Indigo <>5 Asal Mula V

"Ini uang simpanan ibu." Ibu Yuzan memberikan kantong kertas map coklat berisi uang 10 juta dan melanjutkan, "Itu berjumlah 10 juta."

"Apa?! 10 juta?!" Al seketika melebarkan mata dengan muka di perbesar.

Kemudian melanjutkan dengan menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri, "Bu,ini uang terlalu banyak. Aku hanya butuh sedikit saja."

"Tidak apa-apa. Keuangan panti untuk 6 tahun ke depan sudah aman bahkan untuk 5 tahun ke depan juga aman. Semenjak kamu ada disini, kamu membawa keberuntungan untuk panti. Berkat keberuntungan dari kamu juga, Vivian bisa bersekolah."

Dengan menggeleng pelan dan tersenyum tipis menyiratkan sesuatu, Ibu Yuzan menjelaskan sedikit tentang Al.

Walau begitu, otak Al tetap dangkal dan tak mengerti dengan maksud yang sedang diutarakan oleh ibu Yuzan.

Untung saja tidak ada anak panti lain, jika ada maka perlakuan khusus Ibu Yuzan hnya akan membuat cemburu anak panti lainnya.

"Baiklah, bu. Aku terima dan aku anggap ini pinjaman, jika Aku sudah bekerja dan punya uang, aku akan mengembalikannya."

Al menerima kantong map coklat tersebut dan mencium punggung tangan Ibu Yuzan untuk meminta izin serta doa restu. Kar3na bagi Al, Ibu Yuzan sudah ia anggap seperti ibu kandungnya sendiri.

Kelopak mata Ibu Yuzan menggenang, ia seakan tak rela Al untuk pergi sementara keluar dari panti, walau itu mencari pekerjaan.

"Bu, aku akan baik-baik saja. Jika sempat, aku akan pulang seminggu sekali," kata Al melepaskan tangan kanan Ibu Yuzan lalu memeluknya wanita paruh baya tersebut.

"Hati-hati nak. Jangan lupa kabari ibu jika sudah disudah sampai."

Al tak tega sebenarnya, jadi untuk membulatkan tekad wajahnya ia sama sekali tak tolehkan ke arah Ibu Yuzan setelah punggungnya sudah terlihat oleh wanita paruh baya sudah berada di depan pintu gerbang panti Insan Madani.

Tujuan utama Al adalah ke rumah pak RT Sarkowi untuk menanyakan perihal misteri hantu Kuntilanak Rangkak.

Al harus terpaksa berbohong pada ibu Yuzan untuk memecahkan misteri ini. Jika ia hanya ingin menyembunyikan semua rahasianya terkait sistem dan Maharesi Janggut Putih dari siapapun termasuk ibu Yuzan.

Al sudah sampai di depan gerbang rumah pak RT Sarkowi dan bergumam, "Aduh, aku bingung harus bertanya apa pada pak RT dan alasan aku menanyakan misteri ini. Bagaimana ya? Ah, sudahlah."

Al mengetuk pintu gerbang pak RT sarkowi dan memanggilnya, "Permisi pak!"

Pak RT Sarkowi membuka pintu dan menyipitkan mata, Al mengenal Sarkowi tapi pria yang sudah setengah abad tersebut tak mengenalnya.

"Ada apa mas? Cari siapa? Maaf kalau minta sumbangan tidak ada," ketusnya.

'Sialan, aku dikira peminta-minta sumbangan.'

"Bukan pak, aku ada perlu sama bapak. Boleh aku berbicara sebentar dengan bapak?" pinta Al dengan tersenyum lebar dan menangkupkan tangan.

"Cepat masuk, aku tak punya banyak waktu," ketus Sarkowi.

Al menghela nafas panjang, sejujurnya ia emposi dan ingin menampol muka Sarkowi, sudah mukanya mirip bagong, ketus lagi.

Al membuka pintu gerbang yang setinggi 1.3 meter, lalu melangkahkan kakinya agak cepat.

Sarkowi mempersilahkan untuk Al duduk di kursi yang berada di teras rumahnya, "Silahkan!"

Al duduk dan mulai berbicara, "Begini pak. Aku Vectorio Alzinsky, anak panti Insan Madani. Dalam 3 tahun ini aku bermimpi hantu kuntilanak rangkak dan mimpinya sama. Apa bapak tahu asal-usul tanah atau bangunan panti Insan Madani sebelumnya rumah siapa?"

"Lalu?" Sarkowi masih ketus.

"Bantu aku, p---"

Al merasakan hantu kuntilanak rangkak berada di belakang Sarkowi dan bulu kuduknya langsung meremang.

Begitu pula Sarkowi juga ikut merasakannya, tapi ia masih bisa sedikit menahan rasa ketakutannya.

"Nak, Al. Lebih baik kita bicara di dalam," pinta Sarkowi.

Al langsung berdiri dan berjalan mengekor di belakang Sarkowi. Anehnya, hantu kuntilanak rangkak tak mampu melewati pintu depan rumah Sarkowi.

DUAR!

Telinga Al berdenging mendengar suara ledakan yang entah darimana datangnya. Ternyata hantu kuntilanak rangkak terpental oleh suatu pagar gaib yang dipasang di rumah pak RT Sarkowi.

Hantu kuntilanak rangkak pun sudah tak terasa lagi di sekitar mereka, "Tuh, kan. Bapak ngrasain kan?"

"Ya, nak Al." Raut wajah Sarkowi pucat pasi dan tubuhnya agak gemetar.

Tapi ia tak mendengar ledakan kuat yang terjadi akibat hantu kuntilanak rangkak memaksa masuk melewati pagar gaib di rumahnya.

Pak Sarkowi mulai bercerita masa 15 tahun yang lalu.

......................

...Karangampel, Desa Jatitengah....

15 tahun yang lalu.

"Mas, kamu kelihatannya lelah sekali." Suminah membelai lembut pipi suaminya tersebut, maklum pengantin baru.

"Ya, sayang. Bos benar-benar gila, masa aku masih masa cuti disuruh kerja," balas Undi kesal dengan mengerucutkan bibir.

"Tak apa mas. Toh, mas sudah pulang bukan? Aku siapkan air panas yang mas, sekalian kita ... ehm ...." Suminah tersipu malu mengatakannya.

Suminah dan Undi baru saja menikah dan merupakan pengantin baru. Tentu saja lagi panas-panasnya perhelatan akbar mereka berdua.

Tapi dibalik romantisme cinta mereka berdua, ada seorang wanita yang mencintai Undi. Namun pria itu selalu menolaknya.

Wanita itu bernama Sintari, dan untuk memuaskan hasratnya pada Undi, Sintari sering mengintip dari celah-celah genteng rumah Undi.

Rumah Sintari dan rumah Undi bersebelahan, jadi Sintari hanya perlu memanjat tangga untuk melihat perhelatan akbar Undi dan Sintari.

"Sial, kenapa kau mas menolak cintaku. Seharusnya aku yang jadi istrimu, bukan wanita boncel itu," gumam Sintari kesal mengintip dari celah-celah genteng rumah Undi.

"Oh, mas. Badanmu bagus sekali," lirih Sintari mengintip dan menemukan Undi sedang melucuti pakaiannya dengan perut seperti roti sobek.

Undi masuk ke dalam bak mandi yang sudah diberikan air hangat dan diberi sabun. Undi berendam di dalam, sementara Suminah sang istri yang sudah tanpa sehelai benang memijat kedua pundak Undi.

Gundukan kembar tersebute menyangga kepala Undi yang sudah merem-melek menikmati pijatan istrinya yang begitu lembut dan membuatnya nyaman.

"Enak mas?" bisik Sumnah dan hanya dijawab anggukan pelan oleh sang suami.

Sintari hanya bisa gigit jari dan meneguk salivanya dalam-dalam mengintip mereka berdua.

Hingga tak sadar pijakan tangga kayu itu retak karena sudah rapug dan akhirnya patah.

BUG!

"Aw!" Sintari memekik keras dan terjatuh ke permukaan tanah.

"Siapa itu?" teriak Suminah.

"Meong-meong! Kuucing!" jawab Sintari keceplosan dan langsung lari terbirit-birit karena ketahuan mengintip sambil mengelus-elus pantatnya.

Undi menghela nafas panjang, "Wanita itu gak ada kapoknya. Selalu saja mengganggu kita, bahkan dalam keadaan seperti ini pun, tetap saja ia mengintipnya."

"Biarin aja mas, biar tahu rasa matanya bintitan." Suminah menonjolkan urat utor didahinya.

Terpopuler

Comments

al-del

al-del

apa tuh?

2023-02-27

0

al-del

al-del

cemburu sosial.

2023-02-27

0

🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸

🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸

perpisahan nya cuma sementara kok buk, pasti nanti ketemu lagi

2023-02-27

0

lihat semua
Episodes
1 Indigo <>1 Asal Mula I
2 Indigo <>2 Asal Mula II
3 Indigo <>3 Asal Mula III
4 Indigo <>4 Asal Mula IV
5 Indigo <>5 Asal Mula V
6 Indigo <>6 Asal Mula VI
7 Indigo <>7 Asal Mula VII
8 Indigo <>8 Asal Mula VIII
9 Indigo <>9 Asal Mula IX End
10 Indigo <>10 Misteri Sramana I
11 Indigo <>11 Misteri Sramana II
12 Indigo <>12 Misteri Sramana III
13 Indigo <>13 Misteri Sramana IV
14 Indigo <>14 Misteri Sramana V
15 Indigo <>15 Misteri Sramana VI
16 Indigo <>16 Misteri Sramana VII
17 Indigo <>17 Misteri Sramana VIII
18 Indigo <>18 Misteri Sramana IX
19 Indigo <>19 Misteri Sramana X
20 Indigo <>20 Misteri Sramana XI
21 Inidgo <>21 Misteri Sramana XII End
22 Indigo <>22 Aura Hitam I
23 Indigo <>23 Aura Hitam II
24 Indigo <>24 Aura Hitam III
25 Indigo <>25 Aura Hitam IV
26 Indigo <>26 Aura Hitam V
27 Indigo <>27 Aura Hitam VI
28 Indigo <>28 Aura Hitam VII
29 Indigo <>29 Aura Hitam VIII
30 Indigo <>30 Aura Hitam IX
31 Indigo <>31 Aura Hitam X
32 Indigo <>32 Aura Hitam XI
33 Indigo <>33 Aura Hitam XII End.
34 Indigo <>34 Harta Kembar Siam I
35 Indigo <>35 Harta kembar Siam II
36 Indigo <>36 Harta Kembar Siam III
37 Indigo <>37 Harta Kembar Siam IV
38 Indigo <>38 harta Kembar Siam V
39 Indigo <>39 Harta Kembar Siam VI
40 Indigo <>40 Harta Kembar Siam VII
41 Indigo <>41 Harta Kembar Siam VIII
42 Indigo <>42 Harta Kembar Siam IX
43 Indigo <>43 Harta Kembar Siam X End
44 Indigo <>44 Jembatan Saksi Bisu I
45 Indigo <>45 Jembatan Saksi Bisu II
46 Indigo <>46 Jembatan Saksi Bisu III
47 Indigo <>47 Jembatan Saksi Bisu IV
48 Inidgo <>48 Jembatan Saksi Bisu V
49 Indigo <>49 Jembatan Saksi Bisu VI
50 Indigo <>50 Jembatan Saksi Bisu VII
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Indigo <>1 Asal Mula I
2
Indigo <>2 Asal Mula II
3
Indigo <>3 Asal Mula III
4
Indigo <>4 Asal Mula IV
5
Indigo <>5 Asal Mula V
6
Indigo <>6 Asal Mula VI
7
Indigo <>7 Asal Mula VII
8
Indigo <>8 Asal Mula VIII
9
Indigo <>9 Asal Mula IX End
10
Indigo <>10 Misteri Sramana I
11
Indigo <>11 Misteri Sramana II
12
Indigo <>12 Misteri Sramana III
13
Indigo <>13 Misteri Sramana IV
14
Indigo <>14 Misteri Sramana V
15
Indigo <>15 Misteri Sramana VI
16
Indigo <>16 Misteri Sramana VII
17
Indigo <>17 Misteri Sramana VIII
18
Indigo <>18 Misteri Sramana IX
19
Indigo <>19 Misteri Sramana X
20
Indigo <>20 Misteri Sramana XI
21
Inidgo <>21 Misteri Sramana XII End
22
Indigo <>22 Aura Hitam I
23
Indigo <>23 Aura Hitam II
24
Indigo <>24 Aura Hitam III
25
Indigo <>25 Aura Hitam IV
26
Indigo <>26 Aura Hitam V
27
Indigo <>27 Aura Hitam VI
28
Indigo <>28 Aura Hitam VII
29
Indigo <>29 Aura Hitam VIII
30
Indigo <>30 Aura Hitam IX
31
Indigo <>31 Aura Hitam X
32
Indigo <>32 Aura Hitam XI
33
Indigo <>33 Aura Hitam XII End.
34
Indigo <>34 Harta Kembar Siam I
35
Indigo <>35 Harta kembar Siam II
36
Indigo <>36 Harta Kembar Siam III
37
Indigo <>37 Harta Kembar Siam IV
38
Indigo <>38 harta Kembar Siam V
39
Indigo <>39 Harta Kembar Siam VI
40
Indigo <>40 Harta Kembar Siam VII
41
Indigo <>41 Harta Kembar Siam VIII
42
Indigo <>42 Harta Kembar Siam IX
43
Indigo <>43 Harta Kembar Siam X End
44
Indigo <>44 Jembatan Saksi Bisu I
45
Indigo <>45 Jembatan Saksi Bisu II
46
Indigo <>46 Jembatan Saksi Bisu III
47
Indigo <>47 Jembatan Saksi Bisu IV
48
Inidgo <>48 Jembatan Saksi Bisu V
49
Indigo <>49 Jembatan Saksi Bisu VI
50
Indigo <>50 Jembatan Saksi Bisu VII

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!