Otis adalah seorang pria kampung yang kebetulan beruntung ketika mengais rejeki di kota. Hidupnya berbanding terbalik dari hidupnya yang dulu. Semua orang yang ada di kampung mengatakan kalau Otis telah sukses. Mereka tidak tahu bagaimana susahnya Otis selama ini.
Otis bahkan sampai hampir di penjara karena di tuduh menodai majikannya sendiri. Padahal sudah jelas-jelas saat itu dia sama sekali tidak tertarik. Justru majikannya yang tergila-gila hingga menjebaknya hingga seperti itu. Kalau saja tidak ada camera cctv, mungkin detik ini dia ada di dalam penjara.
Untuk kesekian kalinya Otis melirik gedung mewah yang tadi di masuki oleh Nyonya Yolanda. Ia masih heran, kenapa Nyonya Yolanda harus pergi sendiri jika pada akhirnya dia dan Tuan Abraham bertemu. Memang tadi Otis sempat berpikir kenapa Tuan Abraham tidak mau ikut dengan istrinya dan memilih untuk tetap di rumah. Tapi nyatanya tidak seperti itu. Sopir yang mengantar Tuan Abraham sempat bertemu dengan Otis. Mereka sempat berbincang-bincang tadi. Supir itu bilang Kalau dia membawa Tuan Abraham dari rumah. Supir itu juga bilang kalau nanti Tuan Abraham dan nyonya Yolanda akan pulang bersama dengan Otis.
"Orang kaya memang hobinya berfoya-foya. Pesta megah ini pasti menghabiskan uang hingga miliaran rupiah. Hanya orang-orang berkelas yang boleh masuk ke dalam. Kapan aku bisa masuk ke dalam gedung itu dan dihormati ketika turun dari mobil?" Tiba-tiba saja terbesit di dalam pikirannya untuk menjadi orang kaya. Itu merupakan hal yang mustahil. Tetapi di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Otis bertekad akan rajin menabung dan membuka usaha kecil-kecilan. Dia tidak mau terus-terusan berada di bawah pimpinan majikan seperti sekarang. Dia ingin menjadi pemilik sebuah usaha yang dia rintis dari nol.
Otis yang tadinya duduk segera berdiri melihat Nyonya Yolanda keluar dengan tergesa-gesa. Otis memperhatikan Nyonya Yolanda sekali lagi. Wanita itu memang benar-benar sendirian.
"Dimana Tuan Abraham?"
Nyonya Yolanda seperti menghapus air mata yang menetes di wajahnya. Wanita itu segera mendekati mobil tanpa tahu kalau Otis sedang memandangnya dalam diam. Bukan masuk ke dalam justru Nyonya Yolanda berjongkok di samping mobil dan menangis sejadi-jadinya. Hal itu membuat Otis kebingungan. Dia tidak tahu harus bagaimana. Tetapi membiarkan Nyonya Yolanda dalam keadaan seperti itu sama saja membuatnya terlihat seperti pria tidak memiliki hati nurani.
Otis melangkah untuk mendekat. Tapi dia masih ragu-ragu untuk berkata. Tangannya ingin menyentuh pundak Nyonya Yolanda yang terbuka. Gerakannya terhenti ketika seseorang tiba-tiba saja meneriakinya.
"Otis! Apa yang kau lakukan? Kau ingin menyentuh istriku?"
Padahal tadi jelas-jelas Tuan Abraham tidak ada. Tetapi sekarang dengan gagahnya pria itu berdiri beberapa meter dari posisi mereka berdua berada. Otis segera menunduk dan meletakkan tangannya di depan. Pria itu tidak berani menjawab bahkan memandang wajah Tuan Abraham.
"Aku ingin pulang!" lirih Nyonya Yolanda.
Tuan Abraham segera mendekati Nyonya Yolanda dan meminta wanita itu untuk berdiri. Dia segera memeluk istrinya dan mengecupnya berulang kali.
"Sudahlah jangan menangis lagi. Kau tidak pantas menangisi manusia seperti dia."
Detik itu Otis sadar kalau bukan Tuan Abraham yang menjadi penyebab Nyonya Yolanda menangis. Hampir saja dia tadi salah paham. Bahkan menuduh Tuan Abraham yang bukan-bukan. "Tadinya aku pikir Nyonya Yolanda memergoki Tuan Abraham selingkuh seperti cerita di film-film pada umumnya. Ternyata aku salah. Tuan Abraham adalah pria setia yang sangat menyayangi istrinya," gumam Otis di dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments