Marsha kini sudah tidak malu lagi berjalan berdua dengan tuan Cal di tempat-tempat yang orang tidak begitu mengenal mereka.
Walaupun begitu, Marsha masih menjaga jarak dengan tuan Cal yang berusaha menyentuhnya walaupun itu hanya tangan ibu beranak satu ini.
"Kenapa kamu begitu takut untuk aku sentuh Marsha ?"
"Kita masih memiliki pasangan kita masing-masing Cal."
"Apakah kamu bahagia dengan suamimu, Marsha?"
"Entahlah! Bagaimana denganmu..?"
Marsha balik bertanya untuk memancing kehidupan rumah tangga tuan Cal.
"Jika aku bahagia dengan rumah tangga ku, mungkin aku tidak punya alasan untuk menemui kamu di sini sayang."
Ucap tual cal terlihat serius.
"Apa yang membuatmu tidak bahagia?"
"Sesuatu yang aku inginkan tidak sesuai dengan ekspektasi ku sebagai pria dewasa dengan segudang fantasi liar dalam bercinta."
Ungkap Cal apa adanya pada Marsha yang cukup tertegun.
"Berarti aku tidak sendirian yang merasakan hambar nya pernikahan. Ternyata pria malang ini merasakan hal yang sama denganku."
Batin Marsha sambil menatap deburan laut yang menghempas kuat ke karang sana.
Deru angin pantai di tambah hempasan laut memecah kesunyian antara keduanya yang masih duduk di dalam mobil menatap laut lepas dan ikut tenggelam ke dalamnya.
"Mengapa kamu mau aku ajak jalan di tempat yang jauh seperti ini, jika kamu tidak memiliki persamaan nasib dengan diriku, Marsha? Bukankah kamu juga tidak bahagia dalam pernikahanmu?" Tanya tuan Cal penasaran.
"Di bilang tidak bahagia, aku bahagia Cal. Kadang orang lain yang melihat keharmonisan rumah tanggaku membuat mereka iri dan selalu bertanya rahasia keromantisan kami.
Padahal sebagai wanita bersuami aku merasa sangat gersang. Aku tidak mendapatkan apa yang aku inginkan saat bercinta, sama seperti halnya dirimu Cal."
Ucap Marsha dengan wajah sendu.
"Berarti, kita sama-sama sedang mencari sesuatu yang kita tidak pernah dapatkan itu bukan, Marsha? Kita sama-sama membutuhkan pelayanan yang tidak bisa diberikan oleh pasangan kita."
"Yah, semuanya bermula dengan kejenuhan yang tidak lagi bisa ku kendalikan."
"Apakah kamu sama sekali tidak mendapatkan kepuasan bercinta Marsha?"
"Aku hanya dijadikan tempat pelampiasan yang hanya menerima sentuhan tapi aku tidak menikmatinya sama sekali.
Suamiku terlalu egois dan hanya memikirkan kepentingannya bukan membuat aku merasakan awal percintaan yang ingin aku dapatkan Cal."
Cal menatap wajah cantik Marsha yang menahan kegetiran yang selama ini ia pendam sendiri. Tampil bahagia namun sebenarnya menyimpan rasa sakit yang sangat mendalam.
"Marsha! Apakah kamu ingin merasakan arti sesungguhnya kenikmatan bercinta, hmm?"
Nafas Cal terdengar tersengal mendekati wajah Marsha yang terlihat ragu dan takut namun pingin.
Cal memperhatikan bibir sensual Marsha yang ingin di sesapnya. Bibir berpoleskan lipstik berwarna marun itu makin menggodanya ingin menikmati bagaimana rasanya milik istri orang lain.
Cal mengecupnya sesaat. Marsha terlihat menundukkan wajahnya. Cal meraih dagu itu, mendongakkan wajahnya Marsha, ia lalu menangkap bibir yang terlihat gemetar itu.
"Cal... jangan! Aku takut!"
Gugup Marsha dengan suara tercekat di kerongkongannya menghindari ciuman Cal.
"Aku ingin merasakan bibirmu sayang. Bolehkah, hmmm?"
"Tapi, aku ..?"
Cal tidak ingin mendengarkan alasan Marsha. Ia dengan cepat memagut bibir itu dari lembut hingga rakus. Marsha mulai memberanikan diri merasakan bibir kenyal pria tampan ini.
Bagaimana rasanya menikmati milik wanita lain yang mengharapkan hal yang sama dengan dirinya.
Ciuman makin panas dengan lidah keduanya yang saling bertautan. Saling mengecap dan mengisap dengan tangan mereka yang sedang mencari sesuatu yang lebih menarik lagi untuk mengetahui milik masing-masing.
"Marsha! Ayo kita bercinta di hotel sayang!"
Ajak Cal membuat Marsha tersadar dan langsung mendorong tubuh Cal.
"Tidak..! Ini sudah cukup! Aku tidak mau melakukan lebih jauh dari ini."
Tolak Marsha yang tidak ingin terbuai dalam jeratan cinta Cal.
"Kenapa sayang? Bukankah kamu mendambakan bagaimana merasakan sentuhan permainan dengan pemanasan awal? di mana titik-titik milikmu yang di sentuh dengan lidah dan mengisapnya dengan lembut hingga kamu mengerang nikmat."
Pancing Cal untuk membakar rasa penasaran Marsha untuk sentuhan cinta yang sebenarnya yang ia selalu saksikan di film adegan dewasa.
"Tidak Cal! Aku tahu dan juga ingin menikmati itu tapi bukan denganmu, tapi dengan suamiku."
Timpal Marsha menahan dirinya untuk tidak tergoda dengan rayuan Cal.
"Apakah kamu pernah meminta itu padanya, hmm? Bukankah kamu hanya mendapatkan dirinya yang mendatangimu dengan memasukkan tubuhnya pada milikmu dan setelah melakukan pelepasan dia langsung meninggalkan mu begitu saja, bukan?
Dia tidak pernah menyentuhmu di bagian yang kamu inginkan bukan? dengan lidahnya, bibirnya dan jarinya untuk memberikan rangsangan padamu terlebih dahulu bukan?"
Cal sengaja memprovokasi Marsha agar gadis ini tampil agresif di hadapannya dengan menyerahkan dirinya dengan suka rela.
"Ayo kita pulang Cal..! Aku tidak mau kita kebablasan untuk mendapatkan yang kita inginkan namun pada akhirnya kita akan menyesal."
Ujar Marsha yang masih memiliki akal sehat agar tidak terpengaruh bujuk rayunya Cal padanya.
"Apakah kamu yakin tidak mau melakukannya, Marsha?"
"Tidak! AKU MAU PULANG!"
Tegas Marsha dengan tatapan tajam membuat Cal mengalah.
"Ok. Kita pulang sayang. Maafkan aku sudah memaksamu."
Ucap Cal sambil menyalakan mesin mobilnya.
Keduanya kembali lagi ke Jakarta dalam diam. Cal merasa ia terlalu frontal untuk mengendalikan perasaannya Marsha yang terlihat gamang memutuskan pilihannya.
Wajah Marsha terlihat kesal namun juga tidak mengerti dengan dirinya sendiri yang selama ini mengharapkan sentuhan seorang pria dewasa memanjakan miliknya.
Keinginan kuat itu ada. Bahkan ia selalu berimajinasi liar bersama Cal jika keduanya adalah suami istri yang sah.
"Marsha! Maafkan aku sayang! Aku tidak bermaksud membuat kamu kesal sayang. Aku hanya ingin memenuhi kebutuhan syahwat mu agar kamu tidak begitu setress memikirkannya."
Ucap Cal sambil mengendarai mobilnya menuju Jakarta.
"Hentikan Cal! Aku tidak ingin mendengarkannya. Biarkan aku dengan kehidupan ku seperti ini.
Jujur! aku memang menginginkan nya, tapi aku tidak ingin menciptakan skandal yang akan merusak rumah tangga kita."
Ucap Marsha masih memegang prinsipnya.
"Jadi kamu hanya ingin menghabiskan hidupmu menjadi istri kesepian yang terus merana seperti seorang janda walaupun memiliki suami?" Sentak Cal geram.
"Itu urusanku, jika kamu merasa kesepian, kenapa kamu tidak cari saja pelacur yang bisa memuaskan syahwat mu sesuai yang kamu inginkan."
Sarkas Marsha tidak kalah tajam membuat Cal terhenyak.
"Aku memang ingin melakukannya tapi bukan dengan sampah yang menjual dirinya demi uang untuk melayaniku." Timpal Cal.
"Kalau begitu, menikah saja lagi! Bukankah ada hukum poligami yang menjadi solusi untukmu? Kenapa harus aku yang kamu Incar?"
Ketus Marsha.
"Itu terlalu sulit untuk aku lakukan. Aku hanya menginginkan dirimu, hanya denganmu."
"Jadi kamu ingin aku jadi simpanan mu begitu? Bagaimana kalau aku hamil? apakah kamu mau tanggung jawab dengan menikahi ku? Bagaimana kalau aku memintamu untuk menceraikan istrimu?"
Tanya Marsha bertubi-tubi membuat Cal terbungkam.
Deggggg....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SAAT INI LO MSH MMPU BRTAHAN DRI GODAAN CAL, GK TAU KDEPANNYA .APA LO MMPU
2023-06-19
0
gaby
Dr ucapan Cal yg ga mau main sama perempuan yg menjual diri alias pelacur, seolah2 Cal ga mau modal duit buat memenuhi sahwatnya. Kalo sm Marsha kan Gratis. Pantesan Cal tajir, dia super pelit & irit.
2023-02-03
2
Yuliana Tunru
awalx coba2 hingga akhirx nikmat ygbsangat sulit untuk di hindari dan menjadi candu..marsha msh dgn pikitan sehatx smoga setan dan kekecewaan akan suamix tdk mengiring mu jauh marsha..lanjut thhor
2023-01-04
1