Vienna pamit"

Untuk kesekian kalinya Vienna kembali mencium telapak tangan Ibu mertuanya.Gunawan pun bergegas merapikan barang-barang kedua putranya, sedangkan Vienna mengajak Vino dan Viviek masuk ke dalam mobil lebih dulu.

_

"Gun.."Bu Malika menghampiri putra sulungnya,

"Iya Bu..."Jawab Gunawan sambil lalu mengemasi barang-barangnya.

"Bener mertuamu datang ?"

"Ah i-iya Bu.."Gunawan langsung gugup.

"Jangan Bohong...Ibu merasakan senyuman Vienna bukan senyuman manis seperti biasanya.Apa kau sudah melukai hatinya ??"

"Ti-tidak Bu...Ibu jangan mikir yang aneh-aneh deh.Gunawan sama Vienna baik-baik saja kok"Elak Gunawan menutupi perbuatannya.

"Syukurlah kalau begitu,tapi Ibu ingatkan ya Gun.Kalau sampai kamu dengan sengaja menyakiti istri mu yang tidak berdosa.Kau akan menuai karmanya.Dan tentu Ibu tidak akan bisa menolong mu"Ucapan Bu Malika berhasil membuat anaknya terpegun.Gunawan tidak bisa menyembunyikan ketakutannya atas apa yang diucapkan oleh Ibunya itu.

"Cepatlah...kasihan Vino dan Viviek menunggu lama"

"Ah iya Bu"Gunawan mencium tangan Ibunya,lalu melangkah cepat keluar rumah.

*

*

Selama di perjalanan, Vienna banyak diam.Vino dan Viviek pun sudah terlelap di kursi belakang.Mungkin mereka sangat kelelahan bermain.Sedangkan Gunawan, pikirannya serabutan.Ia takut apa yang diucapkan Ibunya akan menjadi kenyataan.

"Sayang..."

Gunawan mencoba untuk bicara,namun Vienna sama sekali tidak menanggapi apa-apa.

"Sayang... maafkan aku,aku memang salah.Bisakah kamu memberi aku waktu untuk menjelaskan semuanya"

Vienna tetap bungkam.

"Sayang... tolong lah..."Gunawan tetap berusaha membujuk.

Vienna beringsut membenarkan duduknya,ia merasa seperti duduk di kursi panas.Helaan nafas panjang terdengar.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan Mas...aku sudah tahu semuanya.Namanya Norma bukan?"

Gunawan terperanjat, dari mana Vienna tahu tentang istri keduanya itu.

"Tolong berikan aku ruang Mas..Kau tahu aku paling tidak suka dengan bentuk pengkhianatan bukan?tapi kamu dengan sengaja melakukannya.Mungkin...aku sudah tidak bisa membuat kamu bahagia "

"Bu-bukan sayang...bukan begitu...Aku...aku"

"Khilaf ??"Vienna cepat memotong kalimat yang hendak diucapkan oleh suaminya.

"Khilaf cuma satu kali Mas,bukan sampai menikah.Yah aku tahu,itu Sunnah.Tapi jika mendapatkan ijin dari istri pertama.Dan kamu Mas,sama sekali tidak mengatakan apapun.Aku bisa menuntut mu loh Mas"

Gunawan langsung pias.

"Ja-jangan dong sayang..."

Vienna membuang muka, hatinya semakin hancur.Karena ia sama sekali tidak mendapatkan jawaban dari Gunawan yang ingin menenangkan hati nya saat ini.Hanya kata Maaf dan jangan, sedangkan keinginan untuk meninggalkan Norma tak ada terucap.

"Nanti aku akan tidur dengan anak-anak Mas.Kalau kamu ingin menemui perempuan itu, pergilah"

"Sayang... jangan ngomong gitu dong"

"Bukankah tadi kamu bilang kalau kamu merindukan nya"tukas Vienna tanpa sedikitpun memperlihatkan wajahnya.

"Sa-sayang...aku minta maaf "

"Lihat ke depan Mas,jangan sampai anak-anak jadi korban atas kebodohan mu"

Gunawan terdiam,ia kembali fokus mengemudi.Suasana kembali hening.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Vino heran melihat Ibunya berada di kamarnya lebih lama dari biasanya.

"Ma..."

Vienna mendongak, menghentikan aktivitasnya mengajar Viviek membaca.

"Iya sayang ??"

"Mama tengkar sama Papa ya?"

Vienna tercekat, ia tidak bisa langsung menjawab pertanyaan Vino.Putranya yang sudah berumur 8tahun itu.Karena ia tidak ingin kalimat nya akan menyakiti hati buah hatinya.

"Pertengkaran sudah lumrah dalam sebuah hubungan dua orang yang saling menyayangi, seperti contoh Vino sama adek.Tapi seberapa hebat kalian bertengkar, Vino tetap sayang adek kan?"

Vino mengiyakannya.

"Begitu juga adek,tetap sayang Vino"

"Emmm Apa Mama mau tidur disini ??"

"Kalau kalian ijinkan ??"Vienna tersenyum penuh haru.

"Ok...kita satukan tempat tidur ya dek.Biar sama-sama kita tidur di sisi Mama"Vino memberikan ide yang membuat mata Vienna berair.

"Ok Kakak"Jawab Viviek setuju.Keduanya segera bergerak untuk mendorong tempat tidur mereka agar merapat.Vienna membantu karena tenaga kecil mereka takkan sekuat mana.

"Horeeee"keduanya bersorak kompak, Vienna bertepuk tangan turut bersuka cita.

Gunawan menguping dari luar, hatinya sakit karena kedua putranya justru menjadi penghibur disaat hati istrinya terluka.Bukan dirinya!

Ponsel Gunawan berdering,ia melihat layar ponselnya.Tertera nama Arifin,nama samaran untuk no Norma.Segera Gunawan melangkah menjauh dari kamar anak-anak.Vienna sempat mendengar bunyi ringtone ponsel milik sang suami.Tapi ia hanya menatap daun pintu yang tertutup rapat,tanpa sedikitpun bergerak.

"Hallo sayang..."

"Iya sayang..."Balas Gunawan.

"Kamu nggak apa-apa kan?"tanya Norma dari seberang.

"Aku...aku sekarang ingin menyelesaikan masalahku dengan Vieena dulu ya sayang "

"Maksud kamu?"

"Vienna tahu tentang kita dan tentang kamu.Dia sekarang tidur di kamar anak-anak,dan tidak mau bicara dengan ku "

"Jadi kamu tidur sendirian sayang ?"

"He-em..."

"Kasian sekali kamu sayang,ya udah kamu kesini aja deh.Toh kalau sudah marah begitu,istrimu pasti tidak akan perduli lagi padamu sayang"

"Nggak sayang, justru aku tidak akan kemana-mana"

"Kamu kok gitu sih sayang ??"

"Aku tidak punya alasan untuk ninggalin Vienna sayang,ini semua salahku"

"Kamu menyesal udah nikah sama aku?"

"Nggak...bukan gitu,aku tetap sayang sama kamu sayang.Aku nggak nyesel,tapi aku bingung Bagaimana caranya menenangkan Vienna ??Dia istri yang baik sayang "

"Jadi aku bukan istri yang baik buat kamu?"

"Loh kok ngomong gitu sih?"

"Tahu Ah..."Norma mematikan sambungan secara sepihak.

"Sa--- sayang...tunggu dulu.."

TUUUUUUT

Gunawan semakin frustasi,ia memukul udara kosong untuk melampiaskan kemarahannya.

Terpopuler

Comments

V3

V3

goblok bin tolol si Gunawan

2024-06-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!