2. Ners Indah yang Terlalu Ramah

Ola

Apa yang terjadi padaku?

Kenapa aku ini?

Apa yang sebenarnya sedang terjadi padaku?

Sebelum ini aku menginginkan dia pergi. Sebelum ini aku tidak menginginkan dia ada di sini. Sebelum ini aku berusaha untuk mengusir dia dari sini. Sebelum ini, sebentar ini .... Namun, sekarang? Ketika dia benar-benar pergi, aku malah merasa ... aneh. Resah. Gelisah.

Kenapa aku merasa aneh seperti ini? Kwnapa aku harus resah? Kenapa harus ada gelisah?

Sialan! Jangan bertingkah yang tidak-tidak, Ola!

Sial, sial, sial!

Setelah aku mendengar suara yang familier dari Ners Indah, barulah jantung yang berdetak kencang seiring dengan pikiran yang berseliweran di kepalaku beberapa saat yang lalu, melambat.

Kalau Ners Indah yang tadi membuka pintu kamar, berarti ....

Berarti dia ....

Oh, my God. Aku sungguh-sungguh kacau.

"Oh, hai. Saya tidak melihat Anda duduk di sana. Anda pasti si Calon Ayah, ya? Perkenalkan saya Ners Indah," sapanya dengan nada tinggi yang dibuat seceria mungkin.

Namun, sebelum aku bisa membalikkan badan dan menolak pernyataan itu, Angga sudah terlebih dahulu menimpali, "Hai. Senang bertemu dengan Anda. Saya Angga. Please, bantu dan rawat mereka dengan baik."

What the heck? Please bantu dan rawat mereka dengan baik? Kenapa dia berkata seperti itu? Kenapa dia tidak menjelaskan kebenarannya pada Ners itu? Kenapa Angga diam saja dan malah memilih untuk tidak menjelaskannya? Dia tahu pasti bahwa dia bukan ayah dari bayiku ini. Namun, kenapa?

Sebenarnya ada apa?

Amarah membuatku untuk bangkit terlalu cepat dan memberikan whiplash pada diriku sendiri.

****.

"Aduh, aduh, aduh. Hati-hati, Bu." Perawat itu tiba-tiba saja telah berdiri di sampingku dan memegangi lengan bawahku. Dengan perlahan dia mendorong tubuhku hingga aku berbaring lagi. "Pelan-pelan saja, ya, Bu Ola. Tidak disangka kalau Anda akan begitu bersemangat bertemu dengan saya. Belum pernah, lho, ada pasien yang segitunya ketika saya datang untuk cek mereka ke kamar. Saya jadi terharu," guraunya, tidak peka terhadap situasi yang pada nyatanya bukan seperti yang dia pikirkan.

Aku merasa kasihan padanya yang sudah geer duluan.

Dengan diam-diam aku memelototi Angga, mengirim tatapan paling membunuhku ke arahnya. Akan tetapi usahaku gagal total ketika Ners Indah malah menatap kami secara bergantian. "Hm. Apakah semuanya baik-baik saja, Bu Ola?"

What? Dia baru saja memanggil aku siapa?

"Yeah, semuanya baik-baik saja." Aku menjawab sekenanya saat dia mulai memeriksa. Rasa kesal sedikit demi sedikit menjalar di dalam hati. Karena, dia pikir dia siapa seenaknya memanggilku Ba, Bu, Ba, Bu? Mentang-mentang dia terlihat lebih muda dariku, dia berhak memanggilku dengan sebutan itu? Apakah aku sudah kelihatan seperti ibu-ibu? Apa karena aku sedang mengandung makanya dia memanggilku ibu?

Haa?

"Baguslah kalau begitu." Dia menulis sesuatu di atas kertas yang dibawanya. "Syukurlah kondisi Anda juga sudah mulai membaik. Akan tetapi, tolong, tetap beristirahat, ya, Bu? Tidak boleh ada aktivitas yang intens. Tidak boleh ada yang menyebabkan stres. Tidak boleh ada hal-hal yang dapat menguras tenaga dalam bentuk apa pun selama perawatan. Selain tidak baik bagi Anda, hal itu juga dapat membahayakan bayinya. Bisa dimengerti, Pak Angga?" Dia kemudian menoleh pada Angga dan ... what? Apakah benar Ners tersebut dengan berani-beraninya baru saja mengedipkan mata pada Angga?

Haa?

Dan entah apa yang ada di dalam pikiran pria itu yang membuat dia memiliki keberanian untuk ikut-ikutan mengedipkan mata dan menyunggingkan sebuah senyum dari sudut bibirnya.

What the heck?!

Ners muda itu juga serta-merta terkikih-kikih lagi.

Apa yang mereka pikir sedang mereka lakukan di depanku, haaa?

Haaaaa?

"Okay, Ners." Aku yang menjawab dengan gigi yang terkatup. "Kami mengerti."

Si Ners sialan ini! Bisa-bisanya dia tidak bisa membaca situasi. "Oke. Saya akan memeriksa Anda lagi beberapa jam kemudian." Dia tersenyum padaku, memberikan senyuman yang lebih lebar lagi pada Angga, dan berbalik. "Oh!" Dia tiba-tiba saja terkesiap dengan imutnya. Aku tidak menyangka ada jenis ekspresi seperti itu di dunia ini. "Waah, apa itu cupcakes dari toko di jalan Gunawarman, Pak?" Ners Indah kini menunjuk ke kotak yang tadi kuletakkan di atas meja di sebelah tempat tidur.

Telingaku sekonyong-konyongnya tegak mengingat kotak yang tadi kutaruh dengan tak acuh di sana karena marah pada yang membawanya. Sekarang, setelah Ners Indah mengingatkanku kembali pada kehadiran dua belas buah cupcake yang lucu dan enak itu, setelah dia menampakkan ketertarikan pada isi kotak dan lebih lagi pada orang yang membawanya, air liurku langsung saja berkumpul di dalam mulut. Sebentar lagi akan menetes-netes ke luar. Tak hanya karena aku sudah bisa merasakan kelezatan dan rasa manis dari kue-kue itu, akan tetapi juga karena hasrat ingin membuat Ners di depanku ini cemburu.

Lihat saja. Siapa suruh menggoda Angga, ha? Siapa suruh memanggilku Ibu? Sekarang rasakan!

Aku mengunci pandanganku pada kotak itu. "Oh, my God! Aku lupa kalau tadi kamu bawain aku itu!" Aku menjerit excited dengan penuh kepalsuan dan menatap Angga dengan tatapan penuh rasa syukur yang sama palsunya.

Aku tahu Angga menyadari semua itu. Tentu saja dia masih bisa membaca ekspresiku dengan sangat baik. "Iya. Makanya kamu jangan ngambek-ngambek gak jelas dulu," jawab Angga sembari menggigit bibirnya. Entah dia mencoba untuk menahan sudut-sudut itu agar tidak berubah menjadi senyuman atau dia mengejek kecanduanku pada cupcake dan aktingku yang jelek.

Namun, aku tidak peduli. Terserahlah. Yang jelas, dia mengikuti apa yang aku lakukan. Kembali ber-aku-kamu ria. Aku kini hanya menginginkan kue mangkuk-kue mangkuk itu, sejak, kira-kira sepuluh detik yang lalu.

Aku menunggu kotak itu datang kepadaku, akan tetapi masih juga belum terjadi. Aku menunggu lebih lama lagi, akan tetapi kotak itu masih terperonggok di sana, di atas meja, tak bergerak mendekat sedikit pun.

Oh. My. God.

Kusilangkan tangan di depan dada. Saat yang dilakukan pria yang masih berdiri di samping tempat tidur itu hanya melihatku, aku berdeham. "Ehem. Itu cupcakes buat aku, kan?" Aku menyindir karena si beruang kutub pemarah ini masih belum juga mengerti kalau aku ingin makan kue mangkuk itu sekarang juga!

Ya, elah. Yang ada mata cowok itu malah melebar sebelum sebuah senyum melengkung dari pipi kiri ke pipi kanannya. "Oh! Iya, dong. Of course, of course. Aku belinya buat siapa lagi coba? Kamu mau makan sekarang?" Angga lantas berjalan untuk mengambil kotak itu.

Aku menyaksikan tubuhnya yang besar dan berotot bergerak begitu ... luwes untuk mengambil kotak paling berharga di seluruh dunia itu. Aku-

"Oke, kalau gitu saya permisi dulu, ya, Bu. Sampai jumpa sebentar lagi. Pak Angga."

Oh, my God! Kenapa dia masih ada di sini? Dan kenapa dia mengucapkan kalimat permisi itu dengan sangat ... flirty? Caranya menyebut nama Angga, ugh!

Aku tidak suka!

Betapa tidak profesionalnya Ners yang satu ini! Aku harus protes dan meminta perawat lain untuk membantuku. Siapa pun selain dia dan bokong genitnya itu.

Sejenak tadi aku lupa bahwa ada orang lain di ruangan itu selain aku dan hulk yang tengah membuka kotak yang sudah kembali ke pangkuanku lagi. Angga mungkin juga tidak ingat karena dia melirik perawat muda dan fresh itu dengan seulas senyum. "Okay. Thank you, Nurse."

Untuk apa sebenarnya dia mengucapkan terima kasih? Karena sudah menggodanya?

Aargh!

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

org hamil mah gitu,,, moodnya suka berubah2..

2023-01-13

1

💜Ϝιαℓσνα💜

💜Ϝιαℓσνα💜

namanya juga wanita,,, mau nya yaa ingin trs awet muda lah

2023-01-13

1

Cintah517

Cintah517

Eh ladalah itu si ners nya kecentilan pake bokongnya di pamerkan segala 🤣🤣

2023-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Apa Yang Dia Lakukan di Sini?
2 2. Ners Indah yang Terlalu Ramah
3 3. Perawat Centil Sialan!
4 4. Bisakah Dia Menepati Janji?
5 5. Gue Tidak Menyangka
6 6. Ultimatum dari Sahabat
7 7. Jangan Ngadi-Ngadi
8 8. Insiden
9 9. True Happiness
10 10. Si Paling Kayak Setan
11 11. Terlalu Banyak Maaf Untuk Hari Ini
12 12. In the Matter of Time
13 13. Terungkap Sudah
14 14. Bukti
15 15. Overthinking
16 16. Just In Case
17 17. Pitching
18 18. Apartemen Sweet Apartemen
19 19. Despite the Circumstances
20 20. Pregnancy Hormones
21 21. Menu Makan Siang
22 22. Awkward
23 23. Pigura Pengantar Penjelasan
24 24. Awalnya
25 25. Di Pertengahan
26 26. Akhirnya
27 27. Nikmati Saja Dulu
28 28. Kenangan Rasa Pahit-Manis
29 29. Aroma Baju Favorit
30 30. Puncak
31 31. Harapan (yang Mudah-Mudahan Saja Tidak Palsu)
32 32. Jalan ke Hati Olavia
33 33. Kedamaian yang Seperti Ini
34 34. The Bucket List
35 35. Mama dan Kekuatan Supernya
36 36. Instant Chemistry
37 37. Renyah Tawa Olavia
38 38. Tegang
39 39. Akhirnya Datang Juga
40 40. We Love You
41 41. Oleander Prince
42 42. Did He Know?
43 43. Interogasi
44 44. Bukti
45 45. Bayang-Bayang Mantan
46 46. Lots of Love from Europe
47 47. Sepasang Kata Pertama
48 48. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya: Step 1
49 49. Missing You
50 50. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 2
51 51. Boy's Night Out
52 52. Mundur Satu Langkah Biar Gak Mirip Zombie Pas Ketemu Camer
53 53. Blissful Morning
54 54. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 3
55 55. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Final Step
56 56. Pertanyaan-Pertanyaan yang Muncul
57 57. Jawaban yang Tidak Akan Pernah Berubah
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1. Apa Yang Dia Lakukan di Sini?
2
2. Ners Indah yang Terlalu Ramah
3
3. Perawat Centil Sialan!
4
4. Bisakah Dia Menepati Janji?
5
5. Gue Tidak Menyangka
6
6. Ultimatum dari Sahabat
7
7. Jangan Ngadi-Ngadi
8
8. Insiden
9
9. True Happiness
10
10. Si Paling Kayak Setan
11
11. Terlalu Banyak Maaf Untuk Hari Ini
12
12. In the Matter of Time
13
13. Terungkap Sudah
14
14. Bukti
15
15. Overthinking
16
16. Just In Case
17
17. Pitching
18
18. Apartemen Sweet Apartemen
19
19. Despite the Circumstances
20
20. Pregnancy Hormones
21
21. Menu Makan Siang
22
22. Awkward
23
23. Pigura Pengantar Penjelasan
24
24. Awalnya
25
25. Di Pertengahan
26
26. Akhirnya
27
27. Nikmati Saja Dulu
28
28. Kenangan Rasa Pahit-Manis
29
29. Aroma Baju Favorit
30
30. Puncak
31
31. Harapan (yang Mudah-Mudahan Saja Tidak Palsu)
32
32. Jalan ke Hati Olavia
33
33. Kedamaian yang Seperti Ini
34
34. The Bucket List
35
35. Mama dan Kekuatan Supernya
36
36. Instant Chemistry
37
37. Renyah Tawa Olavia
38
38. Tegang
39
39. Akhirnya Datang Juga
40
40. We Love You
41
41. Oleander Prince
42
42. Did He Know?
43
43. Interogasi
44
44. Bukti
45
45. Bayang-Bayang Mantan
46
46. Lots of Love from Europe
47
47. Sepasang Kata Pertama
48
48. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya: Step 1
49
49. Missing You
50
50. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 2
51
51. Boy's Night Out
52
52. Mundur Satu Langkah Biar Gak Mirip Zombie Pas Ketemu Camer
53
53. Blissful Morning
54
54. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Step 3
55
55. Misi Mendapatkan Olavia Seutuhnya : Final Step
56
56. Pertanyaan-Pertanyaan yang Muncul
57
57. Jawaban yang Tidak Akan Pernah Berubah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!