Laparku Menangis

Aileen sudah mengemas pakaiannya ke dalam koper, dia menarik kopernya perlahan dan mengendap ke jendela dekat pintu untuk memastikan jika Randu sudah tidak ada lagi.

Aileen dapat bernapas lega. Dia tidak mau mengulur waktu dan gegas pergi, Randu bisa saja datang kapan pun dia mau.

"Lagian siapa, sih, yang disuruh sama dia? gumam Aileen. Dia masih kesal kepada orang yang mau-maunya menjadi pesuruh Randu.

"Maafin aku, kamu pasti marah karena aku jauhi kamu sama bapakmu itu, tapi aku gak siap kalau kita akan sering bertemu nantinya." Aileen mengusap perlahan perutnya sebelum beranjak pergi.

Perempuan itu memang nekat, tanpa persiapan apa pun dia memilih pergi begitu saja. Sama seperti saat dia menyadari jika dirinya hamil setelah satu bulan kejadian naas itu terjadi.

Takut ketahuan dia memilih pergi, bahkan dengan uang yang tidak seberapa. Namun, keteledorannya membuat Randu malah menemukan benda pipih itu.

"Ini ojek, angkot, taksi, atau apa pun pada ke mana, sih? Atau Kak Randu sudah tahu kalau aku bakal kabur makanya dia tahan mereka semua?" Aileen celingukan melihat jalanan yang sepi tidak seperti biasanya. Padahal dia sudah berjalan cukup jauh, kakinya terasa nyeri.

"Tapi aku gak mau ketemu lagi sama dia. Aku harus pergi!"

Aileen kembali berjalan kaki dengan menarik kopernya. Dia berharap ada kendaraan yang lewat agar dia bisa segera menjauh dari tempat tersebut.

"Bapak kamu jahat banget, sih. Kita sudah jalan jauh loh ini," gerutu Aileen. Dia merasa tubuhnya begitu lemas, keringatnya terus saja keluar. Sepanjang perjalanan yang dilaluinya sama sekali tidak ada kendaraan yang lewat, padahal tadi saat dia pulang dari pasar sangat mudah menjumpai kendaraan umum.

Aileen merasa kepalanya pusing, dia benar-benar tidak lagi kuat untuk berjalan. Mungkin saja karena sejak pagi belum makan dan saat di pasar dia sempat muntah karena ulah seseorang yang menyebalkan. Aileen hampir saja terjatuh ke aspal jika tidak cepat Randu menangkap tubuhnya.

"Kak ...."

"Sial, dia pingsan lagi!" Pria itu lekas menggendong tubuh Aileen dan membawanya ke dalam mobil. Randu benar-benar merutuki sifat keras kepala Aileen. Padahal dia hanya pergi sebentar untuk memastikan jika permintaannya selesai, tetapi dikejutkan dengan Aileen yang berjalan di jalanan yang sepi.

"Dasar kepala batu!" Untuk melampiaskan kekesalannya Randu mengetuk pelan kening Aileen dengan kepalan tangannya. Setelah itu dia membawa Aileen ke tempat yang semestinya mereka datangi.

***

Aileen tersadar, dia merasa asing dengan tempatnya saat ini. Dia berada di sebuah kamar yang luas dan memastikan jika ruangan tersebut bukan kamar kontrakannya atau pun kamarnya sendiri.

Aileen memilih turun dari ranjang, tetapi baru saja tubuhnya bergeser sedikit pintu ruangan tersebut terbuka. Dirinya kembali dibuat terkejut melihat siapa yang menemuinya.

"Kamu sudah sadar!" Aileen pasrah. Dia mendudukkan tubuhnya dan menatap kesal Randu.

Randu menutup pintu dan mendekat. "Mau minum?" tawar Randu, tetapi Aileen menggeleng. "Baiklah." Dia memilih duduk di sofa yang berhadapan dengan Aileen duduk saat ini.

"Apa itu?" tanya Aileen penasaran saat melihat Randu membawa map.

Randu menyerahkan map tersebut kepada Aileen daripada menjelaskannya terlebih dahulu. "Baca saja!"

Aileen membuka map tersebut. Dia melihat tulisan yang diketik rapi.

"Perjanjian pernikahan?" tanya Aileen terkejut dan Randu hanya mengangguk. "Kak, aku gak mau, Kakak gak budeg, kan?"

Randu berdecak sebal. "Aku tahu Kakak mau tanggung jawab. Makasih banyak, serius deh. Tapi, aku gak mau, Kak," ungkap Aileen sambil menutup map tersebut tanpa membaca isinya.

Kening Randu mengerut mendengar ucapan Aileen dan begitu tenang. "Lagipula kenapa Kakak seyakin itu kalau yang aku kandung ini anak Kakak?"

"Apa artinya kamu pernah melakukannya dengan pria lain?" Aileen spontan menggeleng. Jawaban sederhana itu membuat Randu makin yakin kalau Aileen memang mengandung penerusnya.

Pria itu lekas membuka map-nya kembali dan membacakan isinya. "Karena kamu keras kepala dan tidak mau membaca surat ini, maka saya yang akan membacakannya. Dengarkan," tekan Randu.

"Sebagai pihak pertama, Randu Kesuma akan mengambil alih hak asuh anak dari pihak kedua, Aileen. Kedua pihak dilarang memberitahu siapa pun pernikahan mereka, dan pihak kedua dilarang bertemu dan tidak memiliki hak apa pun terhadap anak yang dikandungnya!"

Aileen melempar bantal ke arah Randu dan tanpa bisa dihindari oleh pria itu sampai mengenai wajah tampannya. "Kenapa harus ada perjanjian begitu? Mana gak ada untungnya sama sekali lagi buat aku!"

Randu membuang bantal yang mengenai wajahnya itu ke lantai. Dia menatap tajam kepada Aileen. "Bukankah kamu tidak menerima bayi itu?"

"Iya, tapi bukan berarti aku setuju sama perjanjian itu."

"Saya tidak meminta persetujuan dari kamu. Lagipula kamu sudah tanda tangan!" Randu memperlihatkan tanda tangan Aileen.

"Kakak!" seru Aileen kesal. Dia yakin Randu memanfaatkan keadaanya tadi.

"Sekarang bersiaplah, sebentar lagi kita akan menikah dan setelah itu pulang!"

"pulang?" beo Aileen. Randu hanya mengangguk dan berlalu meninggalkan Aileen dalam kebingungan. Bahkan perempuan itu seakan tidak menyadari kedatangan perias karena masih berusaha mencerna kejadian yang terjadi.

"Cantik begini, kalau didandani makin cantik ini mah!"

Ucapan dari perias itu hanya dianggap sebagai angin lalu. Aileen seakan tidak berdaya dengan semua tindakan Randu.

Dalam pertemuan kembali keduanya, Randu sudah membuat keputusan tanpa peduli dengan dirinya sama sekali.

Aileen masih saja diam dan tidak peduli saat dirinya sudah berganti pakaian dengan gaun pengantin yang sederhana dan pas pada tubuhnya.

***

Air mata Aileen menetes setelah dia mendengar kata sah yang seakan menggema di seluruh ruangan. Dia menoleh ke sampingnya dan melihat senyum di wajah Randu.

Dia menghapus air matanya dan melihat sekelilingnya. Tidak hanya ada Randu, di depan mereka yang hanya terhalang oleh meja ada dua orang pria, di sisi Randu pun ada dua orang pria yang Aileen sudah kenal.

"Kak," panggil Aileen. Randu lekas menolah dan tersenyum. "Aku ... aku kenapa?" Aileen menatap Randu dengan tatapan mata sayu.

Randu tidak langsung menjawab, dia menyuruh beberapa pria yang ada di dalam ruangan itu untuk pergi dan membiarkan mereka berdua saja.

"Kita sudah menikah. Kamu lupa?" ujar Randu lembut. Aileen hampir terhipnotis dengan senyuman dan suara lembut pria di sampingnya itu.

"Tapi aku gak mau, Kak!" Aileen mulai menyadari yang telah terjadi. Dia menunduk dan kembali menangis.

Melihat Aileen yang tertekan membuat Randu hanya menghela napas kasar. "Saya janji tidak akan membuat kamu menderita. Pernikahan ini hanya sementara, bagaimanapun saya tidak mau kamu hamil tanpa seorang suami!" Randu mengusap lembut kepala Aileen yang masih menangis.

"Padahal tanpa menikah bisa, aku cuma perlu sembunyi saja dan Kakak bisa ambil anak ini nantinya," pungkas Aileen.

"Jangan asal bicara. Saya bukan pria yang tidak bertanggung jawab meski kesalahan sepenuhnya ada di kamu!" Ucapan Randu yang kembali menyudutkan dirinya membuat Aileen menangis makin kencang.

Dia mengabaikan larangan dan ancaman Randu. "Diamlah, saya akan melakukan apa pun asal bukan cerai!"

Aileen lantas terdiam dengan sisa-sisa air mata yang masih menggenang di pelupuk mata dan riasan yang sudah luntur.

"Janji?" Randu mengangguk. "Aku lapar!" ucapnya manja. Dirinya benar-benar lapar dan Randu sama sekali tidak peka.

"Ah, baiklah. Kamu ganti pakaian dan kita pulang, di sana kamu akan makan dengan banyak," ujar Randu. Dia memilih berdiri.

"Aku gak mau!"

"Aileen!" desis Randu.

"Aku mau makan steik!" tutup Aileen tanpa mau dibantah.

Terpopuler

Comments

.

.

penasaran Aileen knp jebak randu

2023-01-19

0

lihat semua
Episodes
1 Dibuang sayang
2 Laparku Menangis
3 Kabar Baiknya, Pelaku Terungkap
4 Ternyata Aku yang Salah
5 Sisi Lain Randu
6 Pembalasan yang Sempurna
7 Benihnya yang Disemai
8 Rasanya Makin Terasa
9 Aileen Tidak Manja
10 Ngaku, Nih?
11 Bersikaplah Biasa Saja
12 Jangan Tatap Begitu!
13 Keputusan Aileen
14 Resign?
15 Kok Gitu, Sih!
16 Curhatan Sahabat
17 Apartemen
18 Perasaan Tak Berbalas
19 USG
20 Potong Rambut
21 Hari Ini Untukmu, Sebelum Malam
22 Malam Ini Milikku
23 Kamu Melupakan Aku, Babe?
24 Bernyanyilah Untukku Malam Ini
25 Hilang Begitu Saja
26 Kesempatan Itu Tidak Pernah Ada
27 Memilikinya, tapi Bukan Untuk Dimiliki
28 Manipulatif
29 Menjaga Jarak
30 Salah Paham
31 Belanja
32 Ketahuan?
33 Tidak Pantas Dicintai?
34 Menginap
35 Kedatangan Sika
36 Tanpamu
37 Masih Berpisah
38 Bertemu?
39 Pertengkaran
40 Tangisan Perpisahan
41 Dia Bukan Lagi Bayimu!
42 Kamu Menghindari Saya?
43 Jadi, Harus Gimana?
44 Diam dan Dengarkan
45 Setiap Kita Pasti Ada Saja Kecacatan
46 Kita Bercerai Saja!
47 Saling Berkhianat
48 Pengakuan
49 Mau Temui Mereka?
50 Perempuan Seperti Apa Kamu Ini?
51 Pertemuan Kembali
52 Harus Memulihkan Dirinya Seorang Diri
53 Apa Kamu Bersedia?
54 Hilang
55 Benar-Benar Sudah Kalah
56 Apa itu Normal?
57 Tidur di Mana?
58 Berubah?
59 Maaf, Anda Masih Belum Berhasil
60 Kita Sama yang Tidak Sama
61 Penyesalan Aileen
62 Tidak Akan Menyerah
63 Kapan Pertemuan Pertama Kita?
64 Mengalahkan Ego
65 Kebohongan Seto
66 Rumah Baru
67 Tidak Terpengaruh
68 Salah Paham
69 Kedatangan Tamu di Rumah Baru
70 Keberanian Aileen
71 Aku Gak Mau Rugi
72 Bulan Madu Dadakan
73 Rumah Sakit
74 Kabar Kematian
75 Hotel
76 Siuman
77 Berkunjung
78 Undangan
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Dibuang sayang
2
Laparku Menangis
3
Kabar Baiknya, Pelaku Terungkap
4
Ternyata Aku yang Salah
5
Sisi Lain Randu
6
Pembalasan yang Sempurna
7
Benihnya yang Disemai
8
Rasanya Makin Terasa
9
Aileen Tidak Manja
10
Ngaku, Nih?
11
Bersikaplah Biasa Saja
12
Jangan Tatap Begitu!
13
Keputusan Aileen
14
Resign?
15
Kok Gitu, Sih!
16
Curhatan Sahabat
17
Apartemen
18
Perasaan Tak Berbalas
19
USG
20
Potong Rambut
21
Hari Ini Untukmu, Sebelum Malam
22
Malam Ini Milikku
23
Kamu Melupakan Aku, Babe?
24
Bernyanyilah Untukku Malam Ini
25
Hilang Begitu Saja
26
Kesempatan Itu Tidak Pernah Ada
27
Memilikinya, tapi Bukan Untuk Dimiliki
28
Manipulatif
29
Menjaga Jarak
30
Salah Paham
31
Belanja
32
Ketahuan?
33
Tidak Pantas Dicintai?
34
Menginap
35
Kedatangan Sika
36
Tanpamu
37
Masih Berpisah
38
Bertemu?
39
Pertengkaran
40
Tangisan Perpisahan
41
Dia Bukan Lagi Bayimu!
42
Kamu Menghindari Saya?
43
Jadi, Harus Gimana?
44
Diam dan Dengarkan
45
Setiap Kita Pasti Ada Saja Kecacatan
46
Kita Bercerai Saja!
47
Saling Berkhianat
48
Pengakuan
49
Mau Temui Mereka?
50
Perempuan Seperti Apa Kamu Ini?
51
Pertemuan Kembali
52
Harus Memulihkan Dirinya Seorang Diri
53
Apa Kamu Bersedia?
54
Hilang
55
Benar-Benar Sudah Kalah
56
Apa itu Normal?
57
Tidur di Mana?
58
Berubah?
59
Maaf, Anda Masih Belum Berhasil
60
Kita Sama yang Tidak Sama
61
Penyesalan Aileen
62
Tidak Akan Menyerah
63
Kapan Pertemuan Pertama Kita?
64
Mengalahkan Ego
65
Kebohongan Seto
66
Rumah Baru
67
Tidak Terpengaruh
68
Salah Paham
69
Kedatangan Tamu di Rumah Baru
70
Keberanian Aileen
71
Aku Gak Mau Rugi
72
Bulan Madu Dadakan
73
Rumah Sakit
74
Kabar Kematian
75
Hotel
76
Siuman
77
Berkunjung
78
Undangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!