Salah kamar

Di dalam toilet wanita,Maura terdengar sedang memuntahkan apa yang telah ia minum,kepala nya semakin pusing,dan terasa begitu berat.

"Sial,kenapa begitu buruk setelah merasa di khianati,ternyata lebih sakit di khianati dari pada di tinggal mati!"Gumam Maura,yang menatap diri nya,di depan cermin.

"Akan ku tunjukkan kepada mereka siapa Maura wanita imut dan penurut ini,akan ku tunjukkan permainan yang tidak akan pernah bisa mereka main 'kan"Lanjut Maura lagi,langsung menyeka air mata nya,serta menghapus sebagian make up yang telah hancur.

Brak!

Maura mendorong pintu toilet dengan satu tangan nya,dan tubuh yang mulai terpengaruh dengan minuman beral-kohol pun menyender ke dinding sembari memegang kepala nya.

Maura membuka dompet kecil yang ada di tangan,lalu melihat nomer kamar milik nya,dengan nomer 096.Maura segera berjalan menuju tangga,ia akan turun ke lantai tiga,dimana kamar nya berada.

"Oh ****!"Umpat Maura,yang kembali memegang kepala nya,tubuh nya sempoyongan,ia bahkan tidak dapat menahan nya lagi,kini Maura berdiri tepat di depan kamar nomer 069.Maura lalu menatap nya sekali lagi,untuk memastikan jika nomer kamar itu benar milik nya.

Ceklek !

"Kenapa bisa di buka,bukan kah aku sudah mengunci nya "Ucap Maura,dalam keadaan mabuk.Wanita cantik dengan gaun nya yang sudah robek berjalan ke arah ranjang,melihat ranjang big size seketika membuat rasa ngantuk Maura menyerang.

Bugh!

Maura menjatuhkan tubuh nya diatas kasur yang empuk itu,ia berbalik menatap langit-langit kamar tersebut,yang begitu indah dan mewah.

"Kenapa lampu kamar ini berubah.Oh tidak mungkin ini pasti karena aku sedang mabuk!"Gumam Maura,merasa ada yang mengaduk perut nya serta rasa mual yang tidak dapat tertahan,Maura segera beranjak berlari ke arah kamar mandi.

Brak!

Maura mendorong pintu kamar mandi,lalu memuntahkan semua isi perut nya wastafel.

"Hueek-Hueek"Terdengar suara keran yang menyala,setelah membasuh mulut nya dengan air,Maura mematikan keran air tersebut.Maura memegang pada pinggir wastafel,tubuh nya semakin melemah dan kepala ikut berat.

"Panas!"Gumam Maura,yang menundukkan kepala nya,mengatur nafas yang semakin berat.

"Apa yang Kau lakukan disini?"

Maura membulatkan mata nya saat mendengar suara laki-laki.Bagaimana tidak,ia terkejut saat mengetahui ada orang lain di dalam kamar itu.Maura melihat sebuah kaki yang berdiri tepat di depan nya,ia melihat dari bawah hingga ke atas,seorang pria hanya memakai handuk,dengan rambut yang masih basah.

"Siapa Kamu?"

Pertanyaan itu,kembali terdengar,Maura segera mendongakkan kepala nya menatap orang yang berada di depan nya.

Mata Maura yang sayu serta tertutupi sebagian dengan rambut,Pria itu berdiri sembari berkacak pinggang,lalu tersenyum melihat ke arah Maura,mengingat jika Maura adalah wanita yang ia temui tadi di Bar.

"Si-siapa Kamu"Tanya Maura,tangan bergerak menunjuk jari nya ke arah Pria itu.

"Seharusnya aku yang bertanya siapa kau,kenapa kau ada disini?"Kini Steven mendekat ke arah Maura,wanita ini tidak dapat mundur saat merasakan jika di belakang nya tidak ada celah untuk ia bersembunyi.

"Sedang apa kamu disini?"Satu pertanyaan lagi,lolos di bibir pria itu,yang kini memegang ke dua sisi wastafel sehingga mengunci Maura di antara ke dua tangan nya.

"Haaaaaa....Kenapa harus bertemu dengan Pria asing lagi,Tuhan jangan bilang kalau ini awal dari kehancuran ku lagi,satu tahun yang lalu,aku bertemu dengan Pria brengsek itu,dan hari ini Pria itu kembali menghancurkan hidup ku.Kenapa di akhir cerita selalu di pertemuan dengan seorang Pria!"Teriak Maura dengan lantang,yang masih menangis meratapi nasib nya,sembari menatap langit kamar mandi.

"Karena kamu seorang wanita,tentu Tuhan mengirim seorang Pria untuk menemani mu"Bisik Steven di telinga kecil nan mungil milik Maura.Mendengar ucapan pria itu Maura hanya membulatkan matanya,lalu ke dua nya saling tatap satu sama lain dengan begitu lama,dan tentu lebih dekat dari sebelum nya.

Brak!

Maura mendorong pria itu ke daun pintu,membuat Steven tersenyum miring,sembari ke dua tangan menahan tubuh.

Semakin lama Maura merasakan pusing yang luar biasa,apalagi mengingat pernikahan Daniel dan Yura,semakin membuat emosi Maura meledak.

Prang!

"Sialan"Umpat Maura,setelah melempar cermin di belakang nya dengan botol shampo,hampir saja pecahan kaca mengenai tubuh mungil nya.

"Apa Kamu gila?bagaimana kalau serpihan kaca itu melukai diri mu?"Tanya Steven sembari mencengkram kuat lengan kecil Maura.

"Sakit"Maura berusaha melepaskan tangan Steven di lengan nya,yang merasa begitu sakit.

"Kamu enggak pernah tau,bagaimana sakit nya di khianati sama orang yang kita cintai,terlebih lagi,dengan saudara kita sendiri,itu lebih sakit dari sebuah kematian !"Teriak Maura,air mata nya kembali bercucuran.Steven melihat ke dalam netra Maura,yang di penuhi dengan air mata yang turun begitu deras,seluruh make up nya telah rusak.

"Aku bisa membantu mu,keluar dari masalah dan penderitaan mu ini!"Ucap Steven,memegang ke dua pipi wanita yang ada di depan nya.Tentu saja membuat Maura terus menatap pria yang sedang memegang wajah nya dengan begitu erat,bahkan Maura tidak bisa menggerakkan kepala nya,walaupun hanya sebentar.

"Heeh!"Maura menyentuh dada bidang milik pria itu,otot-otot nya begitu kekar,bahkan ada beberapa roti sobek milik pria itu yang masih terlihat membasah karena baru selesai mandi.

"Kau sedang mencoba menggoda ku?"Bisik Steven,Maura masih saja tersenyum miring ke arah Steven,dengan bola mata yang sayu akibat pengaruh minuman beral-kohol.

Brak!

Dengan sekuat tenaga nya,Maura mendorong tubuh Steven sehingga menabrak daun pintu kamar mandi.Meskipun,berdiri nya sempoyongan,dengan mengangkat satu tangan nya,Maura menunjuk Steven dengan jari nya.

"Semua pria yang datang bilang nya pasti ingin mengobati luka.Tapi nyata nya,mereka hanya datang untuk membuat luka itu lebih dalam lagi,aku tidak akan percaya dengan mulut lelaki semua nya bullshit,termasuk ka...."Maura membulatkan mata nya saat Steven menci-um paksa bi-bir Maura.

Wanita ini berusaha memberontak,Steven tidak membiarkan nya begitu saja,apalagi setelah mendengar banyak kata-kata menyedihkan dari wanita ini.

Setelah merasakan ketenangan dari dalam diri Maura,Steven perlahan-lahan mencoba merubah cara ciuman nya,sehingga membuat Maura pada akhir nya menikmati ciu-man lembut milik Pria bertubuh kekar dengan postur tubuh yang lebih tinggi dari Maura.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

Steven, please don't touch her ✌️

2023-02-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!