5. Gue Tidak Menyangka

Angga

Dia sedang tertidur pulas.

Wanita pujaan gue sedang tertidur pulas di dalam pelukan gue. Gue tidak menyangka kesempatan seperti ini datang lagi. Gue tidak menyangka bisa menikmati waktu seperti ini lagi bersama dia. Gue tidak menyangka ....

****, man. Gue bahkan tidak menyangka kalau dia membiarkan gue ada di sini untuk menemaninya. Padahal, kalau dia benar-benar tidak mau, dia bisa memanggil sekuriti, atau membuat kegaduhan yang bisa membuat gue ke luar daei kamar bahkan dilarang berada di sekitaran kawasan rumah sakit.

Namun, dia tidak melakukan itu. Dia awalnya memang menolak keberadaan gue, berulang kali menyuruh gue untuk pergi, akan tetapi itu hanya sebuah kedok. Untuk menutupi perasaan yang sebenarnya dia rasakan.

Gue yakin dengan feeling gue, akan tetapi bukan berarti gue suka dengan apa yang menjadi arti dari semua itu.

Itu berarti dia sedang merasa kesepian. Dia membutuhkan teman. Bukan hanya dari keluarganya saja. Olavia, disadarinya atau tidak, tengah merasa rapuh karena tindakan si bajingan itu.

By the way, di mana dia sekarang? Kenapa dia tidak ada di sini? Jangan bilang kalau gue benar lagi. Please God, jangan bilang kalau si Berengsek tidak mau bertanggung jawab atas akibat dari perbuatannya.

Sialan! Dasar sialan!

Tadi, dengan bodohnya gue menuruti hasrat hati dan memanjat ke tempat tidur demi mendekap wanita pujaan gue. Kalau ada hal di dunia ini yang bisa melumpuhkan gue dalam sekejap, itu adalah air mata dia. Apalagi isakannya. Gue seketika saja dibuat tidak berkutik.

Oke, oke, oke. Kalian boleh bilang gue penuh tai banteng karena kenyataannya gue meninggalkan dia setelah malam yang begitu penting dalam hidup seorang perempuan. Namun, sumpah demi nama Tuhan, guys, pada saat itu gue berpikiran bahwa itu adalah hal yang terbaik yang harus gue lakukan.

Gue harus kuliah ke luar negeri. Meski uang dan transportasi tidak pernah jadi masalah bagi keluarga kita, akan tetapi gue keberatan banget kalau dia harus menghabiskan masa SMA-nya dengan merana mikirin gue, menderita karena kangen sama gue, atau capek karena harus bolak-balik Jakarta-Massachusetts yang menghabiskan waktu dua puluh jam lebih.

Bukan hanya itu. Gue juga tidak tega membiarkan dia melalui semuanya sendiri, tanpa gue yang bisa menemani, memegang tangan dia, memeluk dia, menghapus air mata dia. Jadi, ya, begitulah. Gue memilih untuk menambah jarak di antara kami, menghancurkan jembatan yang bahkan belum selesai, dan membakar ladang tempat benih-benih harapan itu ditabur sebelum ini.

Gue memilih kabur di tengah malam, menghilang lebih dari lima tahun, berlagak menjadi orang asing di tahun-tahun berikutnya, dan berpura-pura bahwa apa yang terjadi malam itu tidak pernah berarti apa-apa buat gue.

Semua gue lakukan hanya karena satu alasan; gue pengen dia menikmati masa-masa sekolah dengan sepenuhnya. Gue pengen dia bisa mengeksplorasi diri dan dunia. Gue pengen dia menemukan dirinya sendiri. Karena, seandainya kami paksakan untuk membangun hubungan dengan kurang lebih enam belas ribu kilometer jarak yang membentang, gue rasa kami tidak akan berada di sini sekarang.

Dia sedang tertidur pulas di dalam pelukan gue.

Setelah mengatur posisi dengan sedemikian rupa, memastikan tubuhnya nyaman, tangan yang sedang dipasangi infus aman, gue bisikkan janji-janji yang kali ini bakal gue coba penuhi dengan sekuat tenaga. Percaya sama gue. Tidak ada satu pun kalimat yang ke luar dari mulut gue yang tidak gue maknai dengan sungguh-sungguh. Apalagi dalam keadaan berbaring menyamping di pinggir tempat tidur seperti ini.

Tidak ada laki-laki yang mau menempatkan dirinya di posisi paling tidak nyaman dan membuat janji palsu yang hanya akan terbuang percuma. Tidak ada. Yakin, deh. Kalaupun ada, mungkin dia adalah cowok paling tolol yang pernah ada.

Dan gue tidak akan menjadi salah satu dari cowok tolol itu lagi.

Gue akan melakukan apa saja untuk menebus kesalahan gue dulu. Gue akan melakukan apa pun agar bisa mendapatkan wanita pujaan gue, the lofe of my life lagi. Gue akan melakukan apa saja biar dia tidak kesepian dan merasa sedih seperti tadi lagi.

Gue terkejut ketika mendengar suara pintu dibuka. Gue segera mengecek wanita gue. Untung dia tidak terganggu dengan suara itu.

"Maaf, Pak. Saya harap saya tidak membangunkan Bu Ola." Ners Indah berjalan mendekat dengan sebuah nampan di tangan.

Gue menggeleng, kemudian meletakkan jari telunjuk di depan bibir sebagai isyarat agar dia memelankan suaranya.

"Oops!" serunya sambil terkekeh saat meletakkan nampan di atas meja di samping tempat tidur yang ada di belakang gue.

Perasaan jengkel sekonyong-konyongnya tumbuh di dalam hati gue. Kenapa, sih, ini orang? Masa gak paham banget disuruh diam malah cengengesan?

Gue lagi-lagi terkejut ketika merasakan sentuhan asing di lengan gue. Langsung saja gue menyentakkan sesuatu yang ternyata tangan si Ners.

Sialan!

"What the f*ck?" geram gue. Gue tidak menyangka kalau Ners ini memiliki keberanian untuk melakukan hal yang baru saja dia lakukan.

Sekarang giliran dia yang terperanjat. Mungkin otaknya yang biasa dipakai untuk menggoda pria itu baru bisa menangkap sinyal kalau gue bukan salah satu orang yang bisa dijadikan mangsanya.

"Sentuh gue sekali lagi, gue bikin jadi pengangguran seumur hidup lo!" Gue mengancam sambil berusaha untuk menahan suara agar tidak membangunkan wanita yang ada di dalam dekapan gue.

An jing benar ini cewek!

Matanya membesar, jelas rasa takut mulai menjalar di tubuhnya. "Sa-sa-saya c-cu-cuma mau bi-bilang kalau su-sudah waktun-nya B-Bu Ol-la ma-kan s-siang, P-Pak."

"Get the f*ck out. Dan jangan pernah muncul di ruangan ini lagi," perintah gue sambil terus mempertahankan tatapan lurus ke matanya. Tidak apa-apa kalau nanti leher gue harus diurut karena pegal nengok ke belakang kelamaan. Yang jelas, dia harus menjauh dari wanita gue.

Ners Indah tidak bisa ke luar dari ruangan itu lebih cepat lagi.

Sialan. Berani-beraninya dia megang-megang gue. Padahal gue bukan pasiennya. Buat apa coba?

Gue mencoba untuk kembali menenangkan detak jantung gue yang sekarang sedang kencang-kencangnya karena emosi.

Mungkin gue harus mulai percaya sama instingnya Olavia. Seharusnya gue tidak menganggap remeh penilaiannya dan semata-mata menyalahkan hormonnya yang sedang tidak stabil. Seharusnya gue tidak semata-mata menganggap dia cemburu.

Ah, akan tetapi apa mungkin dia benar-benar cemburu dengan sikap si Ners Kurang Ajar itu tadi? Apa iya, di balik ketidaksukaannya terhadap pelanggaran kode etik keperawatan—eh, bergenit-genit ria ke keluarga pasien memang termasuk pelanggaran kode etik, kan?, Olavia lebih tidak suka lagi karena yang digoda adalah gue?

Apa mungkin kalau yang digoda si Kunyuk Oliver dia juga akan semarah tadi?

Hm. Kenapa gue jadi kepikiran, ya? Dan kenapa rasanya kram di kaki kanan gue jadi hilang seketika begini mikirin wanita pujaan gue ternyata cemburu kalau ada cewek lain yang deketin gue?

Ah!

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

g profesionsl nih perawat,,, genit gitu.. wajar aja lah jd cemburu

2023-01-13

2

💜Ϝιαℓσνα💜

💜Ϝιαℓσνα💜

ehh ehh ko perawat kyk gitu siih g bener itu mah dasar genit

2023-01-13

1

🍭ͪ ͩ☠ᵏᵋᶜᶟ印尼🇮🇩小姐ᗯ𝐢DYᗩ 𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩ☠ᵏᵋᶜᶟ印尼🇮🇩小姐ᗯ𝐢DYᗩ 𝐙⃝🦜

perawat nya aneh, kecentilan amat sih, ada ya kayak gitu

2023-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Apa Yang Dia Lakukan di Sini?
2 2. Ners Indah yang Terlalu Ramah
3 3. Perawat Centil Sialan!
4 4. Bisakah Dia Menepati Janji?
5 5. Gue Tidak Menyangka
6 6. Ultimatum dari Sahabat
7 7. Jangan Ngadi-Ngadi
8 8. Insiden
9 9. True Happiness
10 10. Si Paling Kayak Setan
11 11. Terlalu Banyak Maaf Untuk Hari Ini
12 12. In the Matter of Time
13 13. Terungkap Sudah
14 14. Bukti
15 15. Overthinking
16 16. Just In Case
17 17. Pitching
18 18. Apartemen Sweet Apartemen
19 19. Despite the Circumstances
20 20. Pregnancy Hormones
21 21. Menu Makan Siang
22 22. Awkward
23 23. Pigura Pengantar Penjelasan
24 24. Awalnya
25 25. Di Pertengahan
26 26. Akhirnya
27 27. Nikmati Saja Dulu
28 28. Kenangan Rasa Pahit-Manis
29 29. Aroma Baju Favorit
30 30. Puncak
31 31. Harapan (yang Mudah-Mudahan Saja Tidak Palsu)
32 32. Jalan ke Hati Olavia
33 33. Kedamaian yang Seperti Ini
34 34. The Bucket List
35 35. Mama dan Kekuatan Supernya
36 36. Instant Chemistry
37 37. Renyah Tawa Olavia
38 38. Tegang
39 39. Akhirnya Datang Juga
40 40. We Love You
41 41. Oleander Prince
42 42. Did He Know?
43 43. Interogasi
44 44. Bukti
45 45. Bayang-Bayang Mantan
46 46. Lots of Love from Europe
47 47. Sepasang Kata Pertama
48 48. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya: Step 1
49 49. Missing You
50 50. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 2
51 51. Boy's Night Out
52 52. Mundur Satu Langkah Biar Gak Mirip Zombie Pas Ketemu Camer
53 53. Blissful Morning
54 54. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 3
55 55. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Final Step
56 56. Pertanyaan-Pertanyaan yang Muncul
57 57. Jawaban yang Tidak Akan Pernah Berubah
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1. Apa Yang Dia Lakukan di Sini?
2
2. Ners Indah yang Terlalu Ramah
3
3. Perawat Centil Sialan!
4
4. Bisakah Dia Menepati Janji?
5
5. Gue Tidak Menyangka
6
6. Ultimatum dari Sahabat
7
7. Jangan Ngadi-Ngadi
8
8. Insiden
9
9. True Happiness
10
10. Si Paling Kayak Setan
11
11. Terlalu Banyak Maaf Untuk Hari Ini
12
12. In the Matter of Time
13
13. Terungkap Sudah
14
14. Bukti
15
15. Overthinking
16
16. Just In Case
17
17. Pitching
18
18. Apartemen Sweet Apartemen
19
19. Despite the Circumstances
20
20. Pregnancy Hormones
21
21. Menu Makan Siang
22
22. Awkward
23
23. Pigura Pengantar Penjelasan
24
24. Awalnya
25
25. Di Pertengahan
26
26. Akhirnya
27
27. Nikmati Saja Dulu
28
28. Kenangan Rasa Pahit-Manis
29
29. Aroma Baju Favorit
30
30. Puncak
31
31. Harapan (yang Mudah-Mudahan Saja Tidak Palsu)
32
32. Jalan ke Hati Olavia
33
33. Kedamaian yang Seperti Ini
34
34. The Bucket List
35
35. Mama dan Kekuatan Supernya
36
36. Instant Chemistry
37
37. Renyah Tawa Olavia
38
38. Tegang
39
39. Akhirnya Datang Juga
40
40. We Love You
41
41. Oleander Prince
42
42. Did He Know?
43
43. Interogasi
44
44. Bukti
45
45. Bayang-Bayang Mantan
46
46. Lots of Love from Europe
47
47. Sepasang Kata Pertama
48
48. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya: Step 1
49
49. Missing You
50
50. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 2
51
51. Boy's Night Out
52
52. Mundur Satu Langkah Biar Gak Mirip Zombie Pas Ketemu Camer
53
53. Blissful Morning
54
54. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 3
55
55. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Final Step
56
56. Pertanyaan-Pertanyaan yang Muncul
57
57. Jawaban yang Tidak Akan Pernah Berubah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!