Feng mengajak Astrid memasuki apartmentnya. Apartment tersebut terletak di Sai Wan Ho. Astrid menyapukan pandangan ke semua penjuru ruangan. Pemandangan yang ditampilkan Apartment Feng adalah pemandangan laut.
Feng membuka salah satu pintu kamar.
"Kamar ini kosong, jadi bisa kau tempati, memang tidak sebesar kamar utama, tapi aku rasa cukup nyaman," tawar Feng.
Astrid melihat ke dalam kamar. Meskipun tidak sebesar kamar di rumah Eleanor. Tapi, pemandangan kamar ini sangat indah, Astrid bisa melihat kolam renang dan laut dari sini.
"Kamar ini sangat luas, jika dibandingkan dengan kamarku di Venetia," ungkap Astrid. "Tapi sewanya pasti sangat mahal," cicit Astrid. Apalagi dulu dia sekamar dengan Su Yi sejak Selena melahirkan.
"Kau tidak usah memikirkannya, seperti yang aku bilang, jika kau telah memiliki uang kau bisa membayar atau kau bisa membantuku untuk membersihkannya. Apa kau bisa memasak?" tanya Feng.
Sebenarnya Feng telah memiliki orang yang memang selalu membersihkan apartmentnya setiap hari. Nanti Feng harus memberitahu bibi pembersih agar membersihkan saat diminta Feng saja. Layanan kebersihan apartment telah termasuk dalam service apartment tersebut.
"Ya, aku bisa," balas Astrid.
"Perfect, kau bisa membuatkan sarapan dan mungkin makan malam untuk kita," usul Feng.
"Deal," sahut Astrid, dia senang Feng memberinya keringanan. Astrid berjanji akan membersihkan apartment dengan sangat baik dan memasak makanan enak untuk Feng.
Feng melangkah dan membuka lemari tanam yang ada di kamar itu.
"Apakah lemari ini cukup?" tanya Feng. Karena dia pikir koleksi pakaian wanita pasti sangat banyak.
"Ini juga sangat besar, percayalah pakaianku tidak banyak, itupun yang membelikan nyonya Eleanor," kekeh Astrid menertawakan nasibnya. Feng memperhatikan raut wajah Astrid yang sedih, tanpa sengaja dia melihat Astrid menyeka air mata yang jatuh. Feng bisa melihat ketegaran yang ditampilkan Astrid. Padahal dia juga rapuh karena kemalangan yang menimpa keluarganya.
Jantung Feng berdetak dengan cepat, Feng seperti ingin melindungi Astrid. Feng bisa melihat ketulusan hati Astrid. Interaksi Astrid dan Hope dapat menjelaskan bahwa Astrid adalah wanita yang sangat baik dan penyayang.
Feng mendekat pada Astrid, dia kemudian memeluk tubuh Astrid untuk memberinya kekuatan.
"Setidaknya kalian baik-baik saja," ucap Feng menenangkan Astrid. Astrid yang memang membutuhkan kekuatan membalas pelukan Feng dengan erat seakan menarik kekuatan Feng agar berpindah kepadanya.
"Kau benar, seharusnya aku bersyukur, nenek baik-baik saja, hanya dia keluargaku satu-satunya dan aku tidak akan sanggup kehilangan nenek," ujar Astrid. Astrid dirawat oleh Su Yi sejak dia masih bayi. Namun, sejak kedua orang tua Astrid meninggal pengasuhan Astrid penuh dilakukan oleh Su Yi.
Ibu Astrid meninggal saat Astrid berumur lima tahun, sedangkan ayahnya meninggal saat Astrid berumur lima belas tahun. Sejak saat itu Su Yi merawatnya. Su Yi kembali melaut sendirian. Namun, Astrid tidak ingin ditinggal sendirian saat Su Yi melaut. Akhirnya Su Yi mengajak Astrid untuk ikut. Astrid remaja cukup membantu karena dia cepat belajar.
"Aku akan menunjukan kamar mandinya." Feng mengurai pelukannya dan menarik tangan Astrid agar mengikutinya. Feng membuka pintu kamar mandi dan memperlihatkannya kepada Astrid. "Maaf, tidak ada bathtubenya," cicit Feng.
"Tapi ini sudah lebih dari cukup, aku menyukainya, semua yang ada di sini, sangat nyaman dan lebih dari rumah kami lama," ujar Astrid dengan senang hati.
"Aku senang kau menyukai kamar ini," lega Feng. Astrid memperhatikan kamar mandi yang hanya dikelilingi oleh kaca.
"Aku baru menyadari, jika kamar mandi ini transparan," sahut Astrid. Feng hanya tersenyum, salah satu dia memilih apartment ini adalah karena kamar mandi ini dan kamar mandinya memiliki kaca transparan. Menurut Feng keunikan kamar mandi tersebut menjadi nilai tambahnya.
"Kau tenang saja, jika kau ingin mandi, kau bisa menekan tombol ini," tunjuk Feng pada sebuah tombol, seketika kaca menjadi buram, sehingga orang yang mandi di dalam kamar mandi tersebut tidak terlihat lagi.
"Waw, canggih sekali," puji Astrid dengan tulus.
"Lagian, kau juga tidak perlu menekan tombol itu, karena kamar mandi ini berada di dalan kamar, jadi tidak akan ada yang mengintip," terang Feng. Dia kembali menekan tombol dan membuat kaca kembali transparan.
"Kau benar," kekeh Astrid.
"Jadi kapan kau akan pindah?" tanya Feng.
"Secepatnya, aku akan mengemasi barang-barangku sore ini," ujar Astrid.
"Kalau begitu, sekarang kau mau ke mana?" tanya Feng.
"Aku akan kembali ke rumah nyonya Eleanor," ucap Astrid.
"Baiklah, aku akan mengantarmu, sebelumnya beritahu aku nomor ponselmu," saran Feng. Astrid menyebutkaan nomornya. Feng langsung menyimpan nomor Astrid. " Itu nomorku, jika kau telah selesi berkemas, aku akan menjemputmu di rumah nyonya Eleanor," lanjut Feng.
"Terima kasih, aku tidak tahu harus membalas dengan cara apa," ucap Asrid tulus. Karena jika terus-terusan merepotkan Feng, dia pasti segan juga. Astrid bertekad untuk segera mendapatkan pekerjaan dan menyewa rumah sendiri.
Mereka meninggalkan apartment Feng dan Feng mengantarkan Astrid ke rumah Eleanor. Astrid ke kamarnya, sebelumnya dia membuka kamar Hope dan melihat isinya. Ternyata Hope telah pergi. Astrid sedih karena akan jarang bertemu dengan Hope. Namun, sisi lain Astrid bahagia Hope telah bersama kedua orang tuanya.
Astrid mengambil berkas untuk dia mulai melamar pekerjaan. Kemudian Astrid langsung memasukan lamaran ke Fresh from the Sea yang tengah membuka lowongan pekerjaan untuk beberapa posisi.
Setelah memasukan lamaran, Astrid kembali ke rumah Eleanor.
"Astrid!" sapa Eleanor yang tengah menonton di ruang keluarga. Saat Astrid mengambil berkas untuk lamaran, dia tidak melihat Eleanor. Sepertinya tadi Eleanor juga pergi atau mungkin di kamarnya.
"Ya, Nyonya! Nyonya saya akan pindah hari ini," beritahu Astrid kepada Eleanor.
"Kau juga pindah hari ini? Hope juga telah pindah," ucap Eleanor sedih. "Rumah kembali sepi," sambungnya lagi. Astrid tidak tega melihat kesedihan Eleanor. Tapi, keberadaan Astrid di rumah itu juga tidak berpengaruh pada Eleanor. Karena yang dibutuhkan Eleanor adalah cucunya, Hope, bukan Astrid.
Astrid sendiri tidak bisa tinggal bersama Eleanor karena dia segan. Baginya cukup Eleanor telah membayarkan biaya berobat Su Yi, jangan lagi di repotkan oleh Astrid.
"Ya, seperti yang saya katakan tadi, saya telah mendapatkan tempat untuk saya tinggali," urai Astrid. Dia mendekat ke arah Eleanor dan duduk di samping Eleanor.
"Aku tidak bisa memaksamu, kau wanita lajang, dan pasti ingin memiliki privasi sendiri. Tapi, aku telah sepakat dengan Kevin, setiap weekend mereka akan menginap di sini," jelas Eleanor.
"Apakah mereka akan menikah? Dan kapan?" cecar Astrid.
"Entahlah, mereka sepertinya belum memutuskan, aku berharap mereka segera menikah dan Selena kembali hamil, agar aku memiliki cucu yang banyak untuk mengisi rumah ini. Kau tahu jika mereka memiliki banyak anak, tentu kamar di apartment Kevin tidak akan cukup buat anak-anak," urai Eleanor. Dia membayangkan jika itu terjadi, bisa dipastikan rumahnya akan ramai.
"Sayang sekali, padahal mereka terlihat serasi," puji Astrid.
"Ya, aku bisa melihat Kevin begitu menyukai bahkan memuja Selena, aku tidak pernah meilihat Kevin sebahagia itu dan juga saat aku mengatakan tidak merestui hubungannya, dia kekeh tetap mempertahankan Selena," ucap Eleanor. Dia kembali mengingat perdebatannya bersama Kevin tadi siang.
"Semoga Sea kembali mengingat kejadian enam tahunnya," harap Astrid.
"Kenapa kau sampai memikirkan itu?" tanya Eleanor heran.
"Karena saya dapat melihat, bahwa Sea maksudku Selena, sedikit kaku terhadap Hope," jelas Astrid.
"Itu karena dia masih berpikir, dia masih wanita lajang tanpa anak," bela Eleanor.
"Benar, makanya saya ingin dia secepatnya ingat, agar Hope merasakan kehadiran mamanya," lanjut Astrid.
"Kau benar, semoga Selena segera ingat bahwa dia telah memiliki seorang anak, aku tidak ingin Hope kecewa dan sedih," tambah Eleanor.
"Nyonya, saya permisi dulu, saya harus siap-siap, sebentar lagi saya di jemput," pamit Astrid. Dia berdiri.
"Ya, silahkan, semoga kau nyaman tinggal di tempat baru," ucap Eleanor tulus.
Astrid menuju kamarnya, dan mulai berkemas. Setelah selesai berkemas, Astrid mengirim pesan kepada Feng bahwa dia telah siap.
Astrid meminta Feng, untuk tidak usah masuk karena dia segan dan tidak ingin Eleanor banyak bertanya, kenapa Feng yang menjemputnya?
🍒🍒🍒
Jangan lupa nyawer ya, besties !
Please Follow akun NT ini sekalian ig dan tik tok author ya!
Ig : lady_mermad
Tiktok : lady_mermad
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments