Roma dalam waktu dekat tak akan pergi ke sekolah khusus bangsawan, yang kemungkinan bisa sampai dua bulan ke depan. Hal itu pastinya membuat dirinya senang, ia bisa kembali berkutat dengan laboratoriumnya.
Ia melakukan hal itu pastinya juga untuk menghindari rasa bosan setelah tak tahu harus melakukan apa, lagi pun melakukan eksperimen itu membuahkan banyak hal yang bermanfaat.
Dalam waktu dekat apa yang sudah Roma kerjakan pasti akan selesai, dan ia akan langsung mempraktikkannya pada orang-orang di sekitarnya.
Selain itu ia juga tengah membuat ramuan serta obat yang akan berguna tadi. Dari beberapa buku yang ia baca ia bisa menciptakan obat segala penyakit bernama poton, tetapi sayangnya ia membutuhkan beberapa bahan yang sulit untuk dicari.
“Tuan muda, minumannya datang,” ujar Goldwin yang masuk ke ruangan Roma untuk memberikan minuman yang memang Roma inginkan.
“Terima kasih untuk minumannya, dan aku ingin menanyakan satu hal tentang campuran ramuan,” kata Roma kemudian.
“Campuran ramuan apa, Tuan Muda?” tanya Goldwin yang bingung sekaligus penasaran.
Kemudian Roma mengambil bukunya dan memperlihatkan gambar yang ada di sana pada Goldwin. “Kau lihat gambar ini, kira-kira di mana aku bisa mendapatkan tanaman seperti ini.”
“Sepertinya tidak asing,” ujar Goldwin sambil berpikir. “Ah, sepertinya saya tidak tahu tentang hal itu.”
Raut wajah Roma nampak kecewa, padahal biasanya Goldwin adalah orang yang serba tahu, ia bisa menjawab setiap pertanyaan yang Roma lontarkan, tetapi malah saat ini tak bisa.
“Coba Tuan Muda pergi ke rumah seorang tabib di ujung desa ini, dia bernama Bibi Lux, biasanya ia mengobati orang yang membutuhkan, ia pandai membuat ramuan obat, pasti ia tahu tentang tanaman itu,” sambung Goldwin.
“Begitu ya, baiklah aku akan ke sana nanti siang. Siapkan kuda dan seorang pengawal, aku tahu ayah dan ibu tak akan membiarkan aku pergi seorang diri.”
Setelah mendengar ucapan Roma, Goldwin pun keluar dari sana. sedangkan Roma pun mempersiapkan dirinya dengan beberapa barang yang mungkin dibutuhkan nanti di sana
Beberapa waktu berselang, Roma dan seorang prajurit pun pergi ke rumah tabib yang dimaksud Goldwin tadi, ia harus mendapatkan tanaman untuk ramuan obat itu.
Saat ia berada di jalan, tiba-tiba saja Leo jatuh dari langit dan tepat berada di atas tubuhnya yang kudanya. Roma hampir saja terkejut, tetapi ia tak sampai jatuh dari kudanya.
Pengawalnya sempat bertanya apa yang terjadi, tetapi Roma menjawab bahwa ia baik-baik saja.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Roma kemudian pada Leo saat mereka masih berada di atas kuda yang sama. Yang berlari dengan kecepatan sedang.
“Aku sudah bilang bukan, jika kita bertemu lagi berarti itu bukan mimpi dan itu nyata,” ujar Leo.
“Aku tahu itu, sekarang apa yang kau lakukan di sini?”
“Tidak ada, aku hanya ingin bertemu denganmu saja, tidak ada yang lebih.”
Roma kemudian membiarkan saja Leo ikut dengannya hingga mereka pun sampai di tempat Bibi Lux yang rumahnya memang cukup jauh bahkan mendekati hutan.
Roma mengetuk pintu rumah yang terbuat dari kayu lapuk itu, hingga tak lama kemudian seorang perempuan tua bungkuk membukanya.
Tatapannya menakutkan, tanpa sedikit pun senyum, meskipun begitu ia terkenal sebagai seorang tabib yang hebat.
“Ada apa? Siapa yang sakit?” tanya Bibi Lux kemudian.
Roma menggeleng. “Sebenarnya saya kesini ingin menanyakan tentang tanaman obat.” Roma cepat-cepat memperlihatkan gambar di buku miliknya. Melihat hal itu berulang kali Bibi Lux bergantian bergantian memandang antara Roma dan gambar itu.
Kemudian Bibi Lux menyuruh Roma masuk, dan meninggalkan pengawalnya seorang diri, Leo ikut masuk di sana, karena ia tak dilarang untuk masuk.
Di dalam sana Bibi Lux menanyakan pada Roma untuk apa ia mencari tumbuhan obat itu, Roma mengatakan bahwa ia membutuhkannya untuk dirinya sendiri, ia tak akan menjualnya.
Sebab Bibi Lux tahu siapa sebenarnya Roma itu, akhirnya ia memberitahu lokasi yang sebenarnya dari tanaman itu, yakni di sebuah bukit di arah selatan desa.
Setelah mengetahui hal itu Roma, Leo dan pengawal itu pun pergi ke sana, untuk mengambil tanaman obat itu. Bukit itu ternyata tak jauh dari sana dan dengan cepat mereka pun sampai di sana. hingga akhirnya Roma mendapatkan apa yang ia cari dan memutuskan untuk pulang.
Selama dalam perjalanan pulang Roma dan Leo terlihat cukup akrab hingga akhirnya mereka memutuskan untuk berteman serta menjadi majikan dan hewan peliharaan.
Sejak saat itulah mereka dekat hingga Roma harus pergi ke sekolah. Leo ikut demi menjaga Roma selama di sana.
Orang tua Roma merasa sedih akan kepergiannya ke sekolah, apalagi ia akan berada di asrama dan tak pulang selama kurang lebih dua tahun, dan akan kembali setelah semua pendidikannya selesai dan ia mendapatkan sebuah ijazah sebagai tanda lulus dari sekolah bangsawan itu.
***
Roma pun bersekolah di sekolah yang khusus untuk para bangsawan, untuk belajar menjadi bangsawan yang sesungguhnya, ada kelas khusus yang mereka lakukan setiap harinya selama dua tahunan, agar mereka tahu bahwa menjadi seorang bangsawan bukan hanya sekedar gelar, tetapi sesuatu hal yang penting.
Roma menjaga dirinya, tak mencari masalah dengan anak para bangsawan lainnya, meskipun kadang mereka mengganggunya dengan mengatakan bahwa dirinya hanyalah anak bangsawan kelas rendahan.
Namun, sama sekali Rama tak ingin mengurus hal itu, karena tujuannya adalah belajar. Hingga hal itu berlanjut dua tahun ke depan, ia pun dinyatakan lulus dan akhirnya kembali ke tempat asalnya.
***
Semenjak berusia 12 tahun semuanya berjalan dengan baik, sampai akhirnya ketika Roma berusia 20 tahun, saat itu ia sedang berlatih di hutan yang agak jauh dari mansion milik keluarganya bersama dengan Leo.
Ketika Roma kembali, ternyata keluarga Raffa semuanya dibantai oleh prajurit Kerajaan dengan tuduhan pengkhianatan berencana.
Padahal menurut Roma semua itu hanyalah tuduhan semata, karena keluarga bangsawan ini memiliki sihir kuno khusus yang bisa meniru Cincin Bintang yang merupakan sumber sihir dunia itu. Kerajaan takut mengenai kemampuan ini dan berakhir dengan pembantaian seluruh Raffa.
Roma bingung dengan hal itu, ia tak paham dengan apa yang terjadi sebenarnya. Padahal selama 20 ini ia pikir hidup keluarganya baik-baik saja.
Pemimpin Kerajaan sendiri yang merupakan seorang Duke
bernama Lucca De Luca sebenarnya bergerak atas dasar perintah dari Kekaisaran.
Namun, hal ini tidak pernah diungkit sampai Roma sendiri yang mencari tahu hal
ini dan akan langsung datang ke kekaisaran yang dipimpin oleh Salerno De Santis.
Ketika Roma melihat itu, dia tidak bisa mengendalikan
emosinya dan mengamuk begitu saja. Dia membantai semua prajurit Kerajaan yang ada
di sana dengan membabi buta.
Setelah semuanya selesai, semua jiwa orang mati itu masuk ke dalam tubuhnya, kemudian dia membangkitkan Sistem 12 Cincin yang merupakan pemberian dari Dewa kala itu.
Dia juga baru mengingat semuanya, termasuk tugas yang diberikan oleh Sang Dewa sebagai Pengadil Para Pemilik 12 Cincin Bintang.
Roma juga mendapatkan ingatan kembali mengenai bumi, tempat
tinggal sebelumnya sebelum dia dikirim ke dunia pedang dan sihir ini.
Pembawaannya yang awalnya ceria, sekarang berubah menjadi suram dan tenang. Di bumi dulu, dia sebenarnya seorang pemikir ulung, inilah yang menjadikannya berubah drastis.
Kucing Hitam yang tak lain Leo menyadari mengenai fakta
itu. Namun, Leo menyembunyikannya. Karena dari mata khusus miliknya, tebakannya
mengenai Roma itu benar-benar terjadi. Dia adalah Sang Pengadil yang akan
membawa kedamaian di dunia ini dengan membawa Cincin Libra.
Sistem memberikan hadiah awal berupa Cincin Bintang – Libra
yang sebenarnya sejak awal sudah ada di sana.
Dari sinilah tugas Roma yang sebenarnya mulai terbentuk. Dia berencana untuk berkeliling dunia untuk membalaskan dendam keluarganya itu, sekaligus menyelesaikan misi untuk mengadili para Pemangku Cincin yang menggunakannya dengan semena-mena.
Dia akan datang ke Pusat Kerajaan di langkah pertamanya untuk mencari Lucca De Luca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Anonymous
Lanjut
2023-01-06
1