3. Perawat Centil Sialan!

Ola

Perawat kami yang ramah, yang terlalu ramah for my liking, itu pun terkekeh. "Ah, tidak. Tidak masalah, Pak. Senang bisa membantu. Apalagi kalau nanti juga ada cupcake buat saya. Saya akan tambah senang lagi," ungkapnya sebelum terkikik-kikik lagi. Dengan itu, Ners Indah menutup pintu. Dia tidak tahu bahwa pintu untuk berada on my good side juga ikut tertutup bersamanya.

Aku benar-benar ingin melakukan komplain kepada pihak Rumah Sakit soal sikap tidak profesional karyawan mereka. What the hell, right? Apa artinya semua itu? Apa yang mereka lakukan? Apakah tidak ada, seperti, aturan atau sesuatu yang menyatakan bahwa tidak boleh sailing menggoda antara pegawai rumah sakit dan keluarga pasien?

Aku benar-benar ingin menjambak rambut hitam nan lurus dan tampak halus yang dikuncir Ners Penggoda itu. Aku benar-benar ingin melampiaskan segala amarahku padanya karena dia pikir dia siapa? Berani-beraninya dia meminta dibelikan cupcake juga pada Angga?

Lagipula, apa-apaan juga si Angga ini? Setelah mengadopsi sikap dingin, tak berperasaan, pemarah, perungut, seenaknya, dan tidak ramah itu, dia kini malah dengan mudahnya melempar senyum pada cewek genit itu? Di depanku lagi! Apakah sikap-sikap jelek itu hanya dikhususkan untukku saja?

Kenapa? KENAPA?

Dan mengapa dia bertindak seperti itu juga? Apakah dia tertarik? Oh, dia pasti tertarik juga, kan? Iya, kan?!

Benar-benar berengsek!

Tak bisa lagi kubendung amarah yang semakin meningkat berkat bencana angin ****** beliung yang memporak-porandakan isi kepala ini dan sikap Angga sendiri yang sangat, sangat, sangat menyebalkan. Bahkan setelah dia membantuku untuk menaikkan bagian kepala tempat tidur menjadi lebih tinggi demi memudahkan gerakanku saat makan, aku masih betul-betul marah.

Gantian sekarang aku yang jadi pencemberut, pemarah, dan seenaknya.

It feels like I am loosing my mind. I am going to be crazy. Atau aku sudah sungguhan jadi gila sekarang ini.

Dan sudah kubilang jangan tanya kenapa! Jangan banyak tanya, deh, pokoknya! Titik.

Jadi ketika Angga mendorong meja overbed lebih dekat dan kemudian meletakkan kotak itu di atasnya, aku langsung saja meraih kryptonite-ku itu dan memilih untuk memberi dia the silent treatment. Dengan sengaja aku mengabaikan sosok yang kini tengah duduk di tepi tempat tidur, yang terus saja mengamatiku sepanjang waktu aku mengunyah kue mangkuk-kue mangkuk itu.

Aku tetap diam bukan semata-mata karena aku memiliki tata krama yang sempurna sehingga aku tidak mau berbicara sambil mengunyah. Hanya saja, sekarang aku membencinya karena membuatku merasa seperti ini.

Aneh. Kacau. Tidak karuan.

Aku bisa merasakan hangat tubuh besarnya di kakiku melalui selimut tipis yang menutupi. Aku bisa merasakan mata gelapnya melacak setiap gerakanku. Tatapan tajam Angga tak pelak membakar kulitku. "Stop merhatiin gue. Kayak gak ada kerjaan lain aja lo," tuntutku ketika aku tidak tahan akan panas tatapannya lagi. "Mending lo cepetan pergi, deh. Beliin cupcake buat perawat cantik dan imut fans lo itu. Entar kalau dia nunggu kelamaan, gak jadi dikasih nomor hapenya lagi lo."

Hening. Tidak ada jawaban. Namun, aku masih bisa merasakan panas dan tajamnya tatapan manik cokelat pekatnya. Sial!

"Udah, pergi sana! Gue juga gak butuh dijagain sama lo. Gue bukan anak kecil yang gak bisa apa-apa." Aku mencoba mengusirnya lagi.

Angga tetap saja bergeming.

Sial, sial, sial! Kenapa kepalanya harus terbuat dari batu, sih? Apa maksud Tuhan menciptakan makhluk dengan sifat keras kepala yang kadarnya super duper tinggi seperti dia ini? Boleh saja badannya berotot, tinggi, wajahnya tampan, akan tetapi apa gunanya kesempurnaan di luar itu kalau bagian dalamnya busuk berulat-ulat, ha?

Argh! Aku benci di–uhuk!

Uhuk, uhuk, uhuk!

Sial! Sebongkah cupcake chocolate masuk ke pipa yang salah!

Saat aku terbatuk-batuk karena tercekik makanan, tiba-tiba saja sudah ada sebuah botol air mineral yang tutupnya sudah dibuka lengkap dengan sedotan terulur di depanku.

"Minum dulu," suruh Angga dengan lembut.

Aku mengikuti perintahnya karena memang butuh. Catat, ya. Karena memang butuh, bukan karena aku ingin. Kusedot air putih itu sampai habis setengah botolnya. "Thanks." Aku berterima kasih sambil lalu setelah berdeham beberapa kali, membersihkan tenggorokan dari sisa-sisa kue.

"Makanya, kalau makan itu makan aja. Gak usah mikir yang aneh-aneh. Aku yakin semua yang ada dalam pikiran kamu itu pasti hasil dari suuzan sampai kamu keselek gitu."

What the fudge?!

Apa yang baru saja dia katakan?

APA YANG BARU SAJA DIA KATAKAN?

Merah. Seketika segala yang kulihat berubah menjadi merah. "Get out! Get the hell out of here!" Aku menggeram.

"Ngg, what?" Dahi Angga berkerut. Nada suaranya diwarnai kebingungan. "Maksud kamu apa, La? Kenapa kamu tiba-tiba marah sama aku? Emangnya aku salah apa lagi?"

"Gue udah bilang ke elo jangan pakai panggilan aku-kamu lagi, kan? Gue gak suka!"

"Oh, come on. Kan tadi kamu yang mulai duluan? Masa kamu udah gak ingat, sih?" Dia beralasan.

Aku tahu dia benar, akan tetapi tetap saja sekarang aku tidak mau mendengarnya lagi. Aku dan kamu adalah kata ganti orang yang terlalu dekat untuk kami yang sudah terlalu asing bagi masing-masing. Lagipula, aku tidak mau jatuh ke dalam perangkap mata pekat dan kalimat ber-aku-kamu-nya lagi.

Tidak akan pernah lagi.

"Gue tetap gak suka," tolakku sembari menyilangkan tangan di dada. "In fact, gue juga udah gak suka lagi sama keberadaan lo di sini. Mending lo ke luar aja. Gue gak butuh elo. Gue gak butuh ditemenin. Oh! Iya. Gue juga gak butuh perawat centil kayak Ners Indah itu. Gue mau ajukan komplain ke pihak rumah sakit. Mereka harus sadar ada pegawai yang gak profesional banget kayak gitu di sini sebelum dia godain keluarga pasien lain dan bikin malu rumah sakit besar kayak gini."

Namun, sebelum aku berhasil menjangkau gagang telepon yang ada di atas meja samping tempat tidur itu, tangan Angga sudah terlebih dahulu meraih tanganku. "Hey, stop. Kamu mau ngapain, sih?"

"Udah aku bilang aku mau komplain!" Aku membentaknya sambil berusaha melepaskan pegangan tangan Angga.

"Hey, hey, hey. Udah, ya. Udah." Suaranya melunak. Genggaman tangannya juga, akan tetapi dia tidak melepaskan. Dia menggeser tubuhnya ke depan, mendorong meja overbed menjauh dari kasur sehingga dia dapat duduk di tempat meja itu semula berada. Tepat di hadapanku. "Olavia, stop. Please."

"Kenapa? Kenapa aku harus berhenti? Kamu kasihan sama dia? Iya?"

Kurasakan usapan-usapan lembut di punggung tangan kiriku. Maju-mundur, bolak-balik. Saat Angga merendahkan pandangan, aku juga ikut-ikutan menunduk dan menyadari bahwa kini telapak tangan kiriku sudah berada di antara kedua miliknya. Dan, memang, tangan kanannya sedang mengelus-elus tanganku.

Aku ....

Ah. Rasanya enak sekali. Gerakan yang diciptakan tangan itu sungguh menenangkan.

"Kamu cemburu, ya?"

What?

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

pake di tnya,,, yaa menurut ngana?? masinperlu di jawab y???

2023-01-13

1

💜Ϝιαℓσνα💜

💜Ϝιαℓσνα💜

sabar bumil sabar,,, jgn emosian dan cemburu gitu.. mood nya emg gt ya klo hamil🤔🤔

2023-01-13

1

Cintah517

Cintah517

Ciyeeee
cembokur nih yeeee
icikiwiirrr

2023-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Apa Yang Dia Lakukan di Sini?
2 2. Ners Indah yang Terlalu Ramah
3 3. Perawat Centil Sialan!
4 4. Bisakah Dia Menepati Janji?
5 5. Gue Tidak Menyangka
6 6. Ultimatum dari Sahabat
7 7. Jangan Ngadi-Ngadi
8 8. Insiden
9 9. True Happiness
10 10. Si Paling Kayak Setan
11 11. Terlalu Banyak Maaf Untuk Hari Ini
12 12. In the Matter of Time
13 13. Terungkap Sudah
14 14. Bukti
15 15. Overthinking
16 16. Just In Case
17 17. Pitching
18 18. Apartemen Sweet Apartemen
19 19. Despite the Circumstances
20 20. Pregnancy Hormones
21 21. Menu Makan Siang
22 22. Awkward
23 23. Pigura Pengantar Penjelasan
24 24. Awalnya
25 25. Di Pertengahan
26 26. Akhirnya
27 27. Nikmati Saja Dulu
28 28. Kenangan Rasa Pahit-Manis
29 29. Aroma Baju Favorit
30 30. Puncak
31 31. Harapan (yang Mudah-Mudahan Saja Tidak Palsu)
32 32. Jalan ke Hati Olavia
33 33. Kedamaian yang Seperti Ini
34 34. The Bucket List
35 35. Mama dan Kekuatan Supernya
36 36. Instant Chemistry
37 37. Renyah Tawa Olavia
38 38. Tegang
39 39. Akhirnya Datang Juga
40 40. We Love You
41 41. Oleander Prince
42 42. Did He Know?
43 43. Interogasi
44 44. Bukti
45 45. Bayang-Bayang Mantan
46 46. Lots of Love from Europe
47 47. Sepasang Kata Pertama
48 48. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya: Step 1
49 49. Missing You
50 50. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 2
51 51. Boy's Night Out
52 52. Mundur Satu Langkah Biar Gak Mirip Zombie Pas Ketemu Camer
53 53. Blissful Morning
54 54. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 3
55 55. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Final Step
56 56. Pertanyaan-Pertanyaan yang Muncul
57 57. Jawaban yang Tidak Akan Pernah Berubah
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1. Apa Yang Dia Lakukan di Sini?
2
2. Ners Indah yang Terlalu Ramah
3
3. Perawat Centil Sialan!
4
4. Bisakah Dia Menepati Janji?
5
5. Gue Tidak Menyangka
6
6. Ultimatum dari Sahabat
7
7. Jangan Ngadi-Ngadi
8
8. Insiden
9
9. True Happiness
10
10. Si Paling Kayak Setan
11
11. Terlalu Banyak Maaf Untuk Hari Ini
12
12. In the Matter of Time
13
13. Terungkap Sudah
14
14. Bukti
15
15. Overthinking
16
16. Just In Case
17
17. Pitching
18
18. Apartemen Sweet Apartemen
19
19. Despite the Circumstances
20
20. Pregnancy Hormones
21
21. Menu Makan Siang
22
22. Awkward
23
23. Pigura Pengantar Penjelasan
24
24. Awalnya
25
25. Di Pertengahan
26
26. Akhirnya
27
27. Nikmati Saja Dulu
28
28. Kenangan Rasa Pahit-Manis
29
29. Aroma Baju Favorit
30
30. Puncak
31
31. Harapan (yang Mudah-Mudahan Saja Tidak Palsu)
32
32. Jalan ke Hati Olavia
33
33. Kedamaian yang Seperti Ini
34
34. The Bucket List
35
35. Mama dan Kekuatan Supernya
36
36. Instant Chemistry
37
37. Renyah Tawa Olavia
38
38. Tegang
39
39. Akhirnya Datang Juga
40
40. We Love You
41
41. Oleander Prince
42
42. Did He Know?
43
43. Interogasi
44
44. Bukti
45
45. Bayang-Bayang Mantan
46
46. Lots of Love from Europe
47
47. Sepasang Kata Pertama
48
48. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya: Step 1
49
49. Missing You
50
50. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 2
51
51. Boy's Night Out
52
52. Mundur Satu Langkah Biar Gak Mirip Zombie Pas Ketemu Camer
53
53. Blissful Morning
54
54. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 3
55
55. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Final Step
56
56. Pertanyaan-Pertanyaan yang Muncul
57
57. Jawaban yang Tidak Akan Pernah Berubah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!