Bab 2

"Ta-tapi Pangeran ..." ucapan sang pengawal terpotong dengan isyarat yang diberikan oleh Pangeran Lingga.

Restu berjalan kehadapan Pangeran dan memakaikan baju besi armor tangan panjang seolah sang Pangeran hendak berjihad berperang melawan ke batilan.

Ya, karena menghadapi Putri Acalapati seperti menghadapi hewan buas yang mengerikan, apapun bisa terjadi, untuk itu Restu memberi pelindung untuk Pangeran Lingga.

"Segera tutup pintu setelah aku berhasil masuk!" Titah Lingga pada wakilnya, baju besi menutup sebagian besar tubuhnya benar-benar seperti hendak berperang.

Begitu Pangeran Lingga berhasil masuk, sang prajurit langsung menutup pintu sesuai perintah.

Di dalam kamar Putri Acalapati.

Melihat kehadiran suaminya justru membuat amarah Putri Acalapati semakin berkobar, dengan amarah menguasai Acalapati meraih sebuah belati yang tersimpan di bawah bantal dan berlari kearah Pangeran Lingga Mahasura dan menyerang sang suami tanpa belas kasih.

Seberapa bringas amukan sang putri masih bisa Pangeran Lingga hindari tetapi itu justru membuat sang istri menggila.

"HENTIKAN SEMUA KEGILAAN MU, ATAU AKAN AKU CERAIKAN KAU SEKARANG JUGA!!!!"

DUAR!!!!

Bukan hanya seorang yang di dalam ruangan yang kaget mendengar teriakan sang Pangeran, bahkan Restu, para pengawal dan pelayan dibuat tercengang dengan ucapan Pangeran Lingga.

Tidak menyangka Pangeran akan mengambil keputusan final.

"Kau tidak bisa melakukan itu padaku!" pisau yang digenggam oleh Acalapati di lempar kearah Pangeran Lingga, Lingga ingin menghindar sayang pisau itu sudah menggores telapak tangan Pangeran Lingga hingga menyebabkan luka sayatan yang mengalirkan darah segar.

"Ayah, Ibu, bahkan kedua orang tuamu sudah menyetujui keputusan yang akan ku ambil, setelah itu aku akan menikahi Arimbi"

Penjelasan Pangeran Lingga melukai hati Acalapati yang terdalam, harga dirinya seperti di coreng oleh ungkapan laki-laki yang masih menjadi suaminya ini. Apa katanya? dia akan melengserkan seorang Putri Acalapati dan menikahi gadis biasa seperti Arimbi. Betul-betul penghinaan yang tidak dapat di tolerir.

Senyum menghiasi bibir indah Acalapati, tidak seorangpun berhak menyinggung perasaannya, termasuk pria dihadapannya. Kebencian sudah mendarah daging pada wanita yang baru saja disebut namanya oleh Lingga, Acalapati akan membuat perhitungan untuk perempuan itu.

"Kau pernah dengar jika aku bisa membuat semacam ramuan yang mematikan, hebatnya lagi tidak bisa terdeteksi oleh uji teknologi, apa aku perlu mencoba membubuhkan setetes dua tetes untuk wanita yang akan menjadi istri muda mu itu?" Acalapati tertawa. " Dokter akan mengatakan jika wanita itu mati karena serangan jantung, atau bahkan karena gangguan pencernaan, tidak akan ada yang bisa membuktikan kematiannya karena menelan racun" Ucapan Acalapati begitu lembut, tapi efeknya seperti benda yang mencengkram jantung Pangeran Lingga.

Mendengar ancaman wanita dihadapannya Pangeran Lingga menatap Acalapati dengan tajam seolah rasanya wanita itu tubuhnya bisa ikut lebur oleh sepasang netra hitam pekat yang di hujam kan.

Tapi dia adalah Acalapati, wanita yang seperti karakter Medusa yang meskipun sudah mati , kekuatannya masih dapat terasa.

Jujur Pangeran mulai merinding karena tahu jika Acalapati tidak main-main dengan ucapannya. Kekejaman wanita itu sudah tidak diragukan lagi.

"Enyah dari kamarku, brengsek!"

Putri Acalapati meraung bak singa betina yang mengerikan. Kamarnya hancur lebur, pecahan beling bertebaran dimana-mana. Tidak pernah sedikitpun menghormati suaminya dan sepertinya hingga akhir.

Pangeran bermurah hati masih hentak membantu istrinya berjalan, tetapi tangannya langsung di tepis kasar oleh Putri Acalapati, Lingga hanya khawatir karena Acalapati berada di tengah-tengah puing-puing kaca, biar bagaimanapun dia tidak ingin istrinya terluka, kesabaran Pangeran Lingga sangat luas sebenarnya, tetapi selalu menyempit kala berhadapan dengan istrinya ini.

Putri Acalapati hendak berjalan melewati pecahan beling-beling di sekitar kakinya tapi naas kendi yang berisi air yang di pecahkan nya membuat lantai menjadi licin.

Pangeran Lingga Mahasura terhenyak melihat tubuh istrinya yang jatuh menghantam pecahan beling di sekitarnya, darah merembes dengan sangat cepat dari bawah tubuh sang istri yang tergeletak di lantai kamarnya sendiri.

Waktu seolah berjalan dengan sangat cepat, dari ujung kepala sampai ujung kaki Putri Acalapati mengeluarkan darah, tubuhnya tepat terjatuh di atas tumpukan beling yang pecahannya tak beraturan, ukurannya pun bermacam-macam.

Melengserkan posisi istrinya memang keinginan Pangeran Lingga, tetapi tidak dengan cara tragis seperti ini. Pangeran Lingga menghampiri tubuh istrinya yang terkapar dengan bersimbah darah.

"Restu!" melihat darah segar mengubah gaun putih yang dikenakan oleh Acalapati menjadi merah Pangeran Lingga menjadi kalut.

"Restu!!" Pangeran Lingga berteriak lagi, dan seketika pintu terbuka, semua melongok kedalam dan ikut syok melihat Acalapati yang tubuhnya di sangga oleh Pangeran Lingga dengan lengan.

Pangeran Lingga yang merasakan nadi Acalapati melemah tambah panik. Dia memang ingin menceraikan Acalapati tetapi mengembalikan baik-baik pada orang tuanya bukan hal mengerikan seperti ini.

"Panggil Dokter!" Pangeran Lingga sudah mengendong istrinya untuk segera di baringkan dengan telungkup di atas tempat tidur. Menatap gadis muda yang bersimbah darah dihadapannya, gadis yang beberapa menit lalu mengancamnya dengan kematian.

Semua sangat kacau hanya selang beberapa waktu setelah gadis itu mengamuk, Pangeran Lingga juga ikut menyalahkan diri atas apa yang menimpa Acalapati, karena andai dia tidak membahas perceraian, atau tidak datang saat Acalapati marah hari berdarah ini tidak akan pernah terjadi.

"Pangeran anda terluka" Lingga menolak saat Restu hendak meraih tangannya yang sempat tersayat belati.

Sebenarnya Restu tidak begitu heran dengan ke khawatiran Pangeran Lingga, jangankan dengan seorang gadis, pada seekor kucing pun tuannya akan begitu bermurah hati tidak keberatan melarikan nya ke dokter hewan. Yang membuat Restu tidak suka adalah Tuannya terlalu bermurah hati pada wanita yang terus berbuat onar, gadis muda itu terlihat sekali telah menyita pikiran tuan mudanya.

"Bagaimana Dokter?" Pangeran Lingga langsung menanyai dokter yang baru saja memeriksa keadaan Acalapati.

Restu juga sudah menghubungi seluruh keluarga besar, termasuk kedua orang tua Acalapati, dan mereka tengah dalam perjalanan menuju istana.

"Tuan Putri Acalapati sudah tidak bernapas!"

Putri Acalapati tidak pernah mengira jika dia bisa melintasi waktu. Terbangun di tubuh seorang gadis yatim pintu yang dinikahi untuk di manfaatkan.

Putri Acalapati bingung, pikirannya tiba-tiba menjadi kacau, kemudian dia jatuh pingsan lagi. Sebuah pikiran yang bukan miliknya mengalir kedalam nya, satu persatu adegan melintas di benaknya seperti potongan film.

Tetapi itu tidak serta merta membuatnya langsung memahami keadaan, dia masih tak sadarkan diri beberapa waktu.

Putri Acalapati tidak akan pernah mengira kehidupannya akan dimulai kembali dengan kerumitan kisah rumah tangga yang sama dengan kisahnya.

#####

Mohon tinggalkan jejak untuk author ya reader.

Beri dukungan like, komen dan jangan lupa tambah ke favorit, happy reading ❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Enies Amtan

Enies Amtan

masih bingung

2023-08-18

0

Putri Minwa

Putri Minwa

Putri minwa mampir ya thor

2023-02-17

1

mia

mia

masih bingung sama jalan ceritanya ..😁😁

2023-01-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!