chapter 1

Tahun 2002

SMUN I Panimbang ( sekarang SMAN 9 Pandeglang ) telah meluluskan angkatan ke 3, tapi kegiatan kelulusan itu di meriahkan oleh aksi corat coret Kelas 3 IPA Dan IPS. Aksi corat coret siswa siswi SMU Negeri 1 Panimbang dilakukan oleh anak anak setelah mereka menerima ijazah dan surat kelulusan dari sekolah.

"Na, rek kuliah dimana?" tanya Ihah menatap Ana yang duduk di dekat gerbang sekolah.

"Duka, duka kuliah duka teu sih!" jawab Ana.

Gadis itu hanya menghela nafas panjang, kalau ditanya kuliah malah blank, ia tidak bisa menjawab pertanyaan teman temannya. Bukan tidak mau kuliah tapi mengambil jurusan apa nanti kalau kuliah, ia Sam sekali tidak mau kalau ia kuliah salah ambil jurusan.

"Kok duka sih! Na, Ana kan suka menulis, mening kuliah di sastra bae?" usul gadis Caringin Labuan.

Ana hanya menghela nafas panjang, ya banyak teman teman mendukung dirinya untuk kuliah di sastra Indonesia, kerena mereka pikir cocok buat diri Ana.

"Ha, sastra itu berhubungan ya dengan guru Ana nggak mau jadi guru," protesnya.

Itu yang menghalangi gadis yang rambutnya selalu dikepang menatap ranting ranting pohon beringin yang berdiri diantara dua gerbang SMU. Sesungguhnya yang ia inginkan adalah ia belajar memperdalam ilmu kepenulisan itu dulu, masalah kuliah bisa di tunda dulu.

Ihah hanya mengangkat bahu,emdengar alasan dari gadis berkacamata itu.

"Kamu kuliah dimana?" tanya Ana.

"Entah!"

"Kok, entah."

Akhirnya kedua gadis itu hanya saling diam satu sam lainnya. Angin nakal mempermainkan rambut Ana, dan kerudung Ihah. O,ya pada masa itu SMU membebaskan siswinya untuk tidak mengunakan kerudung, mau pake mau tidak juga tidak jadi masalah.

Ana dari kelas 1 tidak pernah mengunakan kerudung, untuk pergi ke sekolah. Sedangkan Ihah kelas 3 SMU baru mengunakan kerudung.

Jadi waktu itu Ana lebih baik tidak menggunakan kerudung sama sekali, setiap sekolah selalu lepas begitu saja. Apalagi rata rata cewek masa itu jarang rambut panjang.

Gadis berambut panjang lurus itu tidak ada niatan untuk kuliah, ia.masih blank untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Apalagi harus mengambil jurusan, itu yang ia tidak inginkan untuk kuliah mengejar cita citanya.

Sebagian teman temannya, ada yang kuliah di Untirta, UPI Serang, sedangkan Ana hanya menggelengkan kalau ditanya masalah kuliah, dsn ia juga tidak berani mengungkapkan kalau dirinya ingin sekali mendalami ilmu menulis nya.

O,ya Ana adalah putri pertama dari pasangan suami istri Mamat dan Tri Murwanti, mempunyai tiga adik yaitu; Puspita Efditasari, Bhakti Adhie Mutasia dan Yuliet Swastanti Astuti.

"Geus kuliah di jurusan Bahasa sastra Indonesia," usul bapak pada putri pertamanya.

"Pak, Ana alim jadi guru. Lamun ambil jurusan Bahasa Sastra mah ujug ujug nya jadi guru, nggak mau?" tolak Ana dengan ketusnya.

"Kunaon Na? Dari pada menganggur, mening jadi guru," protes pak Mamat menatap putrinya lembut.

"Pak, kalau ambil jurusan sastra, bising jadi guru," lirih Ana kesal.

"Na, guru eta!"

Geus, pak. Pokoknya Ana nggak mau kuliah di sastra bising jadi guru!" protes Ana kesal mendengar ia harus kuliah pada jurusan yang tidak pernah ia impikan sama sekali.

Ia langsung meninggalkan bapaknya yang berada di teras rumahnya. Laki laki itu hanya menatap kepergian putrinya, sambil mengusap dada dan mengelengkan kepalanya.

Pendirian gadis itu kekeh banget, lalu ia bilang tidak ya tidak. Ana langsung masuk kamar dan menghempaskan badannya ke tumpukan buku yang ada di kamar yang berukuran 3x3².

Gadis yang kemarin lulus dari SMU itu hanya menghela nafas panjang, dari kecil sampai sekarang tidak ada niatan dirinya jadi guru sedikitpun, biarpun hati kecilnya mengakui kalau tanpa gitu ia juga tidak bakal bisa menulis, tidak mungkin bisa membaca. Ketulusan guru pun mengantarkan siswa nya ke pintu keberhasilan.

Benaknya memuji kalau pekerjaan guru itu sangat mulia, tapi hatinya tidak pernah bergetar untuk menjadi guru, ia lebih fokus pada pendidikan non formal dari pada pendidikan formal.

Ana dan adik adiknya tidak pernah memungkiri kalau mereka sering diberi uang hasil jerih payah orang tuanya sebagai pahlawan tanpa saja. Ya ibu dan bapaknya seorang guru SD yang hidupnya penuh kesederhanaan setiap harinya, tapi mereka bahagia dan bapak juga sosok seorang ayah yang selalu mengajari keempat anak anaknya cara bersyukur sama Allah.

"Kunaon deui pak?"

"Bapak mah hayang ninggali Ana kuliah," keluh pak Mamat pada istrinya.

"Ari budak na nggak mau susah pak."

"Trus kita sebagai orang tua harus bagaiamana?"

"Udah jangan dipikirkan,"

Ibu Tri langsung meninggalkan suamianya, wanita itu tahu sekali kalau suaminya ingin sekali putrinya kuliah mendapat gelar sarjana tapi Ana sama sekali tidak mau kuliah.

Ia juga bukan tidak pernah bicara masalah kuliah dengan putrinya itu, tapi anak pertama itu keras kepala dan tidak pernah mengubris nasehat kedua orang tuanya.

"Bu, Ana ingin kuliah tapi di IPB," kata Ana waktu itu.

"Atuh jauh Ana, komo kudu ngontrak/ kos ibu nggak mau Ana jauh jauh. Kuliah di dekat saja," protes ibu Tri tidak setuju.

Seorang ibu mana yang tega melepaskan putri nya kuliah jauh, apalagi jarak Ranca Jaya dan Bogor jauh sekali apalagi waktu itu (2002).

Sebenarnya tidak dapat dipungkiri, Ana suka pada pertanian. Daripada tidak kuliah ia mengisi hati hatinya dengan menanam cabe, rawit, terung di pot.

Cita cita sejak kecil ingin mencapai Sarjana Pertanian dan bisa kuliah di IPB ( sebenarnya di kampus Untirta juga ada sih jurusan pertanian🤭 nggak kepikiran, maunya di Bogor).

"Geus Na Ari kitumah mening ulah kuliah daripada kuliah!" teriak ibunya kesal.

Ia berpikir kalau misal Ana kuliah di Bogor, apalagi kota Bogor jaraknya juga jah sekali, yang ia takutkan adalah pergaulan bebas remaja. Apalagi Ana belum sama sekali mengenal kota, apalagi yang ia takutkan dunia malam di kota.

"Ya udahlah jangan kuliah," uajr Ana kesal.

"Nikah aja Na," celetuk ibu Tri sambil tersenyum menatap putrinya.

"Ngapain sih ibu? Nikah nikah aja ngomongnya," protes Ana sebal.

Biarpun Ana sudah umur 18 tahun tapi ia tidak pernah berpikir nikah, menurutnya nikah serem banget😂😂🙏🙏harus melayani suami, masih untung kalau suaminya baik.

Ana langsung meninggalkan ibunya yang senyum senyum melihat putrinya marah marah seperti itu, ia bukan ingin anaknya menikah tapi memang gadis yang ia urus mungkin tidak pernah mengalami jatuh cinta dibandingkan adiknya Ita🤭

"Pak, Ana mening kursus komputer bae," pinta Ana.

"Terus tanaman yang kamu tanama bagaiamana?" tanya pak Mamat yang sedang membaca buku langsung menghentikan membacanya.

Matanya menatap putrinya dengan lembut sekali, ia menemukan kesungguhan di mata Ana putrinya itu.

"Udah kasih ibu aja biar ibu yang merawat nya," ide Ana.

"Enak bae dikasih ke ibu!" sembur ibu Tri yang tidak setuju usul Ana.

"Bu wayahna bu wayahna bu. Daripada Ana disini malah banyak omongan orang, masa lulusan SMU nganggur," kata Ana.

Ya udah kalau kamu maunya kaya gitu, lebih baik besok saja ke Pandeglang." ujar ibunya sambil meninggalkan anak dan suamianya.

Keinginan untuk belajar komputer terlaksanakan dengan baik sekali, pagi Ana dsn bapaknya pergi ke Pandeglang tepatnya Pandeglang.*

Terpopuler

Comments

Astuty Nuraeni

Astuty Nuraeni

tolong kasih translete kak

2023-02-19

2

Nindira

Nindira

Aduh jangan mikir kaya gitu say, nikah enak loh hehe🤣

2023-01-09

1

Nindira

Nindira

Ah mungkin di bogor ada sesuatu kali ya

2023-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 chapter 1
3 Cahpter 2
4 chapter 3
5 chapter 4
6 chapter
7 chapter 7
8 chapter 8
9 chapter 9
10 chapter 10
11 chapter 11
12 chapter 12
13 chapter 13
14 chapter 14
15 chapter 15
16 chapter 16
17 chapter 17
18 chapter 18
19 chapter 19
20 chapter 20
21 chapter 21
22 chapter 22
23 chapter 23
24 chapter 24
25 chapter 25
26 chapter 26
27 chapter 27
28 chapter 28
29 chapter 29
30 chapter 30
31 chapter 31
32 chapter 32
33 chapter 33
34 chapter 34
35 chapter 35
36 chapter 36
37 chapter 37
38 chapter 38
39 chapter 39
40 chapter 40
41 chapter 41
42 chapter 42
43 chapter 43
44 chapter 44
45 chapter 45
46 chapter 46
47 chapter 47
48 chapter 48
49 chapter 49
50 chapter 50
51 chapter 51
52 chapter 52
53 chapter 53
54 chapter 55
55 chapter 56
56 chapter 57
57 chapter 58
58 chapter 59
59 chapter 60
60 chapter 61
61 chapter 62
62 chapter 63
63 chapter 64
64 chapter 65
65 chapter 66
66 chapter 67
67 chapter 68
68 chapter 69
69 chapter 70
70 chapter 71
71 chapter 72
72 chapter 73
73 chapter 74
74 chapter 75
75 chapter 76
76 chapter 77
77 chapter 78
78 chapter 79
79 chapter 90
80 chapter 81
81 chapter 82
82 chapter 83
83 chapter 84
84 chapter 85
85 chapter 86
86 chapter 87
87 chapter 88
88 chapter 89
89 chapter 90
90 chapter 91
91 chapter 92
92 chapter 93
93 chapter 94
94 chapter 95
95 chapter 96
96 chapter 97
97 chapter 98
98 chapter 99
99 chapter 100
100 chapter 101
101 chapter 102
102 chapter 103
103 chapter 104
104 chapter 105
105 chapter 106
106 chapter 107
107 chapter 108
108 chapter 109
109 chapter 110
110 chapter 111
111 chapter 112
112 chapter 113
113 chapter 114
114 chapter 115
115 chapter 116
116 chapter 117
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Prolog
2
chapter 1
3
Cahpter 2
4
chapter 3
5
chapter 4
6
chapter
7
chapter 7
8
chapter 8
9
chapter 9
10
chapter 10
11
chapter 11
12
chapter 12
13
chapter 13
14
chapter 14
15
chapter 15
16
chapter 16
17
chapter 17
18
chapter 18
19
chapter 19
20
chapter 20
21
chapter 21
22
chapter 22
23
chapter 23
24
chapter 24
25
chapter 25
26
chapter 26
27
chapter 27
28
chapter 28
29
chapter 29
30
chapter 30
31
chapter 31
32
chapter 32
33
chapter 33
34
chapter 34
35
chapter 35
36
chapter 36
37
chapter 37
38
chapter 38
39
chapter 39
40
chapter 40
41
chapter 41
42
chapter 42
43
chapter 43
44
chapter 44
45
chapter 45
46
chapter 46
47
chapter 47
48
chapter 48
49
chapter 49
50
chapter 50
51
chapter 51
52
chapter 52
53
chapter 53
54
chapter 55
55
chapter 56
56
chapter 57
57
chapter 58
58
chapter 59
59
chapter 60
60
chapter 61
61
chapter 62
62
chapter 63
63
chapter 64
64
chapter 65
65
chapter 66
66
chapter 67
67
chapter 68
68
chapter 69
69
chapter 70
70
chapter 71
71
chapter 72
72
chapter 73
73
chapter 74
74
chapter 75
75
chapter 76
76
chapter 77
77
chapter 78
78
chapter 79
79
chapter 90
80
chapter 81
81
chapter 82
82
chapter 83
83
chapter 84
84
chapter 85
85
chapter 86
86
chapter 87
87
chapter 88
88
chapter 89
89
chapter 90
90
chapter 91
91
chapter 92
92
chapter 93
93
chapter 94
94
chapter 95
95
chapter 96
96
chapter 97
97
chapter 98
98
chapter 99
99
chapter 100
100
chapter 101
101
chapter 102
102
chapter 103
103
chapter 104
104
chapter 105
105
chapter 106
106
chapter 107
107
chapter 108
108
chapter 109
109
chapter 110
110
chapter 111
111
chapter 112
112
chapter 113
113
chapter 114
114
chapter 115
115
chapter 116
116
chapter 117

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!