5. Terjalin Kembali

Marsha tidak tahu lagi caranya untuk bisa mendapatkan kembali cinta suaminya yang gila kerja, pelit perhatian dan egois di tempat tidur.

Perasaan Marsha yang terus teruji membuat ia berpikir untuk mengakhiri semuanya dengan jalan pintas.

Memilih perceraian akan membuat putranya terluka. Ia hanya ingin mencari kesenangannya sendiri walaupun harus melawan semua aturan hidup, prinsip yang ia bangun, moralitas yang konsisten, norma agama yang selalu menjadi junjungannya selama ini kini ia abaikan. Pergolakan jiwanya membuatnya makin terlihat rapuh.

Ia butuh seseorang yang mendengar keluhannya walaupun harus ditempuh dengan cara yang salah namun rasa nyaman yang hanya ia dapatkan dengan cara itu. Selingkuh ya selingkuh saat semua pintu tertutup untuknya mengeluh.

Entah permainan setan apa yang merasuki jiwanya, ia hanya butuh kepuasan, yah kepuasan yang ia dambakan selama ini yang tidak bisa ia dapatkan pada suaminya.

Marsha menghubungi Cal yang saat ini masih berada di perusahaannya. Cal yang melihat panggilan dari sang kekasih yang sudah lama ia rindukan tergerak hatinya untuk menerima panggilan itu.

"Hallo sayang! Apa kabar mu, Marsha !"

"Kurang baik Cal..!" Suara Marsha terdengar parau menahan kesedihannya.

"Hei..! Kamu kenapa sayang..?"

"Aku merindukanmu, boleh kita bertemu, Cal?"

Deggggg...

"Tentu saja sayang! Posisi kamu di mana sekarang?"

"Jemput saja aku di tempat biasa."

"Baiklah! Tunggu saja di sana sampai aku datang. Aku bawa mobil sendiri."

"Bye,! hati-hati Cal!"

Marsha duduk di dalam mobilnya yang terparkir di rumah sakit karena itu tempat yang aman buat mereka untuk bertemu.

Tidak berapa lama, Cal sudah datang memarkirkan mobilnya tidak jauh dari mobil Marsha. Ibu satu anak ini langsung pindah ke mobil Cal.

Marsha langsung memeluk Cal membuat Cal tersentak melihat sikap Marsha yang tidak canggung lagi memeluknya. Biasanya Marsha paling jaim dan terkesan jual mahal kalau bukan Cal yang selalu memeluknya lebih dulu.

Cal yang merasa saat ini Marsha membutuhkan dirinya lebih dari harga dirinya, membuat ia merangkul tubuh jenjang Marsha lebih erat.

"Ada apa sayang, hmm?"

"Apakah kita bisa ke hotel Cal? Aku tidak bisa bicara bebas denganmu di sini."

Pinta Marsha membuat Cal tersentak.

Deggggg..

"Jangan bercanda kamu, sayang?" Tanya Cal tidak percaya dengan permintaan Marsha.

"Aku sedang serius Cal! Ayolah sayang!"

"Baik. Kamu mau hotel mana?"

"Terserah kamu saja Cal!"

Cal merasa terpana saat ini, apa yang selama ini dia impikan akhirnya tejadi juga. Ia segera menancap gas mobilnya menuju hotel bintang lima yang ada di kawasan Jakarta Selatan.

Di kamar itu Marsha duduk di sofa sambil melihat ke arah luar jendela di mana hanya terdapat gedung-gedung bertingkat menjulang tinggi bersaing satu sama lain dengan hotel yang saat ini mereka tempati.

Cal menghampiri Marsha lalu memeluk tubuh ramping Marsha dari belakang. Ia menopang dagunya di pundak sang kekasih ikut menatap pemandangan di luar sana.

"Apa kamu tidak ingin bercerita kepadaku Marsha?"

Tanya Cal seraya mengecup ceruk leher jenjang Marsha yang begitu harum.

"Berikan apa yang aku butuhkan Cal! Aku ingin merasakan seperti istrimu merasakan kenikmatan yang kau berikan kepadanya."

Marsha membalikkan tubuhnya lalu melingkar tangannya di leher kokoh Cal.

"Apakah kamu tidak menyesal dengan permintaanmu ini, Marsha ?"

"Jika kamu bertanya lagi aku akan pulang."

"No! Maafkan aku, sayang! Aku hanya ingin meyakinkan diriku bahwa aku tidak sedang bermimpi saat ini."

Ucap Cal lalu memagut bibir Marsha.

Sambutan Marsha begitu antusias membalas ciuman Cal. Dengan cepat blazer milik Marsha sudah terlempar ke lantai dengan bawahan yang sudah terjuntai di mata kakinya.

Tubuh jenjang itu di angkat dengan enteng oleh Cal membawanya ke tempat tidur king size itu.

Tak satu helai pun yang menempel di tubuh Marsha membuat mata Cal begitu takjub dengan pemandangan yang indah di hadapannya saat ini.

Tubuh molek yang sangat putih mulus hampir tidak ada garis selulit yang ia temukan di perut maupun di paha mulus Marsha sebagai wanita yang sudah melahirkan seperti istrinya.

Tubuh itu benar-benar sempurna. Cal melebarkan kedua paha jenjang yang memperlihatkan pangkal keindahan Marsha yang lebih menawan.

Kuncup merah muda yang memperlihatkan putik sempit dengan aroma harum tercium oleh indera penciuman Cal.

"Bolehkah aku menjilatinya seperti es krim sayang?"

"Itulah yang ingin kurasakan, Cal. Aku mau tahu seberapa ahlinya dirimu memanjakan tempat keramat itu."

Tantang Marsha dengan suara yang tercekat menahan gejolak birahi yang mulai terbakar.

"Nikmatilah sayang! Aku akan memuaskanmu."

Ucap Cal lalu mulai mengeksplorasi kan milik Marsha dengan lidahnya membuat wanita muda itu menggelinjang nikmat dengan suara yang terdengar mendesis dengan erangan yang memabukkan telinga Cal.

Pria satu anak itu makin dalam menelusuri tempat itu dengan lidahnya membuat Marsha tidak lagi bisa menahan sesuatu yang mendesak dari dalam tubuhnya yang ingin meledak.

"Cal...! Ini sangat nikmat sayang!

Marsha makin melenguh dengan kepala yang sudah berdenyut-denyut untuk melakukan pelepasan hingga tubuh itu mengejang sesaat sambil menjauhkan kepala Cal dari aset terlarangnya itu.

Merasa sangat puas dengan permainan Cal, kini giliran Marsha gantian menyenangkan sang junior yang sudah tegak mengacung menunggu sang kekasih yang menunjukkan kemahirannya untuk memuaskan partner ranjangnya.

"Luar biasa! Kamu gila Marsha dan akkkkkkk... ssstt!"

Setiap jilatan Marsha seperti menikmati es krim lezat yang tidak akan pernah habisnya.

Karena tidak kuat lagi menahan beban itu kenikmatan itu, Cal memuntahkan benihnya membuat Marsha tersenyum puas karena mampu membalas kebaikan Cal kepada dirinya.

Keduanya beristirahat sesaat mengumpulkan lagi tenaga dan menghirup oksigen sebanyak mungkin.

"Apakah kamu ingin melakukan yang lebih dari ini sayang?"

Tanya Cal meminta ijin sama yang mpunya tubuh.

"Tidak Cal! Yang aku inginkan adalah pemanasan awal permainan bukan penyatuan tubuh."

Dalih Marsha yang tidak siap melakukan hubungan suami istri dengan Cal.

"Kau akan merasakan lebih hidup dengan kenikmatan lain yang tidak mampu diberikan oleh suamimu sayang."

Cal mulai dengan provokasinya.

"Tidak Cal! Yang aku inginkan sentuhan ringan namun menciptakan sensasi hebat yang selama ini aku impikan yang barusan kamu wujudkan. Aku ingin sentuhan lidahmu dan bibirmu pada aset berhargaku, hanya itu Cal."

Marsha masih mempertahankan prinsipnya karena batinnya belum siap untuk melakukan yang lebih jauh.

"Baiklah. Aku tidak akan memaksamu lagi."

Ucap Cal terlihat kecewa.

Marsha turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

"Marsha! Andai bisa aku memilikimu seutuhnya, aku tidak akan menyia-nyiakan dirimu seperti yang suamimu lakukan.

Kau adalah wanita sempurna yang selama ini aku impikan. Marsha! Aku tulus mencintaimu sayang.

Kenapa waktu terlambat mempertemukan kita? Jika kita bertemu sedari awal, mungkin perselingkuhan ini tidak akan pernah terjadi." Batin Cal.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

HINGGA AKHIRNYA MREKA BERZINAH,, SI ABI BNAR2 LKI2 GOBLOK

2023-06-19

0

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

akhirx jebol jg pertahanan marsha..rapuh krn merasa suami tdk membutuhkan jg krnn merasa tdk dicintai..lanjut thor

2023-01-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!