Pertimbangan

Langkah Fiona terhenti ketika seorang pria berpakaian rapi datang menghampirinya. Fiona terpaksa melepas genggaman tangannya dari Milaine. Raut muka Fiona tampak tidak senang tatkala pria tersebut menatapnya dingin.

"Apa lagi sekarang? Mengapa Tuan tidak mengizinkanku membawa Milaine ke ruang penyiksaan?! Sejak kapan dia peduli kepada Milaine?"

Kemarahan Fiona tidak lagi terbendungkan, wanita itu meninggikan suaranya meneriaki lawan bicaranya. Namun, ekspresi pria itu masih datar meski dimarahi Fiona. Tugasnya hanyalah untuk memenuhi perintah pemimpin keluarga ini menghentikan niat Fiona menyiksa putrinya.

"Mohon maaf, Nyonya, tapi ini perintah dari Tuan. Apabila Anda ingin protes, maka proteslah kepada Tuan."

Fiona mendengus kesal, dia baru saja kembali dari luar dan berniat beristirahat sejenak. Namun, dia malah menemukan situasi buruk di paviliun. Putrinya, Milaine yang selalu menjadi bahan pembicaraan kini membuat masalah yang lebih besar.

"Veno, apa sekarang kau berani melawanku? Kau hanyalah sebatas asisten pribadi Tuan, jadi kau tidak sepantasnya melawanku!" ucap Fiona mengarahkan telunjukanya kepada Veno.

"Majikan saya hanyalah Tuan Conrad Lysander. Di sini saya cuma menyampaikan perintah beliau saja, bila Anda tidak suka maka jangan salahkan saya bila Tuan marah kepada Anda," tekan Veno.

Fiona kehilangan kata-kata, dia pun tidak punya pilihan lain selain membawa Milaine ke tempat sang suami berada. Mimik wajah Milaine masih sama seperti sebelumnya, datar dan tiada rasa bersalah tergurat di garis wajahnya.

"Ayo kita pergi temui Ayahmu, Milaine."

Milaine memasrahkan diri tanpa ada perlawanan berlebihan. Milaine berjalan di belakang sang Ibu seraya menatap sesekali ke luar jendela.

Setibanya di ruangan pertemuan, kedatangan mereka disambut tidak baik oleh tiga orang wanita yang merupakan istri pertama, istri ketiga, serta istri keempat Conrad Lysander. Mereka memandang rendah Fiona dan Milaine, tapi mereka berdua tidak menggubris pandangan tersebut.

"Lagi-lagi anak pelayan ini membuat masalah. Sudah aku bilang, gadis ini gila dan seharusnya bukan di sini tempatnya berada," sindir Deysi - istri ketiga.

"Maklumi saja, di tubuhnya mengalir darah kotor dari seorang mantan pelayan. Dia masuk menjadi istri kedua hanya karena keberuntungan semata," imbuh Mayra - istri keempat.

Sedangkan Lisbeth sebagai istri pertama hanya diam sambil menikmati teh yang disuguhkan para pelayan. Lisbeth terlihat jauh lebih elegan dibandingkan istri yang lain. Dia memang jarang sekali berbicara, dia hanya bermain sebagai penonton bila ada keributan yang terjadi.

Fiona tak membalas sindiran dari Deysi dan Mayra, dia terbiasa menerima penghinaan dari orang lain yang tinggal di kediaman ini. Fiona tidak menyangkalnya, dia memang dulunya seorang pelayan lalu diangkat menjadi istri kedua Conrad Lysander. Hal itulah yang menyebabkan keberadaan Fiona di kediaman Lysander seperti noda kotor yang merusak kecantikan sebuah berlian permata.

"Hei, kenapa kalian diam saja? Apa kalian sengaja mengabaikan kami? Kalian tidak memberi salam ketika masuk lalu sekarang malah diam seperti patung," ujar Mayra kesal tidak digubris Fiona dan Milaine.

Milaine bangkit dari tempat duduknya, dia mengambil cangkir berisi teh lalu menyiram muka Mayra hingga basah kuyub.

"Berisik kau, wanita sialan!” murka Milaine.

Mayra dan Deysi tidak menyangka Milaine akan berbuat sejauh itu. Bahkan seusai menyiram Mayra, Milaine masih saja mempertahankan ekspresi datarnya. Milaine melakukan hal itu demi meredam kejengkelan di hatinya akibat penghinaan yang dia peroleh.

"Anak sialan! Kau-"

"Siapa yang menyuruh kalian membuat keributan di sini? Aku mengumpulkan kalian karena ada yang perlu aku diskusikan."

Seorang pria berperawakan tinggi disertai muka sangar muncul dari pintu masuk. Pria itu memiliki warna rambut serta mata yang sama dengan Milaine. Dia adalah Conrad Lysander, Ayah Milaine sekaligus pemimpin keluarga ini. Conrad juga terkenal karena dia merupakan CEO dari Lysander Group, salah satu perusahaan terpandang di negara Helsper.

Kedatangan Conrad mengheningkan suasana, Mayra dan Deysi seketika membungkam mulut. Sedangkan Milaine tak bereaksi terhadap kedatangan Conrad. Pria yang disebut sebagai Ayahnya, menatap intens Milaine ketika dia baru menginjakkan kaki di ruangan tersebut.

"Milaine, kemarilah," titah Conrad.

Tanpa berlama-lama, Milaine langsung menuju ke hadapan Conrad. Milaine mendongakkan kepala memandang lurus Conrad. Sesaat Conrad merasa sedang berhadapan dengan dirinya versi anak perempuan sebab mereka berdua sangat mirip. Baik itu dari ciri fisik hingga ekspresi dingin yang mereka punya.

"Apa kau tahu alasan kenapa aku memanggilmu?" tanya Conrad.

"Karena saya membantai para pelayan," jawab Milaine seadanya.

"Iya, itu benar, kenapa kau membantai mereka?"

"Karena hidup mereka tidak berguna dan hanya menjadi sampah di hidup saya."

Kedua mata Conrad melebar. "Meski calon pewaris Lysander diperbolehkan untuk saling membunuh, tetapi bukan berarti kau bisa berlaku seenaknya. Ditambah lagi, peraturan keluarga memperbolehkanmu mengangkat senjata kala berusia tujuh belas tahun. Tindakanmu kali ini mencemarkan nama baik kediaman Lysander. Lalu sekarang apa kau merasa berdosa setelah membunuh para pelayan?"

Peraturan utama keluarga Lysander yang tidak boleh dilupakan ialah pertarungan resmi antar calon pewaris dilakukan saat berusia tujuh belas tahun. Selama belum masuk usia tujuh belas tahun, maka calon ahli waris tidak boleh mengotori tangannya dengan darah manusia apa pun alasannya itu.

"Tidak, untuk apa saya merasa berdosa? Saya hanya membersihkan kediaman ini dari manusia tidak berguna. Mereka yang berdosa, bukan saya," ucap Milaine kembali membuat semua telinga yang mendengar terkejut.

Ini adalah kali pertama Conrad berhadapan langsung dengan putri satu-satunya. Biasanya Conrad hanya mengabaikan setiap laporan tentang Milaine. Namun, kala itu entah mengapa Conrad merasakan aura membahayakan dari gadis kecil tersebut.

"Anda dengar sendiri itu, Tuan! Gadis itu gila! Anda tidak boleh membiarkannya menetap di sini," celetuk Deysi.

"Kalau bisa sebaiknya saya sarankan Milaine melakukan tes kejiwaan. Gadis ini pembunuh gila, dia bahkan membunuh kedua saudara serta kedua Bibinya. Apabila dia dibiarkan berlama-lama di kediaman ini maka dia akan menjadi ancaman serius," timpal Mayra.

Milaine menggigit bibirnya, kedua tangannya terkepal kuat, serta mata yang tak sanggup membendung kemarahan. Kemudian Milaine meraih gelas kaca dari meja Conrad. Dia pun melempar gelas kaca itu ke kepala Mayra.

"Aku tidak gila dan aku tidak pernah membunuh Kakak dan Bibiku! Beraninya kau berbicara seenakmu! Aku tidak akan memaafkanmu!"

Mayra meringis sakit, dia menyentuh keningnya yang berdarah akibat gelas kaca yang menghantam kepalanya. Para pelayan bergegas membantu menekan luka Mayra. Fiona pun langsung bertindak, dia menarik Milaine menjauh dari Conrad.

"Apa yang kau lakukan? Apa yang baru saja kau lakukan, Milaine?!" teriak Fiona.

Milaine tersenyum miring. "Apa Ibu buta? Aku baru saja melukai wanita itu. Apakah Ibu senang? Harusnya Ibu senang melihatnya terluka atau aku bisa membunuhnya untuk Ibu."

Milaine tertawa kecil, selalu timbul kepuasan tersendiri ketika dirinya berhasil melukai dan membunuh orang lain. Conrad bergidik ngeri, Veno pun merasakan hal yang sama. Tiada rasa bersalah, hanya ada kelegaan semata.

"Saya pikir ini sudah cukup, Tuan. Anda harus mempertimbangkan segera, apakah Anda akan membiarkan anak ini terus berada di kediaman ini ataukah Anda harus memasukkannya ke rumah sakit jiwa? Silakan Anda putuskan sendiri," tutur Lisbeth akhirnya bersuara.

Terpopuler

Comments

Maîra⊰⁠⊹

Maîra⊰⁠⊹

Keseringan baca novel kerajaan, sampe dikira ni novel latar belakangnya kerajaan😶‍🌫️

2023-01-02

8

lihat semua
Episodes
1 Paviliun Berdarah
2 Pertimbangan
3 Milaine Masuk Rumah Sakit Jiwa
4 Kembalinya Milaine
5 Menemui Conrad
6 Lama Tidak Berjumpa, Nonaku
7 Racun Saat Makan Malam
8 Pembuktian
9 Kejengkelan di Hari Pertama
10 Athia Mengalami Kecelakaan
11 Perundungan
12 Milaine Mengamuk
13 Penyekapan Kevin
14 Kondisi Nigel Memburuk
15 Obat Herbal untuk Nigel
16 Kabar Buruk
17 Kondisi Nigel Kembali Stabil
18 Perkumpulan Para Gadis
19 Jebakan Ophelia
20 Rasa Sakit yang Ingin Dilupakan
21 Aleda dari Organisasi Birdella
22 Pindah Paviliun
23 Surat Panggilan dari Akademi
24 Kedatangan Conrad di Akademi
25 Kemurkaan Lloyd dan Luke
26 Lisbeth Tidaklah Setenang Itu
27 Ledakan di Mansion Utama
28 Pembicaraan dengan Dahlia
29 Kacaunya Suasana Rumah Sakit
30 Conrad Telah Siuman
31 Serangan Deon
32 Pertemuan Milaine dan Ervan
33 Rencana Ophelia dan Ervan
34 Fiona Mulai Melawan
35 Deon Mengalami Kelumpuhan
36 Nigel Kecelakaan
37 Ditemukan Racun di Tubuh Nigel
38 Pasar Terlarang
39 Milaine Terkepung
40 Menyelesaikan Peracikan Penawar
41 Lisbeth Melukai Halia Lagi
42 Laporan Titik Keberadaan Deon
43 Siapa Orang itu?
44 Pengkhianat
45 Dendam yang Tak Terelakkan
46 Menghabisi Nyawa Deon
47 Bukti Pengkhianatan
48 Amarah Tak Terbendung
49 Mayra Syok
50 Penyusup
51 Pangeran Akademi
52 Rasa Iri dan Dendam
53 Nigel Siuman
54 Kemarahan Nigel
55 Belanja
56 Saya Akan Melindungi Anda
57 Bertemu Arthyn Lagi
58 Kencan
59 Pertemuan Penuh Arti
60 Berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa
61 Mengapa Mereka Menargetkanmu?
62 Rasa Ingin Tahu Tak Tertahankan
63 Sungguh Mengagetkan
64 Nigel Telah Kembali
65 Si Kembar vs Milaine
66 Bisnis
67 Tingkah Aneh Conrad
68 Sisi Mengerikan Arthyn
69 Rencana Tersembunyi
70 First Kiss
71 Protes
72 Kau Mengajakku Kencan?
73 Mobil Milaine Tertabrak
74 Cekcok
75 Berlatih Diam-diam
76 Kekhawatiran Nigel
77 Conrad Membela Milaine
78 Puncak Kemarahan Nigel
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Paviliun Berdarah
2
Pertimbangan
3
Milaine Masuk Rumah Sakit Jiwa
4
Kembalinya Milaine
5
Menemui Conrad
6
Lama Tidak Berjumpa, Nonaku
7
Racun Saat Makan Malam
8
Pembuktian
9
Kejengkelan di Hari Pertama
10
Athia Mengalami Kecelakaan
11
Perundungan
12
Milaine Mengamuk
13
Penyekapan Kevin
14
Kondisi Nigel Memburuk
15
Obat Herbal untuk Nigel
16
Kabar Buruk
17
Kondisi Nigel Kembali Stabil
18
Perkumpulan Para Gadis
19
Jebakan Ophelia
20
Rasa Sakit yang Ingin Dilupakan
21
Aleda dari Organisasi Birdella
22
Pindah Paviliun
23
Surat Panggilan dari Akademi
24
Kedatangan Conrad di Akademi
25
Kemurkaan Lloyd dan Luke
26
Lisbeth Tidaklah Setenang Itu
27
Ledakan di Mansion Utama
28
Pembicaraan dengan Dahlia
29
Kacaunya Suasana Rumah Sakit
30
Conrad Telah Siuman
31
Serangan Deon
32
Pertemuan Milaine dan Ervan
33
Rencana Ophelia dan Ervan
34
Fiona Mulai Melawan
35
Deon Mengalami Kelumpuhan
36
Nigel Kecelakaan
37
Ditemukan Racun di Tubuh Nigel
38
Pasar Terlarang
39
Milaine Terkepung
40
Menyelesaikan Peracikan Penawar
41
Lisbeth Melukai Halia Lagi
42
Laporan Titik Keberadaan Deon
43
Siapa Orang itu?
44
Pengkhianat
45
Dendam yang Tak Terelakkan
46
Menghabisi Nyawa Deon
47
Bukti Pengkhianatan
48
Amarah Tak Terbendung
49
Mayra Syok
50
Penyusup
51
Pangeran Akademi
52
Rasa Iri dan Dendam
53
Nigel Siuman
54
Kemarahan Nigel
55
Belanja
56
Saya Akan Melindungi Anda
57
Bertemu Arthyn Lagi
58
Kencan
59
Pertemuan Penuh Arti
60
Berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa
61
Mengapa Mereka Menargetkanmu?
62
Rasa Ingin Tahu Tak Tertahankan
63
Sungguh Mengagetkan
64
Nigel Telah Kembali
65
Si Kembar vs Milaine
66
Bisnis
67
Tingkah Aneh Conrad
68
Sisi Mengerikan Arthyn
69
Rencana Tersembunyi
70
First Kiss
71
Protes
72
Kau Mengajakku Kencan?
73
Mobil Milaine Tertabrak
74
Cekcok
75
Berlatih Diam-diam
76
Kekhawatiran Nigel
77
Conrad Membela Milaine
78
Puncak Kemarahan Nigel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!