Bab 2. Attacked and Punishment

“S*hit! Aku harus segera tiba di mension atau lelaki tua itu akan menghukumku,” umpat seorang wanita yang tidak lain adalah Loretta. Salah satu artis cantik paling kontroversial sejagat benua merah.

Wanita dengan rambut berwarna rose gold itu tampak terburu-buru mengemasi barang-barangnya. Panggilan telepon dari sang ayah dengan nada memerintah beberapa detik lalu, cukup menjelaskan padanya bahwa sesuatu telah terjadi.

“Pasti orangnya memata-matai aku dan melaporkan padanya. Kurang ajar!” Lagi-lagi Loretta mengumpat.

Merasa semua barang miliknya sudah ia kantongi dalam tas dengan brand ternama dunia, Loretta pun melenggang keluar tak santai. Langkahnya tegas setengah berlari. 10 menit yang diberikan sang ayah, bisa saja berarti kurang dari itu dan Loretta sudah sangat hafal akan hal tersebut.

Begitu masuk di dalam lift, si cantik itu menyempatkan diri menghubungi seseorang. Namun, raut kesal bercampur kecewa seketika bergelantung di wajah cantik Loretta, mendapati panggilannya ditolak. Garis bawahi, ditolak bukan diabaikan.

“Si*al!” Hampir saja ia melemparkan ponselnya, beruntung lift lebih dulu terbuka. Segera Loretta mengantongi kembali benda pipih persegi itu dan kembali melangkah dengan terburu-buru.

Namun, baru beberapa langkah, Loretta dikejutkan dengan sejumlah orang yang tiba-tiba mendekat kepadanya, disusul kilatan kamera dan sederet hujaman pertanyaan. Tentu saja hal itu cukup mengejutkan, meskipun bukanlah hal baru lagi bagi Loretta.

🎙️ “Nona Collins, bisakah Anda memberikan sedikit penjelasan kepada kami terkait berita yang beredar pagi ini, apakah hal itu benar adanya?”

Oh, s*hit! Berita apalagi? Jangan-jangan … habislah aku. Gilmer Collins akan memenjarakan hidupku. Everybody help me!

Loretta menjerit dalam hati sambil menahan geram, tetapi ia berusaha memperlihatkan senyum terbaik di wajahnya.

🎙️ “Benarkah semalam Anda menginap di hotel ini bersama Tuan Olsen?”

🎙️ “Bukankah Tuan Olsen sudah memiliki tunangan, Nona?”

🎙️ “Bagaimana tanggapan Anda sendiri mengenai berita pagi ini, Nona? Apakah benar di sini Anda sebagai orang ketiga?”

Wartawan sia*lan! Enyalah kau!

Loretta masih tersenyum meskipun hatinya terus saja berseru penuh makian. “Maaf lain kali saja. Saya sedang terburu-buru,” ucap Loretta berusaha sesopan mungkin.

Segera ia menerobos kerumunan beberapa orang di sana dan setengah berlari menuju mobilnya. Akan tetapi, lagi dan lagi kesialan menimpa Loretta. Baru saja ia hendak masuk ke dalam mobil, sindiran pedas disertai gulungan-gulungan kertas menghujam dirinya.

“Wanita penggoda! Kau tidak pantas bersama Olsen!” Seorang wanita berseru nyaring sembari melempari Loretta.

“Artis tidak punya prestasi! Prestasimu hanya di ranjang!”

Loretta sudah sangat geram dan ingin sekali merobek mulut wanita itu, tetapi ia sadar bahwa dirinya diserang. Tidak hanya sampai di situ, bahkan ada yang dengan berani melempari telur dan buah-buahan busuk ke arahnya. Mobil mewah keluaran terbaru itu ikut jadi sasaran penyerangan.

Ia segera masuk ke dalam mobil lalu hendak menghidupkan mesinnya, tetapi dua orang berbaju hitam dan berbadan kekar tiba-tiba datang mengetuk pintu mobil dan menghentikannya. Lore tidak lagi panik sebab wajah-wajah itu sudah tak lagi asing.

Keduanya sedikit menundukkan kepala. “Maaf Nona, mari ikut kami! Ban mobil Anda pecah semua,” ucap salah satu dari mereka.

Tanpa membantah lagi, si cantik itu keluar dengan pengawalan khusus kali ini dan berpindah ke mobil yang lain. Kerumunan tadi pun enggan mendekat. Sebelum benar-benar masuk ke dalam mobil, Loretta sempat berbalik dan mengacungkan jari tengah kepada kawanan haters di sana.

“Huh, menyebalkan sekali. Berita apa yang kalian lihat pagi ini?” tanya Loretta sembari memasang safety belt-nya. Hening, tidak ada yang menjawab, hanya deru mesin mobil yang mendominasi. “Ck, ini alasan mengapa aku tidak suka menggunakan pengawal. Membosankan,” imbuhnya sembari kembali merogoh ponsel dari tas.

Bertepatan saat itu, ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Wanita bermata cokelat itu mendengus melihat nama si penelpon yang tertera pada layar.

📱 “Loretta, kau kemana saja? Sejak semalam aku mencarimu, kenapa kau tiba-tiba menghilang dari pesta? Apakah kau sudah melihat berita pagi ini? Jelaskan semuanya padaku, Loretta. Sudah kuperingatkan untuk men–”

📱 “Shut up, Lynette! Kau lebih menyebalkan dari wartawan rendahan itu,” ketusnya. “Datang saja ke mension, aku tidak ke mana-mana hari ini,” lanjut Lore.

📱 “Wait, wait! Why–”

Panggilan itu pun terputus. Loretta begitu malas mendengarkan omelan sang manajer. Ia sedang memikirkan sekaligus mempersiapkan diri untuk hukuman dari sang ayah. Wanita 25 tahun itu sudah bisa menduga bahwa kali ini ia tidak akan bisa melawan kehendak ayahnya lagi.

Mobil memasuki pintu gerbang kediaman Collins. Loretta menunduk dan melirik jam tangan mahal di pergelangannya. Ia menghela nafas sedikit berat menyadari sudah lewat waktu, tetapi tetap menata langkah memasuki rumah mega bak mahligai para dewa-dewi.

“Loretta!” panggil ibunya seraya mendekat dan memeluk sang putri. Sepertinya wanita berusia senja itu sudah menunggu anaknya sedari tadi.

“Are you, ok?” tanya Hellena penuh khawatir.

“Tidak ada yang ok, Mom? Karierku bisa hancur. Please, do it something, Mom! Jangan sampai si bodoh itu menertawaiku!” Loretta memelas pada ibunya.

“Itu tidak akan terjadi. Mommy tidak akan tinggal diam. Sekarang tenanglah dan temui daddy di ruang kerjanya. Dia sudah menunggu!” titah Helena.

Ia pun berlalu dari hadapan putrinya meninggalkan Loretta dengan hati yang dipenuhi harapan. Wanita cantik itu lalu cepat-cepat berlari ke ruang kerja ayahnya. Ketukan di pintu hingga kali ketiga dan Loretta dipersilahkan masuk.

“I'm so sorry for coming late, Dad! Tadi aku sempat dis–”

“Bersiaplah malam ini kau akan ke Irlandia!” Suara berat Tuan Collins menginterupsi ucapan anaknya membuat Loretta tersentak bukan main.

“Big no, Daddy!” Tanpa takut ia menolak dengan tegas. “Apa tidak ada hukuman yang jauh lebih baik untukku selain diasingkan sejauh itu? Semarah itukah Daddy padaku? Aku ini putri Daddy satu-satunya!” Nada Loretta tidak bisa lagi terkontrol.

“Pelankan suaramu, Loretta!” Wanita itu seketika mengatupkan mulutnya dengan gemetar. “Kau masih punya satu pilihan lain kalau begitu.”

Gilmer yang sedari tadi duduk membelakangi putrinya, kini berbalik dan menatap tajam wajah sang putri yang selalu dipenuhi aura keangkuhan. Ia pun berdiri dan memasukan tangannya ke dalam saku celana lalu melangkah lebih mendekat.

“Kau harus berhenti dari dunia entertain dan kembali ke perusahaan dengan didampingi pengawal setiap detiknya mulai saat ini.”

Dunia Loretta seakan runtuh menindihnya. Ia tidak percaya ayah kandung sendiri menginginkan kehancuran kariernya. Hukuman macam apa ini? Begitulah yang ada dalam benak artis cantik yang mungkin saja akan mengakhiri keartisannya sebentar lagi.

“Ini kejam, Dad!” ucap Loretta penuh penekanan. Giginya bergemeletuk menahan marah.

Sudut bibir lelaki paruh baya itu sedikit terangkat. Ia tahu betul bahwa dua hal yang dibenci putrinya adalah bekerja di perusahaan dan dikelilingi pengawal. Wanita muda itu merasa dunianya sempit dan tertekan. Tidak ada semboyan 'freedom' dalam hidupnya.

“Ini tidak kejam, tetapi ini yang terbaik untukmu. Bukankah tadi kau diserang di depan hotel itu? Jangan keras kepala, Lore! Mungkin saja besok-besok terjadi penyerangan yang lebih sadis dari itu. Bisa saja, 'kan?” Loretta terdiam untuk sesaat.

“Kalau begitu aku yang akan memilih pengawal itu sendiri,” Mencoba bernegosiasi dengan ayahnya.

“No, Darla! Daddy tidak akan pernah percaya lagi padamu. Dan Daddy tidak akan memilih sembarang orang yang akan dengan mudah kau bodohi.” Gilmer tahu betul watak anaknya. Ia sudah mengantisipasi ini sebelumnya.

“Jangan bilang Daddy akan memilih orang-orang dari Noco Miles! Aku tidak terima!” protes Lore sekali lagi dan ayahnya menanggapi dengan tawa.

“Tepat sekali!”

...🍁🍁🍁...

Terpopuler

Comments

DHurley123

DHurley123

Hmm pantes sih bapaknya ngamuk lihat kelakuan anaknya tp jangan berlebihan juga dong pak

2023-06-21

2

ℒ⃝esℽαͦ°᭄🐾

ℒ⃝esℽαͦ°᭄🐾

jangan² dia bukan anak kandung, gitu banget sama bapaknya😶

2023-01-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!