Selepas pertemuan kami dengan bibi yang memamerkan kekayaannya, aku terus melanjutkan bekerja di cafe begitu pula dengan Serli yang bekerja di butik tak jauh dari cafe tempatku bekerja, setelah mengantarkan Serli aku langsung bergegas dan mulai mengenakan celemek, aku juga membersihkan cafe terlebih dahulu mulai dari menyapu membersihkan kaca serta mengelap meja di sana, setelah itu aku mulai membuka toko dan beberapa rekan kerjaku juga sudah tiba.
Kebetulan aku bagian pelayanan pelanggan, jadi aku yang membuka toko setiap pagi dan harus datang beberapa menit lebih awal dari karyawan lainnya, hari ini karena cuaca tidak cukup bagus, sedikit pengunjung yang datang ke cafe.
Sehingga aku juga tidak terlalu banyak mengeluarkan energi, saat pengunjung cafe tengah sepi seperti ini aku biasanya membantu barista di sana sekaligus belajar meracik coffie, karena aku pegawai baru di sana sehingga aku tidak banyak mengenal rekan kerjaku yang lain kecuali kak Anton, dia salah satu barista utama di cafe tempatku bekerja sekaligus pemilik cafe ini, semua coffie racikannya selalu sempurna dan bisa memanjakan lidah setiap pengunjung cafe, dia juga telaten dan baik hati menurutku, terlihat dari bagaimana dia mengajariku dengan baik dan lemah lembut.
Dia juga tidak pernah berbicara lebih tinggi dari lawan bicaranya dia selalu tersenyum tipis saat melayani pelanggan, dan aku rasa cafe ini bisa seterkenal sekarang mungkin saja karena ada kak Anton sebagai salah satu alasannya, banyak juga pengunjung wanita yang meminta foto padanya, tidak hanya jago meracik serta menyajikan coffie namun kak Anto juga selalu menyajikan coffie dengan beberapa atraksi dan pamer ketampanannya, aku akui dia memang sedikit narsis dan selalu penuh percaya diri.
Saat tengah belajar menyeduh coffie dengan benar tiba tiba saja segerombol orang yang mengenakan jas hitam masuk ke dalam cafe dan membuat pengunjung sedikit merasa tidak nyaman, aku segera menghampiri mereka dan menanyakan keperluannya datang ke cafe ini.
"Permisi ada yang bisa saya bantu, apa tuan ingin memesan coffie atau memesan tempat di sini?" tanyaku sembari menyapanya dengan ramah.
Salah satu pria yang berdiri paling depan hanya menatapku sekilas lalu dia menjentikkan jarinya memberikan isyarat, kak Anton sudah berusaha menghentikan mereka agar tidak menghancurkan barang barang di sana namun jumlah kami yang hanya 4 orang jelas kalah dengan mereka yang hampir 10 orang, ditambah mereka yang berbadan kekar dan tinggi, aku lihat pria yang tadi menjentikkan jarinya hanya diam dan aku rasa dia adalah ketua dari mereka, segera ku dekati dia dan meminta agar dia menghentikan anak buahnya, karena aku tau hanya itu satu satunya cara agar mereka berhenti menghancurkan barang barang di sana.
"Hei ..tuan, aku tau mungkin kau orang kaya dan sejenisnya tapi bisakah kau memberikan alasan pada kami mengapa kau menghancurkan tempat ini?, dan tolong hentikan anak buahmu itu!" ucapku dengan wajah yang kesal dan berbicara keras padanya.
Salah satu anak buahnya menghampiriku dan memarahiku sampai hampir menamparku.
"Berani beraninya kau bicara lantang dan memerintah bos kami!!" ucapnya dan melayangkan tangannya hendak menamparku.
Untunglah saat itu kak Anton berhasil menahan tangan pria tersebut sehingga tidak mengenai wajahku kalau tidak mungkin aku bisa pingsan mendapatkan tamparan dari pria tua yang begitu bugar dan berotot, atau bisa bisa wajahku penyok saking kuatnya tamparan dari pria itu.
"Berhenti, sudah kubilang aku akan memberikan tanah ini pada kalian sesuai dengan kontrak perjanjian yang berlaku, kenapa kalian datang kemari sekarang!!" ucap kak Anton dengan wajah merah dan tangan yang mengepal.
Saat itu aku tau kak Anton menahan amarah tapi aku juga tidak bisa apa apa dan aku sama sekali tidak mengerti dengan yang mereka bicarakan sampai salah satu rekan kerjaku di sana menarikku menjauh dari pembicaraan antara kak Anton dan pria kejam itu, aku merasa heran mengapa teman teman yang lain kelihatan biasa saja saat mendapatkan perlakuan buruk dari mereka bahkan kak Anton sendiri tidak bisa melawannya.
Karena penasaran aku memberanikan diri bertanya pada salah satu teman kerjaku Veni.
"Ven ada apa ini sebenarnya?" tanyaku kebingungan.
"Sebenarnya cafe ini memang sudah akan tutup sejak beberapa bulan lalu tepat saat awal kamu masuk bekerja di sini, dan dia adalah orang yang sudah membeli tanah juga cafe ini, dia itu orang yang kejam, dan kamu harus berhati hati padanya jangan sampai berada dalam bahaya seperti tadi lagi, apa kau mengerti" ucap Veni memberikan penjelasan.
Sekarang aku mengerti mengapa mereka merusak cafe ini seenaknya, jelas saja cafe ini bukan milik kak Anton lagi, aku tau kak Anton merintis usaha ini dari nol sendirian dan aku juga banyak mendengar hal baik tentang kak Anton dari Serli, yah kak Anton adalah orang yang disukai Serli begitu pun sebaliknya, aku juga bisa bekerja di cafe itu karena bantuan Serli yang memohon pada kak Anton, sekarang bahkan cafenya akan tutup kemana lagi aku harus mencari pekerjaan.
Beberapa saat setelah mereka berbincang dengan kak Anton merekapun pergi dan kak Anton berjalan lesu menghampiri aku juga karyawan yang lain.
"Maaf ya teman teman mulai besok kita tidak bisa membuka cafe lagi, silahkan kalian mencari pekerjaan di tempat lain saja, maaf karena aku tidak bisa mempekerjakan kalian lagi, masalah gajih aku akan mengirimnya besok" ucap kak Anton lalu dia pergi begitu saja dari cafe.
Aku dan teman teman yang lain juga pulang ke rumah masing masing, sebenarnya aku penasaran dan ingin menanyakan hal lain yang lebih dalam pada kak Anton mengenai kenapa cafe itu bisa sampai berada ditangan CEO kejam seperti pria tadi, namun aku tau sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk menanyakannya, aku segera bergegas pergi ke butik tempat Serli bekerja, masih sangat lama untuk menunggu Serli pulang dari pekerjaannya, aku pun memutuskan untuk pulang ke rumah lebih dulu, ku lajukan sepeda motorku perlahan dan melaju dengan tenang di jalanan sampai seorang nenek tua yang kesulitan menyebrang membuatku menghentikan lajuku seketika.
Aku merasa kasihan dan tidak tega aku parkiran sepeda motorku di tepi jalan lalu aku membantu nenek itu untuk menyebrang di zebra cross, sambil menunggu lampu lalu lintas merah aku mengobrol sejenak dengan nenek itu dia nampak seperti orang kaya karena mengenakan barang barang branded di tubuhnya, tapi dia berjalan seorang diri dijalanan bahkan menyebrang tanpa ada yang mengawasinya.
Tapi aku tak memikirkan semua itu sampai tiba tiba saja setelah aku berhasil menyeberangkan nenek itu seseorang dari belakang menarik badanku dengan kuat membuatku hampir terjatuh ke bahu jalan.
"Hei...apa yang kau lakukan pada Oma?" ucap pria itu dengan suara berat dan mengancam,
"Eh ....aku...aku hanya menolongnya menyebrang" jawabku gugup karena takut.
"aishhh...kau ini pria tua yang kasar, bagaimana bisa kau berperilaku begitu pada gadis muda yang sudah membantuku, dasar kau cucu tidak tahu malu" ucap nenek itu memarahi cucunya.
Aku hanya terdiam sambil memperhatikan pria yang disebut cucu oleh nenek tersebut, dan aku baru sadar kalau pria itu adalah orang yang sama dengan pria yang mengobrak ngabrik cafe kak Anton tadi, aku kesal dan langsung pergi meninggalkan mereka begitu saja.
Jujur aku sedikit menyesal sudah membantu nenek tadi, kalau saja aku tau dia nenek dari pria kejam itu aku tidak akan membantunya sampai membuat diriku sendiri harus ditarik tarik seperti tadi dijalanan oleh cucunya yang sialan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
vio~~~~
awas kamu arisha jgn terlalu benci takutnya nnti jadi jodoh kamu...wkwkwk
2023-01-22
2