Sebuah mobil hitam mewah mengkilap terlihat memasuki gerbang besar mansion Collins. Melewati taman bunga yang indah dan begitu luas, juga kolam air mancur yang tidak kalah memesona, hingga mobil tersebut berhenti tepat di depan undakan menuju rumah megah bak mahligai di atas sana.
Pintu mobil terbuka dengan sendirinya dan seorang pria tampan tampak keluar dari sana. Ia berpenampilan rapi dan terlihat sedikit formal. Setelah merapikan penampilannya, pria itu lalu menaiki undakan yang tidak begitu tinggi hanya beberapa undakan saja.
Setibanya di depan pintu, sudah ada pelayan yang menjemput pria tersebut seolah kedatangannya memang tengah dinanti oleh sang tuan rumah.
“Selamat datang, Tuan. Mari ikut saya, Tuan Besar sudah menunggu Anda,” ucap sang pelayan.
Meskipun sedikit bingung dan kaget karena ia tidak pernah mengira sebelumnya bahwa akan disambut seperti ini. Sebaliknya, ia berpikir bahwa kedatangannya akan memberi sedikit kejutan bagi Tuan Collins yang terhormat. Ternyata ia salah menduga. Sangat melenceng dari ekspektasi yang ada.
Sambil mengikuti langkah pelayan di depannya, mata hazel pria itu bergerak ke sana-kemari bagaikan komputer yang sigap memonitoring segala sesuatu yang ada di sekitar. Melewati beberapa ruangan besar nan sepi, pelayan itu berhenti tepat di depan sebuah pintu ruangan yang tertutup rapat.
“Saya antarkan sampai di sini saja, Tuan. Silahkan masuk, Tuan besar sudah lama menunggu Anda di dalam,” ucap pelayan tadi.
“Terima kasih,” balas pria itu singkat.
Setelah sang pelayan menghilang entah ke mana, pria itu sempat menoleh ke kanan dan ke kiri. Mendapati tidak ada seorang pun, ia lalu mengetuk pintu di depannya. Belum sampai ketukan ketiga, pintu itu tiba-tiba terbuka sendiri dan seseorang berdiri di depan sana lalu mempersilahkannya masuk.
“Kau boleh tinggalkan kami, Cadee.” Suara seseorang yang terdengar dari kejauhan.
Cadee yang tadinya berdiri di depan pintu dan menyambut pria itu, langsung bergerak keluar dari ruangan tersebut setelah berpamitan pada atasannya.
“Selamat datang, Tuan Kyler Revas!” ucap seorang pria setengah abad. Ia kemudian bangkit dari kursi kebesarannya.
“Anda tau siapa saya, Tuan? Sungguh sebuah kehormatan,” balas pria bernama Kyler dramatis. Bagaimana mungkin seorang Gilmer Collins tidak akan tahu tentang kedatangannya? Bukankah dia yang mencarinya? Begitu pikir Kyler.
Gilmer tergelak lalu menghampiri Klyer yang belum dipersilahkan untuk duduk.
“Tentu saja. Aku yang mencarimu dan memintamu untuk kemari, sudah pasti aku menunggu kedatanganmu dengan semua hal yang sudah aku ketahui tentangmu, bukan begitu?” Pria paruh baya yang masih saja gagah itu berucap bangga dan percaya diri.
Kau terlalu yakin, Gilmer.
Wajah datar Kyler sedikit memaksakan senyum. Senyum yang aneh dan sulit diartikan.
“Sekali lagi, selamat datang di mansion collins.” Keduanya saling berjabat tangan dan berpelukan ala lelaki macho. Kyler kemudian dipersilahkan duduk dan mereka pun melanjutkan perbincangan yang lebih serius.
...***...
Sementara itu, di sebuah kamar yang berada di lantai dua kediaman megah tersebut, terdengar suara seorang wanita tengah berdebat hebat. Namun, perdebatan itu sepertinya hanya terjadi satu arah, tidak ada lawan bicaranya karena suara-suara lain tidak terdengar di sana.
📲 “Oh, ya? Dengan sengaja kau mau mengatakan kalau itu salahku dan tunanganmu itu yang benar? Ba*jingan kau, Olsen!”
Rupanya perdebatan via telepon yang terjadi antara Loretta dan kekasihnya.
📲 “Bukan seperti itu maksudku, Lore. Aku tidak membelanya. Hanya saja aku rasa kau terlalu berlebihan, Honey. Aku kenal Oriana lama dan dia tidak seperti itu.”
📲 “Cukup, Olsen! Jelas-jelas kau membelanya dan … arrrgghh, sudahlah. Aku sedang tidak ingin berdebat. Kita akhiri ini dan mari sama-sama mempertanggungjawabkan kepada media. Aku tidak ingin terus-menerus bersembunyi dan dinilai seperti pecundang.”
📲 “Bicara apa kau, Lore? Aku sudah minta maaf, hei. Aku tidak ingin mengakhiri ini denganmu. Aku mencintaimu, Lore. Dan soal media, aku berjanji akan menjelaskan semuanya.”
📲 “Aku muak mendengar kata cinta dan janji manismu, Tuan Olsen. Urusi saja tunanganmu itu. Katakan padanya aku siap bertemu dia kapan saja, tidak perlu menerorku seperti pengecut.”
📲 “Dengarkan dulu–”
Loretta segera mengakhiri panggilannya sebelum Olsen kembali berbicara kata-kata yang membosankan. Bersamaan dengan itu, pintu kamarnya di ketuk dari luar. Loretta pun meminta orang itu untuk masuk.
“Ada yang ingin bertemu dengan Anda, Nona.” Seorang pelayan wanita berkata pada Loretta.
“Siapa?”
Sang pelayan belum sempat menjawab, tiba-tiba seorang pria muncul dengan gaya berjalan yang kemayu serta dandanan yang begitu cantik.
“Halo, Sayang. Aku datang!” ucap sang pria kemayu.
Loretta memutar bola matanya malas melihat siapa gerangan yang datang. Dia adalah teman sekaligus manager Loretta. Ia lalu meminta pelayan tadi meninggalkan mereka berdua. Setelah pintu tertutup, Lore pun berjalan menuju ranjang queen size dan menghempaskan tubuhnya di sana.
“Kau mau apa kemari, Lynette? Kau tidak membuat jadwal untukku, 'kan? Aku belum bisa beraktivitas seperti biasanya. Lagian daddy–”
“Apa yang kau pikirkan, Sayang? Aku ke sini hanya ingin melihat kondisimu setelah melihat berita kemarin,” ucap Lynette memotong pembicaraan Lore. Pria kemayu itu lalu menyusul Lore ke tempat tidur dan memperhatikan wanita cantik itu dari jarak yang lebih dekat.
“Dan aku juga ingin mendengar semua yang terjadi dari bibirmu yang seksi ini, Sayang. Kenapa kau tiba-tiba meninggalkan pesta malam itu? Kau benar-benar menghabiskan malam dengan si tampan Olsen?” lanjut Lynette dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Lore sakit kepala.
“Hentikan omong kosongmu, Lynette. Kepalaku sakit memikirkan pengawal yang diberikan daddy, jangan kau tambahkan dengan ocehanmu! Kau sama saja dengan wartawan-wartawan sia*lan itu,” gerutu Lore.
“Kenapa? Pertanyaan kami sesuai fakta, bukan?” goda Lynette sambil mengibaskan rambutnya.
“Lebih baik kau pulang saja. Aku butuh ketenangan.” Lore bangkit dan menunjuk pintu menyuruh managernya untuk segera keluar.
Lynette tidak terima dan berujung adu mulut dengan Lore. Keduanya selalu seperti itu. Namun, kali ini Lynette begitu marah karena Loretta menarik wig yang ia gunakan dan membuangnya melewati balkon.
“Lore! Kau–”
Ketukan pada pintu kamar menghentikan pertengkaran kecil mereka. Seorang pelayan datang memberitahukan bahwa ada seseorang lagi yang ingin bertemu dengan Lore. Kini Lore dan Lynette saling melemparkan tatapan penuh tanya.
“Apa itu pengawal barumu?” Lagi-lagi goda Lynette dengan wajah menyebalkan.
“Kau senang? Dia akan melihatmu dengan penampilan seperti ini? Ck, miris sekali,” ucap Lore dengan mimik wajah sinis tak kalah menyebalkan.
Ia segera bangkit merapikan penampilan dan berlari keluar kamar meninggalkan Lynette yang geram akan ulahnya.
“Kusumpahi kau jatuh cinta dengan pengawal barumu itu, Lore!” teriak Lynette.
Tiba di depan pintu ruangan kerja ayahnya, Lore mengetuk pintu itu sebanyak tiga kali dan dia pun masuk. Betapa kagetnya ia mendapati sesosok pria tampan yang kini berdiri bersama sang ayah menyambut kedatangannya.
“Kemarilah, Darla.” Loretta pun mendekat. “Kau sudah tau dia siapa?” Lore menggeleng. “Dia Kyler yang akan menjadi pengawalmu. Kyler, ini Loretta putriku.” Gilmer mencoba memperkenalkan keduanya.
Loretta tampak terpaku menatap wajah tampan di hadapannya, berbeda dengan Kyler yang terlihat biasa saja.
Apa ini? Kenapa yang datang setampan ini? Oh, my ….
“Ehm, Darla, kau melamun?” Gilmer menyadarkan putrinya.
“Oh, maaf. Pikiranku sedikit tidak fokus.” Loretta mulai bersikap angkuh, padahal sebenarnya ia begitu merasa canggung.
“Bagaimana menurutmu, Darla?” tanya Gilmer sekali lagi.
Seperti biasa, Loretta akan menjawab dengan gaya angkuh. “Lumayan, Dad,” jawab Lore pelan.
Gilmer terkekeh mendengar jawaban sang putri. “Lumayan apanya, Sayang? Yang daddy tanyakan itu seperti apa orangnya? Bukan dia tampan atau tidak,” ucap Gilmer di sisa-sisa tawanya.
Oh, sh*it ….
...✨✨✨...
...Halo semuanya 👋 Jangan lupa like dan komen yah. Oh iya, AG juga punya rekomendasi bacaan dari teman sesama penulis. Mampir yah, gessss .......
...Thx before 😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments