EPS 3

"Kenapa Vien??kamu kenapa ??"tanya Mira, Vienna tidak mampu untuk menjelaskan Ia hanya memberikan selembar foto yang telah Ia pungut di lantai.Mira menerima foto itu lalu memeriksanya. Mira terperangah melihat foto tersebut.

"Da- dari mana ka-kamu mendapatkan foto ini ?"

Vienna masih tergugu saat ia menyerahkan Dompet Norma.Dengan cepat Mira mengambil dompet tersebut dan membukanya.Rupanya ada foto kedua disana dengan ukuran lebih kecil.Mira menakup mulutnya,ia sungguh sangat tidak percaya.

"Ayo...Ayo kita labrak Norma,kita interogasi dia didepan semuanya"Mira sangat marah dengan hal ini,ia menarik tangan sahabat nya untuk keluar dari toilet.Namun Vienna mematung,ia menggeleng pelan, membuat Mira semakin tersulut emosi.

"Apa yang kamu pikirkan Vien???dia pasti sengaja melakukan ini untuk menyakiti mu,tapi aku tidak akan biarkan itu"

"Jangan Mir...biarkan aku selesaikan masalah ini sendiri"

"Apa yang bisa kamu lakukan ??hah??"

"Nanti akan aku pikirkan,aku tidak mau salah mengambil langkah seperti kejadian yang dulu"

"Vien...itu bukan salahmu "Mira memegang kedua pundak sahabatnya.

Pada saat itu juga, pintu toilet terdorong dari luar.Vienna dan Mira menoleh, rupanya Norma datang.

"Nah tu kan,aku sudah sangat yakin,dia merencanakan semua ini dari awal"Pekik Mira .Norma hanya tersenyum saja.

"Ini adalah rencana mu kan?"Mira melempar dompet beserta foto itu ke wajah Norma.

"Kau sengaja mengekori Vienna ke toilet, meninggalkan dompet mu..agar Vienna tahu bahwa kamu sudah menikah dengan suami Vienna?!"

"Kalau iya kenapa?"jawab Norma dengan entengnya.

"Kau memang sangat keterlaluan ya..sini..aku cabe mulutmu"Mira naik darah,ia ingin menghajar Norma namun ditahan oleh Vienna.

"Mir udah..udah..ya??"

"Aku nggak bisa ngebiarin dia berbuat seenaknya sama kamu Vien"

"Iya ...iya aku tahu,tapi..kamu sedang hamil,kamu harus memikirkan nasib bayimu.Bukankah selama ini kamu berjuang untuk ini?"

Vienna mengusap perut sahabat nya,Mira jadi terenyuh.

POK POK POK POK

Norma bertepuk tangan sendiri.

"Waaah kamu memang hebat Vienn, disaat seperti ini Mira menjadi garda terdepan membelamu.Tapi disaat aku ada diposisi mu?tidak ada seorang pun yang perduli padaku.Justru semuanya turut merasakan kebahagiaan mu yang telah merebut Lion dari aku"

Mira dan Vienna saling berpandangan satu sama lain.

"Jadi kau menikah dengan Mas Gunawan,karena hal ini??bukan karena kamu mencintai nya?"

Norma menarik sudut bibirnya dengan sengit.

"Sejak saat itu, yang ada dalam mimpi ku adalah apa yang terjadi padamu sekarang ini Vienn"

Vienna menggelengkan kepalanya karena tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Norma.

"Eh Nor...aku kasihan sama kamu, seharusnya kamu introspeksi diri.Kenapa teman-teman kita begitu antusias kepada Vienna dari pada kamu?"

"Itu karena, Vienna orang yang tulus,tidak naif seperti dirimu"

"Apa?? Tulus ?? orang yang tulus tidak akan merebut kekasih sahabatnya"Bantah Norma.

"Asal kamu tahu Nor, Vienna tidak merebut Lion.Dia jadian sama Lion saat kalian sudah End"

Norma tersenyum sinis.

"Kamu pikir aku bodoh,Lion mutusin aku karena dia bakal jadian sama Vienna.Seharusnya, kalau Vienna emang empati sama aku?dia tidak akan mau pacaran sama mantan sahabatnya "

"Sudah-sudah.."Vienna menengahi.

"Sejak kapan kalian menikah ??"

Dengan jumawanya Norma melipat tangan di dada.

"Baru beberapa bulan kok"

Vienna diam,ia menyadari perubahan suaminya memang beberapa bulan terakhir ini.

"Sekarang...kamu sudah berhasil membalas rasa sakit hati mu padaku.Cepat tinggal kan Mas Gunawan,jangan sampai dia tahu kalau kamu mau menikah dengan nya hanya karena sakit hati mu"

"Enak banget kamu nyuruh aku gitu,aku tidak akan meninggalkan Mas Gunawan.Karena semua ini masih permulaan,akan ku buat kamu kehilangan semua kebahagiaan mu Vienna"

"Eh.. sundel!!!jaga bicaramu ya"hardik Mira.Norma bukannya marah tapi malah tertawa renyah.

"Terserah kamu mau ngomong apa ? yang penting saat ini kebahagiaan sahabat mu itu akan sirna "Norma berucap dengan nada ancaman,lalu ia pun keluar dari toilet itu dengan angkuhnya.

"Iiihhh geramnya aku sama Norma,kamu juga Vien.Kenapa diam saja?dia telah merebut Suami mu"

Vienna diam,ia perlu mengatur perasaan nya sendiri agar tidak terbawa emosi.

"Malah diem...Vien!!"hardik Mira.

"Aku pulang dulu ya Mir....maaf karena aku tidak tinggal sampai acara selesai"

"Kamu mau kemana ?"Mira mulai khawatir.

"Aku harus melakukan sesuatu,aku tidak mau Norma mendapatkan apa yang dia mau.Jika aku harus hancur,maka dia pun akan juga ikut hancur "

Mira mengangguk setuju.

"Jangan katakan apapun kepada yang lain,jika terjadi kegaduhan.Norma akan semakin merasa menang "

Sekali lagi Mira mengangguk setuju.

"Terimakasih Mir..."

"Apapun yang terjadi, kontak aku ya"jawab Mira, Vienna mengangguk.

Akhirnya Vienna pamit pulang duluan kepada teman-temannya yang lain dengan alasan ada emergency.Meskipun tidak jelas ada masalah apa?tapi Adam selaku ketua dari acara ini pun

mengiyakan.Sedangkan Norma hanya tersenyum tipis duduk di kursinya.

*

*

Gunawan sejak tadi berusaha menghubungi Norma namun tidak diangkat.Sampai akhirnya, setelah kesekian kalinya.Barulah terdengar sahutan dari seberang.

"Hallo..."

"Sayang...ada dimana ?kok di telfon dari tadi nggak diangkat-angkat sih"

"Maaf Mas, ponselku ada di dalam tas.Jadi nggak kedengaran..Ada apa Mas?"lembut sekali suara Norma menjelaskan.

"Aku hanya ingin tahu,kamu sudah makan belum ?"Alasan terbaik untuk menutupi gengsi karena rindu.

"Oh sudah Mas,ini aku sudah di dalam mobil.Sudah mau pulang "Jawab Norma berbohong.Karena sebenarnya ia sedang menguntit Vienna yang baru saja masuk ke rumah orang tua Gunawan.

"Ohhh baguslah... Sayang...aku rindu.Besok aku ke tempat kamu ya"

Vienna mencengkram kuat ujung tuniknya,rasanya sangat sakit sekali.Tapi ia tetap menahan sabar,dengan tetap diam di belakang tubuh suaminya.

"Emang nggak apa-apa pulang terlambat lagi ?Apa anak-anak tidak marah lagi Mas?"

"Anak-anak sudah happ..."saat itu Gunawan menoleh dan mendapati istrinya di belakang punggungnya.Ponsel yang tergenggam perlahan menuruni pipinya.

"Sa-sayang"

Norma diseberang sana tersenyum tipis,ia pun mematikan ponselnya secara sepihak.Kejadian selanjutnya sungguh membuat dia tertawa ngakak.

Gunawan tercekat,ia menelan saliva, tenggorokannya kering seketika.Tapi Vienna hanya diam saja,lalu ia masuk ke dalam rumah sang mertua.

"Vinoo..Viviek.."Seru Vienna mencari kedua anaknya.

"Sayang...Vino dan Viviek sedang ke Indomaret sama Ibu"Gunawan mengekori langkah istrinya dengan was-was.Langkah Vienna tertahan mendengar jawaban suaminya ,ia pun kembali ke ruang tamu dan duduk di sana.Gunawan semakin takut melihat kediaman sang istri.Tapi ia juga takut untuk bicara.Akhirnya Gunawan memilih duduk di kursi sebelah tanpa mengatakan apapun.Sesekali ia melihat wajah Vienna yang tanpa ekspresi.Gunawan semakin takut jika istrinya akan minta untuk cerai.Karena ia tahu,Vienna pernah mengatakan disaat mereka mulai mengikrarkan janji sumpah suci.Bahwa Vienna tidak bisa mentolerir sedikit pun bentuk dari perselingkuhan.

Terpopuler

Comments

V3

V3

si Gunawan lemparin aja ke kandang Buaya

2024-06-13

0

Diana Dwiari

Diana Dwiari

Buang ke laut aja

2024-03-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!