Saat ini mereka sudah selesai dengan acara makan-makan nya. isirahat sejenak untuk mengupul kan tenaga mereka. agar bisa menembus kembali hutan yang cukup lebat itu dengan persiapan tenaga exstra. apa lagi Neha menggendong jasad sang kakak yang tidak ada niat Neha untuk meninggal kan jasad yang sudah kaku itu.
Neha apa kamu masih sanggup nak,?. jika tidak, kita kubur kan saja di dekat sini, apa lagi jika di lihat-lihat hutan ini masih cukup luas untuk kita lewati, Apa lagi kita juga tidak tau kan, mau mengubur kan jasad kakak mu di mana, dan juga jika terlalu lama terkena air dan angin, bisa-bisa jasad kakak mu membusuk" ucap sang ibu yang sudah pasrah dan tidak ingin melihat Neha terlalu lelah.
apa lagi di hati Neha tersimpan penyesalan yang teramat untuk sang kakak. Karena sudah gagal menolong sang kakak untuk lebih sehat lagi. kini Neha merasa memang sudah sabgat gagal..
Bukan hasil terbaik yang dia dapat. malah jasad sang kakak yang terbujur kaku di punggung nya. Karena harus di gendong menuju pelarian mereka yang mencekam dan penuh dengan ancaman di setiap sudut kota.
Mungkin juga kini Anak buah dari seorang Exsel sudh di utus masuk ke setiap pelosok dan perkampungan untuk menemukan Neha beserta keluarga nya.
"Buk. Neha tidak tega meninggal kan kakak di dalam hutan ini sendiri, mungkin jika dia bisa memilih dia sangat ingin ikut bersama kita. Tapi apa daya dia sekarang sudah pergi meninggal kan kita untuk selama-lama nya.
Neha ingin mengubur kakak di tempat yang layak dan khusus tempat pemakaman umum, setidak nya dia punya banyak teman dan tidak kesepian.
Kita juga bisa melihat danndatangbkaoan oun kita mau, dan juga bisa membuat makan yang cantik untuk nya, secantik paras akaka ku buk" ucap Neha meraba muka sang akaka yangbkaku dengan air mata nya yang mulai menetes.
Jujur, ibu manabyang mau meninggal kan dan mengubur kan putri nya di tempat yang tak layak, apa lagi di bawah hutan belantara seperti saat ini. tapi jika harus kehilangan dua putri nya, lebih baik satu nya masih bisa hidup menemani nya.
Tapi saat mendengar ucapan Neha, sang ibu merasa Neha memang masih kuat menggendong sang kakak dan ingin tetap membawa kakak nya bersama mereka.
"Tapi ingat nak, jika merasa jasad kakak mu sudah mulai membusuk karena angin dan udara dingin, kita benar-benar harus mengubur nya ya nak, Rela tidak rela itu harus kita lakukan, agar kakkak mu tidak terlalu sedih" ucap sang ibu kepada Neha.
Neha yang mendengar ucapan sang ibu yang ada benar nya itu, dia juga merasa kasian kepada sang kakak yang menderita waktu hidup dan juga menderita waktu meninggal. Untuk mengubur pun sang kakaak harus menunggu tempat yang layak.
Karena sangat jauh dari perkampungan di mana seharus nya dia di kubur secara layak di pemakaman umum. Saat Neha sudah mempunyai uang yang cukup banyak untuk kehidupan mereka beberapa tahun ke depan.
"Iya buk, jika itu terjadi kita akan mengubur kakaka di mana oun dan kita akan memberi tanda yang besar untuk akakak agar kita bisa berziarah kaoan pun kita mau" ucap Neha menatap sang ibu yang memandang Neha pilu.
Sudah cukup dengan istirahat mereka. Neha kembali menggendong sang kakak yang terbujur kaku itu. terasa berat tubuh itu walau tubuh kakak Neha sangat kurus. ntah Karena Neha sudah cukup Lelah, atau Karena tubuh kaka nya yang memang berat dari tadi.
Memang untuk melanjut kan perjalanan selanjut nya mereka tidak mendaki lagi, hanya saja melewati hutannyang tinggi dan rimbun beserta tempat yang cukup basah, dimana hewan-hewan liar masih cukup aktif di hutan tersebut.
Walau begitu mereka cukup bisa menjaga diri dengan barang yang di beli kan adik-adik Neha dan membawa tingkat kayu untuk menghindari jika ada serangan dari hewan-hewannyang akan mendekat ke arah mereka.
"Yani... kenapa belum ada tanda-tanda perkampungan yang kita tujuh apa memang masih sangat jauh??" tanya sang ibu kepada pelayan yang masih betah membantu Neha mendorong tubuh kakak Neha dari belakang agar Neha mengending akakak nya tidak terlaku berat.
"Jika berjakan kaki lewat jalan ini, memang masih cukup jauh buk, tapi kita akn menemu kan bebrapa pondok di setiap perkebunan kopi jika kita sudah melewati hutan ini. Hutan ini sebenatr lagi juga akan kita ahiri buk.
Untuk mendekat ke arah pangkalan ojek kuda, Kita akan melewati beberapa kebun kopi, nah kita kan beristirahat di sana untuk semetara." jawab sang oelayan tersebut.
Neha dan keluarga nya pun mengangguk antara paham dan tak paham.
Namun mereka tetap berjalan berharap tempat tujuan segerah berakhir. dan pendertaan sang kakkak yang Neha gendong pun berakhir.
"Kak.Andai akutidak melakukan kesalahan itu. kamu tidak akan lontang lantung seperti ini, dengan jasad yang ku gendong ke mana-mana. menungguh arah dan tujuan yang tak kunjung tiba." ucap Hati Neha melemah, karena begitu sedih dan merasa bersalah atas kematian kakak yang benar-benar Ingin Neha sembuh kan dengan jerih payah nya agar bisa berkumpul dan bercanda serta makan bersma dengan riang. menikmati hasil Kerja Neha.
Tiba-tiba Neha berlutut di rerumputan basah dan setinggi lutut Neha itu, Neha hampir tergeletak bersama jasad sang kakak.
"Neha...!?? " teriak ibu, adik-adik danYani saat melihat Neha yang berlutut itu, sambil menunduk kan kan kepala dan menangis histeris kembali.
"Akkkkhhhh,aku orang jahat yang membunuh kakak ku sendiri. aku penjahat" teriak Neha sambil memukul dada nya sendiri begitu merasa sesak karena sang kakak yang meninggal itu dan yang membuat Neha sangat sedih karena Harus menggendong terus-menerus sang kakak dan belum pasti sampai kapan mereka akan menemukan kuburan umum di sana.
Jangan kan kuburan umum, untuk bertemu kampung pun mereka masih belum pasti.
"Neha..!!Neha.." ucap sang ibu yang langsung menghampiri Neha dan menyambut tangan Neha dan berusaha mengangkat kedua putri nya itu.
Melihat sang ibu yang berusaha itu, kedua adik Neha membantu dan begitu juga Dengan Yani.
Namun Neha memang belum sanggup untuk berdiri.
"Biar kan Neha begini sebentar buk, Neha ingin merenungi kesalahan besar ini bersama jasad kakak!!!. " ucap Neha yang membuat sang ibu menggeleng-geleng kan kepala.
Bahwa sang ibu tidak setuju dengan ucapan Neha yang dia ucap kan barusan.
"Tidak nak. tidak... tidak ada yang harus di renungi semua memang sudsh menjadi takdir kakaka mu, ibu yakin kakak mu tidak akan menyala kan mu. dia akan lebih sedih melihat kamu yang terpuruk seperti ini. Yakin lah" ucap sang ibu menenang Kan Neha yang masih berlutut itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments