Indigo <>3 Asal Mula III

"Den, naik di depan saja. Di belakang bahaya," pintanya.

Al seperti dihipnotis dan menuruti perkataan sang supir dan membuka pintu depan mobil lalu duduk disamping supir.

Tatapan mata Al langsung kosong dan itu sengaja dibuat sang sopir angkot, sebab yang naik dibelakang adalah arwah korban kecelakaan pagi ini di sepanjang jalur Indramayu-Cirebon rute Karangampel sampai Gunung Jati.

Ada yang matanya hilang satu, kepalanya pecah, dadanya berlubang, tangannya hilang, semua mukanya sama berceceran darah dan darah.

Tapi itu semua tak membuat Al takut, sebab pemuda tersebut dalam pengaruh hipnotis sang supir angkot.

15 menit angkot tersebut tiba di depan pintu gerbang panti Insan Madani dan pundak Al ditepuk oleh sanng supir.

"Den, sudah sampai. Silahkan turun!" seru sang sopir angkot.

"Eh, iya."

Seketika Al tersadar dan langsung memberikan uang pecahan lima ribu rupiah, namun ditolak oleh sang supir, "Tidak usah den. Buat aden saja."

"Terima kasih pak."

Al membuka pintu dan menoleh ke arah ang supir dengan tersenyum, lalu menganggukan kepla memberi hormat pada sang supir.

Punggung Al nampak sudah di depan pintu masuk panti dan tanpa ia sadari, mobil angkot tersebut hilang dari pandangan Al.

Utung saja Al tidak melihatnya, jika melihat maka ia takan bisa tidur malam.

"Bu, aku pulang," ucap Al lemas.

Tiba-tiba ia merasa lemas, raut wajahya seputih kertas, tenaga dan energi kehidupannya seperti terkuras habis.

Pandangannya agak buram dan jalannya limbung, tidak ada satupun orang yang berada di dalam panti.

Ibu Yuzan sedang pergi ke pasar untuk membeli stok bahan makanan untuk satu minggu kedepan.

Al memaksa untuk berjalan walau tangannya harus merayap di dinding di sekitarnya.

Nafasnya terengah-engah menuju kamarnya yang berjarak 10 meter dari tempatnya berdiri.

Ketika sampai di depan pintu kamarnya, Al terjatuh dan sekuat tenaga mendorong pintu agar terbuka. Al merangkak ketika pintu berhasil terbuka ia merangkak masuk ke dalam kamarnya untuk meraih tempat tidur.

Matanya sudah sangat buram untuk melihat dan kepalanya agak pusing, tempat tidur itu berhasil di jangkau oleh Al.

Namun, kesadarannya beberapa saat kemudian seperti di dua alam yang berbeda.

Al tersentak kaget setelah melihat kuntilanak rangkak yang ia temui dalam mimpi ada si sudut kamar dengan menyeringai dan lidah menjulur sepanjang dada.

Air liur yang sangat bau menusuk hidungnya, kondisi kesadaran Al saat ini seperti mengalami sleep paralysis atau rep-rep.

"Pergi kamu!" hardiknya tapi yang mengatakan hal tersebut adalah ruh Al bukan tubuhnya.

Tubuh Al yang asli sudah tertidur tertelungkup, tangannya hendak meraih tempat tidur.

"Pergi? Tidaklah, aku tidak mau pergi. Jiwamu begitu nikmat, cukup aku membuatmu ketakutan saja, rasa kenyangku terpenuhi," balas kuntilanak rangkak melalui telepati.

Ruh Al mulai ketakutan luar biasa, kini ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Tubuh aslinya mengeluarkan keringat dingin yang cukup deras dengan raut muka seputih kertas.

Ruh Al mundur perlahan dan ingin kabur, tapi benang merah yang tiba-tiba keluar dari dalam tubuhnya yang asli menjerat ruhnya tersebut.

Ruh Al ditarik paksa masuk kembali ke jasadnya, seberkas cahaya muncul dari dalam dada Al dan membuat kuntilanak rangkak itu meringis kepanasan.

"Sialan! Panas ... panas ... badan ini pusing, pusing kepala ini!" teriaknya lalu mehilang.

Dari seberkas cahaya tersebut, muncul sosok kakek tua memakai jubah putih, berikat kepala putih, bermanik mata putih dan berjanggut putih.

"Kamu harus menerima takdirmu, nak," ucapnya dan memegang dada Al yang kembang-kempis tak karuan.

Setelah dipegang oleh tangan sang kakek, dada itu kembali bernafas normal. Sang kakek pun masuk dalam ruang batin Al yang sudah tidur lebih dalam.

Di mimpi Al sang kakek memperkenalkan diri dengan ruh Al yang masih sangat ketakutan, "Halo, nak. Tenanglah, setan itu sudah pergi. Tapi selama kau takut, ia akan terus mengganggumu."

"Siapa anda?" tanya Al melebarkan mata.

Seolah-olah bisa membaca pikiran Al, sang kakek langsung mengatakan hal tersebut, "Aku, kakek buyutmu yang selama ini mengawasimu, namun tak bisa membantu banyak. Apalagi jika kau ingin bertanya tentang kedua orang tuamu, aku juga tak tahu."

Ruh Al hanya bisa menghela nafas panjang, dan menunduk lesu, "Apakah aku anak haram, jadi kedua orang tuaku membuangku?"

"Tidak, aku yakin mereka punya alasan yang sangat penting. Jika kamu ingin mengetahui segalanya kemarilah dan jangan takut. Aku akan memberikanmu sesuatu," pinta sang kakek bernama Maharesi Janggut Putih dengan melambaikan tangan.

Al tanpa basa-basi langsung mendekat, ruhnya sama sekali tidak mendeteksi adanya ancaman dari sang kakek.

"Nama kakek siapa? Biar aku ada petunjuk untuk mencari kedua orang tuaku?" tanya Al memegangi tangan sang kakek yang sedang berada di atas ubun-ubunnya.

"Namaku Maharesi Janggut Putih dan mungkin nama itu tidak akan membantu. Namun kamu harus kuat cucuku, karena setelah ini aku tak bisa menemuimu lagi."

Setelah mengatakan hal tersebut, kakek Maharesi Janggut Putih tubuhnya bersinar dan menjadi bola cahaya yang sangat menyilaukan Al.

Bola cahaya tersebut masuk ke dalam kepalanya dan membuat Al menjerit kesakitan, "Aaaaakh ...!"

[Xixixixixi]

[Selamat datang di Indigo System]

[Memulai penyatuan dengan tubuh host dimulai dalam 3 ... 2 ... 1 ....]

[0% ... 15% ... 25% ... 35% ... 45% ... 55% ... 65% ... 75% ... 85% ... 95% ... 99% ... 100%]

Dalam proses tersebut, ruh Al merasakan sakit yang sangat luar biasa seperti ditusuk ribuan pedang dan berimbas pada tubuh Asli Al.

Tubuh Aslinya kejang-kejang seperti orang kesurupan ekstrem, urat ototnya menegang dengan mata sepenuhnya putih.

Tubuh asli Al melayang mengeluarkan fluktuasi udara yang cukup hebat hingga mengobrik-abrik kamarnya.

[Selamat penyatuan sistem berhasil dan mendapatkan kotak pemula]

Setelah mendengar pemberitahuan sistem, ruh Al langsung masuk ke tubuhnya yang asli dan langsung bangkit duduk serta membuka mata dengan mata membelalak, juga deru nafasnya tak beraturan.

[Sistem akan menjawab, walau tuan tidak bertanya. Aku adalah Indigo System yang akan memandu tuan menjadi Paranormal terhebat di dunia]

"Eeeeh ...." Al langsung Syok dan membaringkan lagi tubuhnya dengan paksa.

Pasalnya, Al justru dipandu menjadi Paranormal, tidak sesuai harapannya sama sekali.

Al menarik nafas dalam-dalam mencoba menenangkan diri, agar kepalanya lebih jernih.

[Xixixixixi]

[Membuka otomatis kotak pemula]

[Selamat, tuan mendapatkan ransel inventaris]

[Selamat, tuan mendapatkan 100 Indigo koin]

[Selamat, tuan mendapatkan kitab ajian nawadewanata]

"Sistem, aku sungguh tak paham. Coba jelaskan!" pintanya dalam hati.

[Ransel inventaris merupakan tempat penyimpanan dimensi yang berupa kantong plastik ajaib]

Kantong plastik berwarna hitam keluar dari panel hologram berwarna putih dengan tulisan huruf berwarna biru dan membuat Al mengernyit, "Apa?! Sungguh ajaib?!"

[Indigo Koin merupakan alat transaksi pembayaran yang digunakan dalam Indigo System. Indigo Koin bisa didapatkan melalui menyelesaikan misi dari sistem. Indigo Koin juga bisa digunakan untuk meningkatkan presentase pengendalian suatu kemampuan khusus]

Terpopuler

Comments

Kacan

Kacan

auto berdisko tuh jantung

2023-03-02

0

ᵉˡ̳𝐀𝐘𝐃𝐀⸙ᵍᵏ

ᵉˡ̳𝐀𝐘𝐃𝐀⸙ᵍᵏ

xixixi ini Suara ketawa apa suara apa🤭🤭🤭

2023-02-28

0

al-del

al-del

kejutan Al

2023-02-27

0

lihat semua
Episodes
1 Indigo <>1 Asal Mula I
2 Indigo <>2 Asal Mula II
3 Indigo <>3 Asal Mula III
4 Indigo <>4 Asal Mula IV
5 Indigo <>5 Asal Mula V
6 Indigo <>6 Asal Mula VI
7 Indigo <>7 Asal Mula VII
8 Indigo <>8 Asal Mula VIII
9 Indigo <>9 Asal Mula IX End
10 Indigo <>10 Misteri Sramana I
11 Indigo <>11 Misteri Sramana II
12 Indigo <>12 Misteri Sramana III
13 Indigo <>13 Misteri Sramana IV
14 Indigo <>14 Misteri Sramana V
15 Indigo <>15 Misteri Sramana VI
16 Indigo <>16 Misteri Sramana VII
17 Indigo <>17 Misteri Sramana VIII
18 Indigo <>18 Misteri Sramana IX
19 Indigo <>19 Misteri Sramana X
20 Indigo <>20 Misteri Sramana XI
21 Inidgo <>21 Misteri Sramana XII End
22 Indigo <>22 Aura Hitam I
23 Indigo <>23 Aura Hitam II
24 Indigo <>24 Aura Hitam III
25 Indigo <>25 Aura Hitam IV
26 Indigo <>26 Aura Hitam V
27 Indigo <>27 Aura Hitam VI
28 Indigo <>28 Aura Hitam VII
29 Indigo <>29 Aura Hitam VIII
30 Indigo <>30 Aura Hitam IX
31 Indigo <>31 Aura Hitam X
32 Indigo <>32 Aura Hitam XI
33 Indigo <>33 Aura Hitam XII End.
34 Indigo <>34 Harta Kembar Siam I
35 Indigo <>35 Harta kembar Siam II
36 Indigo <>36 Harta Kembar Siam III
37 Indigo <>37 Harta Kembar Siam IV
38 Indigo <>38 harta Kembar Siam V
39 Indigo <>39 Harta Kembar Siam VI
40 Indigo <>40 Harta Kembar Siam VII
41 Indigo <>41 Harta Kembar Siam VIII
42 Indigo <>42 Harta Kembar Siam IX
43 Indigo <>43 Harta Kembar Siam X End
44 Indigo <>44 Jembatan Saksi Bisu I
45 Indigo <>45 Jembatan Saksi Bisu II
46 Indigo <>46 Jembatan Saksi Bisu III
47 Indigo <>47 Jembatan Saksi Bisu IV
48 Inidgo <>48 Jembatan Saksi Bisu V
49 Indigo <>49 Jembatan Saksi Bisu VI
50 Indigo <>50 Jembatan Saksi Bisu VII
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Indigo <>1 Asal Mula I
2
Indigo <>2 Asal Mula II
3
Indigo <>3 Asal Mula III
4
Indigo <>4 Asal Mula IV
5
Indigo <>5 Asal Mula V
6
Indigo <>6 Asal Mula VI
7
Indigo <>7 Asal Mula VII
8
Indigo <>8 Asal Mula VIII
9
Indigo <>9 Asal Mula IX End
10
Indigo <>10 Misteri Sramana I
11
Indigo <>11 Misteri Sramana II
12
Indigo <>12 Misteri Sramana III
13
Indigo <>13 Misteri Sramana IV
14
Indigo <>14 Misteri Sramana V
15
Indigo <>15 Misteri Sramana VI
16
Indigo <>16 Misteri Sramana VII
17
Indigo <>17 Misteri Sramana VIII
18
Indigo <>18 Misteri Sramana IX
19
Indigo <>19 Misteri Sramana X
20
Indigo <>20 Misteri Sramana XI
21
Inidgo <>21 Misteri Sramana XII End
22
Indigo <>22 Aura Hitam I
23
Indigo <>23 Aura Hitam II
24
Indigo <>24 Aura Hitam III
25
Indigo <>25 Aura Hitam IV
26
Indigo <>26 Aura Hitam V
27
Indigo <>27 Aura Hitam VI
28
Indigo <>28 Aura Hitam VII
29
Indigo <>29 Aura Hitam VIII
30
Indigo <>30 Aura Hitam IX
31
Indigo <>31 Aura Hitam X
32
Indigo <>32 Aura Hitam XI
33
Indigo <>33 Aura Hitam XII End.
34
Indigo <>34 Harta Kembar Siam I
35
Indigo <>35 Harta kembar Siam II
36
Indigo <>36 Harta Kembar Siam III
37
Indigo <>37 Harta Kembar Siam IV
38
Indigo <>38 harta Kembar Siam V
39
Indigo <>39 Harta Kembar Siam VI
40
Indigo <>40 Harta Kembar Siam VII
41
Indigo <>41 Harta Kembar Siam VIII
42
Indigo <>42 Harta Kembar Siam IX
43
Indigo <>43 Harta Kembar Siam X End
44
Indigo <>44 Jembatan Saksi Bisu I
45
Indigo <>45 Jembatan Saksi Bisu II
46
Indigo <>46 Jembatan Saksi Bisu III
47
Indigo <>47 Jembatan Saksi Bisu IV
48
Inidgo <>48 Jembatan Saksi Bisu V
49
Indigo <>49 Jembatan Saksi Bisu VI
50
Indigo <>50 Jembatan Saksi Bisu VII

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!