POV Aku/Ana
Aku juga heran kenapa Allah memberikan aku kelebihan untuk menulis, kadang aku sering protes pada Allah kenapa harus aku bukan orang lain. Aku protesnya kerena setiap waktu aku menulis banyak sekali teman teman mencipir kegiatan yang aku lakukan, memangnya tidak cape ya mereka berkomentar kaya gitu.
Oya aku dari SD sebenarnya bercita cita kuliah di IPB, alasannya aku ingin kuliah di IPB kerena aku ingin sekali melestarikan pertanian yang ada di desa yang aku tempati.
Desa Karyasari tempat aku diam bersama dengan orang tuaku. Tapi sebelum aku dan keluargaku diam di Karyasari, kami pernah kuliah di desa Kramat Manik sebuah desa yang benar benar jauh dari keramaian kota kabupaten.
Aku menempuh pendidikan SD Negeri 1 Jambubol ( sekarang SDN 1 Kramat Manik ), salah satu guru yang aku kagumi adalah bapak. Bapak sendiri. Bapak mengajar Bahasa dan sastra.
Aku senang diajar sama bapak kerena tanpa sadar bapak lah yang mengiringi aku menyukai dunia menulis. Bapak lah yang selalu mengalir ide ide kreatif aku di sekolah dan di rumah. Bapak lah yang selalu memberikan hadiah buku cerita untukku.
"Hari ini kalian jangan menulis di papan tulis ya, tapi kalian keluar dari kelas tulis apa yang kalian rasakan diluar." kata bapakku waktu mengajar di kelas 4 SD.
"Hore!" teriak kami sama sama.
Aku lebih semangat untuk keluar kelas. Kami keluar dari kelas dan mencari tempat yang nyaman sedangkan bapak ke ruang guru lagi.
"Iiih! pusing aku dikasih pekerjaan seperti ini," celetuk seorang murid yang tidak jauh dari diriku.
Aku langsung mengambil pulpen dan memukulkan ke kepala orang itu.
"Nyeri sih Na, main pukul Bae." jerit cowok itu sambil balas pukul.
Aku melirik ke kertas temanku yang tadi, aku melihat kertasnya masih kosong melompong tidak ada satu kalimat pun yang temanku tulis, sedangkan aku dengan mudahnya menuangkan kata kata dalam pikiranku.
Ya aku sendiri bingung juga kenapa aku bisa menulis ya biarpun masih seperti ceker ayam. Tapi kalau ditanya masalah cita cita aku hanya ingin kuliah di IPB Bogor, cita cita menjadi Sarjana pertanian.
Aku hanya ingin sekali mengubah pikiran para petani dalam soal menanam padi, ya para petani di desa ku mengunakan lahar pertanian dengan tadah hujan. Jadi mereka bisa menanam padi saat hujan berlangsung, sedangkan kalau tidak hujan lahan pertanian itu digunakan untuk tanaman palawija.
"Pak, kumaha sih supaya petani bisa panen padi dalam setahun itu mereka panennya 4 kali panen. Jadi nggak menunggu hujan," celetukku waktu aku masih duduk di SD.
"Atuh duka Na." ujar bapak merasa heran.
"Ana baca buku ieu pak," ujarku memperlihatkan buku bacaan hadiah dari bapak.
Buku itu berisikan cara mengairi sawah tadah hujan untuk diberikan air supaya sawah sawah tetap basah. Entah aku juga tidak tahu apa yang dipikirkan bapak padaku. bapak hanya menatapku, dan mengucek rambutku.
Ya sejak kecil aku menyukai pertanian, mungkin kerena darah dari ibu dan bapak. Kerena orang tua, ibu dsn bapak ku juga seorang petani. Yupz! mbak putri dan Mbah Kakung di Yogya hidup dari hasil tani dan bisa menyekolahkan anak anaknya.
Keinginan kuliah di IPB mengebu dibandingkan harus kuliah di Sastra😂.
***
Akhirnya Ana ikut kursus komputer di Pandeglang, dengan resiko kost disana nya. Awal kost di ruang yang masuk gang kecil.
Ia kost di sebuah rumah warga yang menurutnya mewah sekali, tapi waktu ia menginjakan kaki di rumah itu seperti rumah itu penuh aura yang membuat dirinya menolak berada di rumah itu.
Tapi ia berusaha untuk bertahan, ia tetap mengikuti kursus komputer..
"Na, kamu lagi apa sih! Cepat beresin semua peralatan yang kamu pakai!" teriak Bunga sambil merampas kertas yang ditulis Ana.
"Teh, ulah!" teriak Ana saat Bunga melihat apa yang ditulis Ana.
"Hahahaha! Tulisan kamu jelek banget, nulis apaan sih!" Bunga langsung melempar kertas yang ada tulisannya Ana.
"Tetap," Ana pasrah.
Gadis itu langsung mengambil kertas yang di remas remas oleh Bunga. Tapi saat Ana mau jongkok dan mengambil kertas itu, tiba tiba Bunga mendorong tubuh Ana sambil terjungkal.
"Teteh!" teriak Ana saat tubuhnya terantuk meja.
Gadis itu langsung menyerang Bunga yang masih berdiri di tempat semula, Bunga yang tidak menduga langsung terkaget kaget saat tubuhnya di dorong keras, Samapi bunga terpelanting ke arah depan. Ana dengan teganya langsung menarik kerudung yang dipakai oleh Bunga dan dibuang begitu saja.
PLAK!
Sebuah pukulan mendarat di pipi Bunga, ia meringis kesakitan saat telapak tangan Ana menyentuh pipi Bunga dengan kerasnya. Bunga menjerit kesakitan, melihat itu Ana tersenyum puas sekali dan meninggalakan Bunga dalam keadaan tidak baik baik saja, Bunga terlihat sangat kesal mendapat perilaku yang tidak enak dari Ana.
"Na!" panggil Ida.
Ana yang sedang berada di luar langsung membalikan badannya saat telinganya mendengar nama nya dipanggil seseorang. Ia membalikan badannya, Ida sekarang berada di depan dirinya.
"Kamu ngapain si Bunga sampai segitunya?" tanya Ida.
"Biar kapok, coba aku menulis di kertas emang sebelum nya aku menulis di laptop membuat cerpen, eh malah diginiin sama Bunga," kata Ana memperlihatkan kertas HVS yang terdapat tulisan nya.
Ida meraih kertas itu.
"Kamu bisa menulis cerpen?" tanya Ida menyelidiki.
Ana hanya mengangguk saat ia mendengar pertanyaan Ida, Ida melihat anggukan kepala Ana hanya memberikan jempol buat Ana.
Ia melihat Ida memberikan jempol dihadapannya hanya tersenyum manis sekali.
"Kamu rajin menulis nanti juga bakal bagus sendiri,"puji Ida memberikan motivasi.
"Makasih ya, Da."
"Iya, udah jangan di ladenin, Bunga itu seperti itu," ujar Ida.
Akhirnya keduanya langsung pergi meninggalkan tempat kursus. Di tempat kursus itu bukan hanya kursus komputer saja, tapi juga kursus bahasa Inggris, pernah Ida mengajak Ana untuk kursus bahasa Inggris tapi Ana menolak secara halus.
"Penting Na kalau.kita bahasa inggris, ya buat diri kita juga," kata Ida waktu itu..
Tapi Ana hanya mengelengkan kepala saja, ia sering mendengar kalau anak kursus bahasa Inggris berbicara Inggris, tapi tetap saja Ana biasa saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂
jangan remehkan seorang ana.
2023-02-22
1
Nindira
Wah Ana bisa jadi bar bar juga ya kalau karyanya tulisannya di sobek
2023-01-11
0
Nindira
mungkin bakat nulisnya diturunkan dari bapaknya kali ya
2023-01-11
0