Bab 5

Raden langsung meminta Sekar keluar dari mobil saat mobilnya sudah berada di halaman rumah. Yuana juga terus mencaci maki Sekar dengan membandingkan status antara Sekar dan Raden.

"Kamu hanya gadis gendut yang di pungut mas Raden dari panti asuhan, jangan merasa besar kepala!"

Tetapi perkataan Yuana itu membuat Sekar teringat dengan kehidupan lamanya, bahkan hingga Sekar masuk ke dalam kamar. Raden tidak perlu repot untuk turut turun mengantar Sekar sampai masuk kedalam rumah begitu Sekar turun dari mobilnya Raden langsung bergegas pergi bersama dengan Yuana. Dan itu memang tidak masalah untuk Sekar, karena dia justru bernostalgia dengan perasaannya.

Sekar bukan sedih dengan hinaan yang keluar dari bibir Yuana, Sekar hanya mengingat kekejamannya saat menjadi Acalapati, kata-kata nya tidak pernah lembut pada siapapun, termasuk pada Pangeran Lingga.

"Apa yang telah kulakukan adalah upaya ku melindungi mu Pangeran" lirih Sekar dengan mata yang terpejam rapat.

Hidupnya sejak awal memang rumit, Acalapati tidak pernah mementingkan dirinya sendiri, segala yang dia lakukan memiliki tujuan, sayang tak siapapun tau akan maksud dirinya.

Sekar terlelap dalam tidurnya. Sayup-sayup terdengar suara pria yang sedang menyebut namanya, Sekar merasa di dekap erat, tubuhnya seperti di bawa di atas tandu, suara kegaduhan itu menyamarkan suara pria yang tadi terus memanggil namanya, tetapi masih dapat Sekar dengar titah sang pria pada seseorang. "Ambil darahku, Dokter. Aku sudah pernah memberikan darahku untuknya. Tidak perlu lakukan tes. Aku sehat, dan darahku sama dengan Putri Acalapati." Suara-suara itu memudar di gantikan oleh sebuah kecupan di dahinya, reflek Sekar membuka mata dan menemukan dirinya berbaring seorang diri.

Ini aneh, tapi sepertinya bukan mimpi. Kecupan itu terasa nyata dan masih membekas di keningnya, tapi siapa? Jika nama Acalapati di sebut pria itu, apakah suara lelaki itu milik Pangeran Lingga?

Sekar mengedarkan pandangannya dan sadar dia masih berada di tubuh barunya, lantas firasat apa yang baru saja singgah, mungkinkah itu pertanda bahwa raga lamanya masih terikat dengan jiwanya? Mungkinkah disana Acalapati masih hidup? Apakah mungkin jiwa mereka tertukar?

Kepala Sekar teramat sakit saat memikirkan hal itu, dia merasa kepalanya ingin meledak, mendadak tenggorokannya terasa kering, Sekar buru-buru meneguk air putih yang tersedia di atas meja nakas.

Karena terburu-buru membuat Sekar tersendak, bersamaan dengan itu pintu terbuka dan menghadirkan sosok Raden yang ikut duduk di sebelah Sekar yang tiba-tiba matanya mengeluarkan air mata karena merasa pedih setelah tersendak.

Sekar tak menghiraukan kehadiran Raden, sampai akhirnya Raden membuka suaranya.

"Aku akan tetap menikahi Yuana" ungkap Raden.

Tubuh Sekar terguncang. Rasa takut, khawatir dan bersalah menggulung hatinya hingga isakan lolos dari bibirnya.

Tentu saja bukan karena ucapan Raden.Tetapi Sekar menyadari jika dia terdahulu teramat angkuh.

Menautkan jemarinya, Sekar tahu saat ini dirinya menangis. Hatinya sungguh sesak karena dirundung khawatir berlebih. Bagaimana tidak ? Suara Pangeran Lingga terdengar sangat mengkhawatirkannya, pria itu perduli padanya. Meskipun pria itu mengancam akan menceraikannya tetapi keperdulian Lingga sangat berarti untuk nya. Acalapati sudah sangat lama menaruh hati pada Pangeran Lingga tetapi demi melindungi laki-laki itu Acalapati memendam seluruh perasaannya.

"Ini sudah kita sepakati sejak awal, Sekar"

Tangisan Sekar membuat Raden salah paham.

Sekar menghapus air matanya dan ikut menatap mata coklat Raden.

"Siapa namamu?" tanya Sekar yang membuat Raden mematung.

"Jangan bercanda" Raden menatap jengah lawan bicaranya.

"Aku benar-benar tidak mengenal mu"

"Sekar ini tidak lucu!" tekan Raden terlihat geram, bagaimana tidak? Mana ada istri yang lupa nama suaminya?

Kebisuan Sekar membuat Raden merasa kesal, pria itu tidak tau mengapa Sekar berubah begitu banyak.

"Aku habis kecelakaan, ada beberapa hal yang tidak bisa ku ingat...."

"Termasuk nama ku?" potong Raden begitu saja. Raden merasa kesal karena Sekar terlihat menyepelekan keberadaannya.

Kediaman Sekar kali ini mampu menyulut emosi Raden. Pria itu gegas berdiri dan pergi meninggalkan Sekar.

Sekar tidak perduli, dia tidak mengambil pusing sikap Raden. Menurutnya pria memang sama saja tidak yang kaya, tidak yang berkuasa, semua selalu tidak pernah puas dengan satu wanita. Sekar bukan tidak mengizinkan Raden menikah lagi, itu tidak mempengaruhi dirinya, tapi Sekar memikirkan wanita pemilik raga bisa saja itu sangat melukai hati Sekar yang sebenarnya.

Sekar baru bertemu dengan Raden saat makan malam.

"Raden, apakah kalian masih tidur di kamar yang berbeda?" tanya Fury pada Raden, namun pandangan tertuju pada keduanya.

Sejak awal Acalapati tau hubungan suami istri antara Raden dan Sekar bermasalah. Tidak jauh berbeda dengan hidupnya. Oh sungguh ternyata pernikahan sandiwara seperti ini tidak memandang kalangan, mau untuk kepentingan politik ataupun keperluan yang lain.

Sekar cuek dan tetap menikmati makan malamnya yang jauh lebih sedikit dari sebelum kecelakaan.

Sekar akan masuk ke dalam kamarnya saat tiba-tiba lengannya di tarik oleh Raden. Sekar sedang tidak ingin di ganggu siapapun, dia mendorong tubuh Raden dan segera masuk kedalam kamarnya, tidak lupa mengunci pintu.

Sekar sedang memikirkan bagaimana caranya dia bisa kembali pada hidupnya yang menjadi Acalapati. Sekar masih sangat mengkhawatirkan Pangeran Lingga untuk itu dia ingin tetap di sisi pria itu.

"Tuhan lindungilah dia, dia di kelilingi oleh para penjahat."

"Sekar, buka pintu!"

Gedoran pintu kamarnya membuat Sekar amat sangat kesal, tetapi wanita itu menahan diri dan melangkah untuk membuka pintunya agar Raden masuk.

"Aku akan tetap menikahi Yuana" ujar Raden to the points.

"Apa kau pernah mendengar kerajaan Acalapati?" tanya Sekar mengabaikan perkataan Suaminya.

"Apa itu dari peradaban kuno?"

"Peradaban kuno." Sekar ikut membeo.

Tidak, Sekar yakin Acalapati bukanlah kerajaan kuno melainkan kerajaan modern seperti saat ini, bahkan apa yang di kenakan zaman ini di kerajaan Acalapati pun sudah menggunakannya. Contohnya mobil.

"Acalapati terletak di negara yang memiliki empat musim" ujar Sekar ragu-ragu. Ya, Sekar ragu karena dia tidak begitu mengingat detail wilayah asal usulnya saat ini. Entah mengapa dia seperti kehilangan daya ingat tentang hal-hal yang berhubungan dengan kerajaan tempat asalnya. Apakah sebenarnya dia sedang berenkarnasi?

Mungkinkah peradaban mereka berbeda? mungkinkah kehidupan yang sebelumnya tidak akan pernah kembali.

"Sekar kau sedang bicara apa?"

"Raden, beri aku waktu. Tidak perlu lama, cukup sampai aku bisa mengerti keadaanku, aku akan memberikan izin ku nanti"

Raden memicingkan matanya, Sekarang dia benar-benar yakin jika ada sesuatu yang lain dari diri Sekar.

"Apa benar kecelakaan itu membuatmu cidera ingatan, Sekar?"

Sekar menghela napasnya, dia sendiri bingung akan hidupnya yang jungkir balik. Tetapi jika bisa meminta dia ingin kembali pada kehidupannya yang menjadi Putri Acalapati.

"Raden keluarlah! Aku sungguh butuh waktu untuk memikirkan semuanya"

Sekar mendorong tubuh Raden hingga melewati pintu, setelahnya menutup pintu kamarnya tanpa suara.

Raden mematung mencerna apa yang baru saja terjadi. Dia benar-benar tidak percaya Sekar mengusirnya seperti ini.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

lanjut ya thor, Dendam kayaknya udah menanti nih

2023-02-17

0

mia

mia

kamu bingung ya Aca ..sama aku jg ..🤭

2023-01-07

0

M. salih

M. salih

lanjut author, masih belum bisa menebak ini bagaimana kehidupan Acalapati selanjutnya

2023-01-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!