4. Bisakah Dia Menepati Janji?

Ola

"Lo bilang apa barusan?"

Angga terlihat terkejut. "Ngomong? Maksud kamu apa? Aku gak ngomong apa-apa barusan."

"Beneran?" Aku menatapnya sejurus, mencoba mencari celah yang dapat menyatakan kebohongan pemuda itu.

"Beneran, sumpah!" yakinnya lagi.

Aku pun tidak menemukan sesuatu yang busuk di matanya itu.

"Oh. Oke." Apa aku yang salah dengar? Lalu siapa yang baru saja berbicara? Yang mengatakan aku cemburu?

Idih. Cemburu dari HongKong? Ngapain juga aku cemburu? Gak ada alasan buat cemburu. Please, deh!

Segera kubuang pikiran itu. Di kalakian kusandarkan tubuh ke tempat tidur. Kepala juga ikut menempel di bantal, dengan posisi menoleh ke arah kanan di mana floor to ceiling window yang terbuat dari kaca berada. Di luar sana, kota tengah sibuk menghabisi jiwa dan raga manusia yang berdalih mencari kehidupan, seperti biasa.

Hm.

Kurasakan dada ini sedikit demi sedikit melapang. Amarah yang semula memenuhinya perlahan-lahan mulai meleleh dan meninggalkanku.

Ah, aku tidak tahu kalau aku sangat membutuhkan ini.

Kini Angga mengubah gerakan itu menjadi pijitan-pijitan kecil dengan tempo yang teratur. Tak hanya tangan, dia juga bergerak ke lengan bawahku.

Aku tidak tahu kalau aku sangat membutuhkan ini.

Sebuah lenguhan lepas dari bibirku tanpa disengaja. Bagaimana tidak? Pijatan itu terasa sangat nikmat di otot lenganku yang ternyata sangat kaku.

Aku tidak tahu kalau aku sangat membutuhkan ini.

Kupejamkan kedua mataku agar nikmatnya lebih leluasa kuresapi.

"Enak, ya? Kamu istirahat aja, oke? Relaks." Angga menyarankan. "Tempat tidurnya mau aku bantu setel jadi lebih rendah lagi?"

"Uh-huh," jawabku sembari menggeleng dengan mata tertutup. Bukan hanya karena posisi ini sudah terlalu nyaman bagiku, akan tetapi juga karena aku tidak ingin Angga berhenti melakukan apa yang dilakukannya sekarang.

Nope. Tidak boleh. Kalau dia berhenti dan kewarasan merasukiku kembali, aku mungkin tidak akan membiarkan dia menyentuhku lagi. Oleh karena itu dia tidak boleh beranjak dari sana.

"Okay. Yang penting kamu nyaman, kan?"

"Uh-huh." Aku mengangguk kali ini.

"Okay, then. Baguslah kalau begitu. Kamu ingat apa yang dibilang sama Ners Indah tadi, kan?"

Sekonyong-konyongnya kepalaku langsung tegak dan mata terbelalak mendengar nama itu lagi. "Don't!" geramku. "Jangan sebut nama dia lagi. Atau lo emang sengaja, pengen lihat gue ngamuk-ngamuk kayak tadi lagi. Iya?"

"What? No!" sergahnya dengan cepat. "Enggak, ah. Aku gak bermaksud gitu. Aku cuma mau ngingetin kamu aja."

"Kalau gitu berhenti sebut-sebut dia atau lo mau ke luar aja sekalian? Hm?"

Angga mengembuskan napas panjang. "Sorry, okay? Aku minta maaf, ya? Aku janji gak bakal ngelakuin itu lagi."

Aku pun ikut menghela napas. "You better not." Kerebahkan tubuhku lagi. Kututup mata ini lagi. Kucoba nikmati pijatan lembut Angga lagi.

"Iya, iya. Udahan, please, marah-marahnya? Stress dan energi negatif gak baik, lho, buat kamu dan baby."

Deg.

Oh, my God.

Sontak tangan kanan yang sedang dipasangi selang infus memegang perutku yang sudah agak membesar. Oh, my God. Bagaimana bisa aku melupakan keberadaannya dan alasan aku sekarang ada di rumah sakit ini in the first place? Bagaimana bisa aku tidak mempertimbangkan keberadaannya saat bertindak? Atau berpikir? Atau merasa?

Ya, Tuhan. Sudah berapa banyak energi tidak baik yang kusalurkan padanya dari tadi.

Maafkan Mama, ya, Sayang. Mama sudah bertindak bodoh. Mama sudah berkelakuan tidak baik. Mama sudah membahayakan kamu dan sekarang Mama malah sibuk memikirkan hal-hal lain yang tidak penting selain kamu.

Mama sadar Mama maaih sangat tidak dewasa. Ya, Tuhan. Bagaimana bisa kamu ada di dalam perut Mama yang tidak berguna ini? Mama sudah melakukan banyak kesalahan sama kamu sementara kamu masih berumur empat bulan di dalam perut Mama. Bagaimana Mama akan mengajarimu kebenaran kalau Mama saja masih tolol begini?

Kasihan sekali kamu, Nak. Maafkan Mama, ya. Mama benar-benar minta maaf. Mama sudah salah. Mama tidak tahu kenapa Mama melakukan semua itu, memikirkan hal-hal tidak penting itu, dan merasa labil, aneh, kacau seperti ini. Walaupun begitu, Mama tahu itu tidak bisa dijadikan alasan. Mama sekarang punya kamu. Mama seharusnya berusaha agar tidak melakukan kesalahan, sekecil apa pun itu. Mama berjanji akan mengupayakannya sekuat tenaga Mama.

Maafkan Mama, ya. Kamu baik-baik di dalam sana. Kamu sehat terus biar kita bisa kumpul dan bersama menjalani kehidupan di dunia. Mama sayang sama kamu. Sayang banget. Sekali lagi, maafkan Mama.

Kurasakan kedua bola mataku memanas. Tak lama, air mulai menggenang di bawah kelopak, bersiap untuk jatuh dari sudutnya. Kugigit bibir yang ikut-ikutan bergetar. Namun, tidak ada yang dapat menghentikan isak yang ke luar dan mengguncang dada.

Seketika saja tubuh kecilku diselimuti oleh badan yang jauh lebih besar dan kokoh. Dekapannya lembut namun kuat di saat yang sama. Dia menegakkan tubuhku agar bisa memasukkan aku ke dalam pagutannya dengan lebih menyeluruh. "Shh, Baby. It's okay. It's fine. Everything is going to be okay. Everything will be fine. You are good. You're doing good. You both are. Shh. Sshh. Aku di sini. Aku ada di sini. Aku gak akan ke mana-mana. Aku janji. Ya? Aku bakal temanin kamu menghadapi semuanya. Aku janji. Aku janji. Semuanya akan berjalan dengan lancar. Semuanya akan baik-baik aja. Aku janji."

Kalimat-kalimat penuh janji itu ke luar dari mulut Angga dengan mulus. Entah bagaimana caranya, entah apa penyebabnya, aku bisa merasakan bahwa dia juga mengucapkannya dengan tulus.

Lagi-lagi, dia bisa memberikan rasa tenang ke dalam diri ini.

Seiring dengan usaha Angga menenangkan aku, aku juga melancarkan kata-kata maaf di dalam hati bagi calon bayi yang sedang kukandung. Maaf karena aku sudah ceroboh, lalai, dan agak tidak bertanggung jawab terhadap dia. Maaf karena aku belum bisa sepenuhnya memegang peranan sebagai orang tua. Maaf karena aku hanya manusia, dan kesalahan adalah aku.

Namun, satu hal yang tidak akan pernah kusesali. Aku tidak akan meminta maaf karena keberadaannya di sini. Di samping caranya ada dan siapa ayahnya, meski baru empat bulan, bisa kurasakan bahwa bayiku ini adalah anugrah terindah yang diberikan Tuhan untukku.

Di suatu saat, aku merasa tubuhku direbahkan lagi. Hangat dan wangi yang familier; aku tidak menyangka dia masih menggunakan parfum yang sama setelah lebih dari sepuluh tahun yang lalu, segera melingkupi. Perpaduan aroma citrus dan lavender yang segar dari Calvin Klein CK One membuaiku hingga dunia menjadi gelap dan tidak ada yang dapat mengganggu lagi.

Yang ada hanya aku dan bayiku.

Berdua akan kami hadapi dunia. Atau, bolehkah aku mengatakan, kami bertiga?

Bisakah Angga kini menepati janjinya?

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

laki² itunyg dinoengan janjinya,,, jd tepati janjimu angga

2023-01-13

1

💜Ϝιαℓσνα💜

💜Ϝιαℓσνα💜

Angga tepati janji mu jgn buat kecewa bumil

2023-01-13

1

Cintah517

Cintah517

ya semoga saja bisa

2023-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Apa Yang Dia Lakukan di Sini?
2 2. Ners Indah yang Terlalu Ramah
3 3. Perawat Centil Sialan!
4 4. Bisakah Dia Menepati Janji?
5 5. Gue Tidak Menyangka
6 6. Ultimatum dari Sahabat
7 7. Jangan Ngadi-Ngadi
8 8. Insiden
9 9. True Happiness
10 10. Si Paling Kayak Setan
11 11. Terlalu Banyak Maaf Untuk Hari Ini
12 12. In the Matter of Time
13 13. Terungkap Sudah
14 14. Bukti
15 15. Overthinking
16 16. Just In Case
17 17. Pitching
18 18. Apartemen Sweet Apartemen
19 19. Despite the Circumstances
20 20. Pregnancy Hormones
21 21. Menu Makan Siang
22 22. Awkward
23 23. Pigura Pengantar Penjelasan
24 24. Awalnya
25 25. Di Pertengahan
26 26. Akhirnya
27 27. Nikmati Saja Dulu
28 28. Kenangan Rasa Pahit-Manis
29 29. Aroma Baju Favorit
30 30. Puncak
31 31. Harapan (yang Mudah-Mudahan Saja Tidak Palsu)
32 32. Jalan ke Hati Olavia
33 33. Kedamaian yang Seperti Ini
34 34. The Bucket List
35 35. Mama dan Kekuatan Supernya
36 36. Instant Chemistry
37 37. Renyah Tawa Olavia
38 38. Tegang
39 39. Akhirnya Datang Juga
40 40. We Love You
41 41. Oleander Prince
42 42. Did He Know?
43 43. Interogasi
44 44. Bukti
45 45. Bayang-Bayang Mantan
46 46. Lots of Love from Europe
47 47. Sepasang Kata Pertama
48 48. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya: Step 1
49 49. Missing You
50 50. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 2
51 51. Boy's Night Out
52 52. Mundur Satu Langkah Biar Gak Mirip Zombie Pas Ketemu Camer
53 53. Blissful Morning
54 54. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 3
55 55. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Final Step
56 56. Pertanyaan-Pertanyaan yang Muncul
57 57. Jawaban yang Tidak Akan Pernah Berubah
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1. Apa Yang Dia Lakukan di Sini?
2
2. Ners Indah yang Terlalu Ramah
3
3. Perawat Centil Sialan!
4
4. Bisakah Dia Menepati Janji?
5
5. Gue Tidak Menyangka
6
6. Ultimatum dari Sahabat
7
7. Jangan Ngadi-Ngadi
8
8. Insiden
9
9. True Happiness
10
10. Si Paling Kayak Setan
11
11. Terlalu Banyak Maaf Untuk Hari Ini
12
12. In the Matter of Time
13
13. Terungkap Sudah
14
14. Bukti
15
15. Overthinking
16
16. Just In Case
17
17. Pitching
18
18. Apartemen Sweet Apartemen
19
19. Despite the Circumstances
20
20. Pregnancy Hormones
21
21. Menu Makan Siang
22
22. Awkward
23
23. Pigura Pengantar Penjelasan
24
24. Awalnya
25
25. Di Pertengahan
26
26. Akhirnya
27
27. Nikmati Saja Dulu
28
28. Kenangan Rasa Pahit-Manis
29
29. Aroma Baju Favorit
30
30. Puncak
31
31. Harapan (yang Mudah-Mudahan Saja Tidak Palsu)
32
32. Jalan ke Hati Olavia
33
33. Kedamaian yang Seperti Ini
34
34. The Bucket List
35
35. Mama dan Kekuatan Supernya
36
36. Instant Chemistry
37
37. Renyah Tawa Olavia
38
38. Tegang
39
39. Akhirnya Datang Juga
40
40. We Love You
41
41. Oleander Prince
42
42. Did He Know?
43
43. Interogasi
44
44. Bukti
45
45. Bayang-Bayang Mantan
46
46. Lots of Love from Europe
47
47. Sepasang Kata Pertama
48
48. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya: Step 1
49
49. Missing You
50
50. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 2
51
51. Boy's Night Out
52
52. Mundur Satu Langkah Biar Gak Mirip Zombie Pas Ketemu Camer
53
53. Blissful Morning
54
54. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 3
55
55. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Final Step
56
56. Pertanyaan-Pertanyaan yang Muncul
57
57. Jawaban yang Tidak Akan Pernah Berubah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!