Tanpa memberitahukan sebelumnya kepada Angga pria yang sedari dulu tidak menikah karena menunggu selalu menunggu jawaban dari Rindu. Sehingga ia memilih untuk pergi secara diam-diam, karena sudah tidak sanggup untuk memberikan harapan kepada Angga yang sama sekali sulit untuk ia buka hatinya untuk pria lain.
"Abang Angga, maafkan adek aku harus pergi dari sini, sampai kapan pun aku tidak akan mungkin bisa menggantikan posisinya Erka dalam hatiku hingga sampai kapanpun, aku rela hidup seorang diri walaupun harus menjadi single parent untuk selamanya," gumamnya Rindu ketika mobil yang akan membawanya pergi ke Ibu kota Jakarta sambil menyeka air matanya itu.
Rindu sebenarnya berat untuk memutuskan pilihan ini karena ia tidak enak hati dengan Angga Pratama yang selalu baik dan disetiap susah dan sedihnya. Karena itu lah Rindu memilih jalan untuk pergi dari kampung halaman bapaknya yang sudah memberikan dia tempat untuk melanjutkan kehidupannya bersama dengan kedua buah hatinya itu.
"Mas maafkan aku, ini jalan yang terpaksa aku pilih, hidup kita tidak sama kita bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda jadi sebaiknya kita jalani hidup masing-masing saja," lirihnya Rindu sambil menyeka air matanya itu dengan menatap sepanjang jalan yang dilaluinya.
Bintang dan Kejora sedang tertidur pulas dalam kursi masing-masing. Rindu berharap bisa segera bertemu dengan kekasihnya dan mengatakan padanya jika ia memiliki dua orang anak yang sangat cantik.
"Ya Allah… semoga aku segera bertemu dengan Abang Erka, sudah hampir enam tahun kami berpisah dan semoga dia masih mengingatku," cicit Rindu sambil mengelus satu persatu rambut kedua putrinya itu.
Keesokan harinya, mobil yang mereka tumpangi sudah berhasil dengan selamat sampai di Ibu kota Jakarta. Senyuman langsung merekah diwajah cantiknya Rindu yang masih terlihat awet muda diusianya yang sudah menginjak 29 tahun.
Rindu menjadi single parent bukan pilihan dan keinginannya sendiri, tapi keadaan lah yang memaksanya harus bertindak mengambil pilihan yang paling tepat dalam kehidupannya.
"Semoga Abang Erka bersedia bertanggung jawab kepada kedua putriku," gumamnya Rindu.
Rindu jauh-jauh hari sudah meminta tolong kepada salah satu sahabatnya untuk mencarikannya sebuah rumah yang bagus tapi, dengan harga yang cukup terjangkau.
"Rasti aku sudah ada di Jakarta nih,apa kamu bisa menjemput kami di jalan X?' tanyanya Rindu ketika sambungan telepon sudah terhubung ke nomor hpnya Rasti.
"Kamu langsung ke jalan ini terus cari Pak Darwin karena dia yang memegang kunci rumah kamu, semua yang perabot rumah yang kamu minta sudah aku beli sesuai dengan pilihanmu, aku berharap kamu menyukai semua yang aku pilih, tapi maaf mungkin hari minggu nanti aku akan berkunjung ke rumahmu karena sekarang aku lagi fi Surabaya di rumahnya mertua,kamu enggak apa-apa kan seorang diri ke sana," imbuhnya Rasti yang sedih dan penuh penyesalan karena tidak bisa menemani Rindu masuk rumah untuk pertama kalinya.
"Tidak apa-apa kok sayang, aku sama sekali tidak merasa keberatan ini saja saya malah sangat bersyukur karena kamu sudah sangat membantuku dan kamu selalu ada disaat aku butuh banget bantuan," pungkasnya Rindu.
"Kalau gitu aku tutup dulu, si kecil sudah bangun,bye sayang hari minggu nanti, assalamualaikum," sahutnya Rasti yang segera menutup sambungan teleponnya itu.
Rindu tersenyum karena mendapatkan bantuan dari beberapa orang yang menyayanginya.
"Pak supir kita ke jalan xx yah sekarang," perintahnya Rindu.
Kedua putrinya barulah terbangun ketika sudah berada tidak jauh dari kompleks perumahan rumah barunya berada.
"Baik Nyonya,"
Mobil dengan warna merah itu dengan merek Honda Jazz segera meluncur membelah jalan protokol Ibu kota Jakarta.
"Mama, apa kita sudah sampai di rumah?" tanyanya Kejora seraya mengerjapkan kedua bola matanya sambil melihat sekitarnya.
"Iya Ma, apa kita sudah sampai di rumah?" Timpal Bintang yang ikut terbangun ketika mendengar suara adik kembarnya.
"Alhamdulillah kita hampir sampai Nak,sisa dikit kan pak supir?" Tanyanya Rindu sembari menatap ke arah Pak supir.
"Iya Non Bintang sekitar lima menit lagi kita sampai, pasti kalian tidak sabar untuk sampai di sana kan?" Jawabnya Pak Rudi sang supir pribadinya yang diajak dari kampung halaman sekaligus sepupu jauh bapaknya Rindu.
"Syukur Alhamdulillah… mulai sekarang kita akan menjadi orang Jakarta tapi, apa kami sudah punya sekolah Ma, karena aku sudah tidak sabar masuk sekolah di sini," ujarnya Kejora dengan penuh semangat dan antusias.
Beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di depan rumahnya. Kejora dan Bintang saling adu kecepatan untuk masuk ke dalam rumahnya. Pak Darwin selaku pengurus perumahan sekaligus yang bertugas untuk menjaga semua rumah yang ada di dalam area tersebut.
"Maaf, apa Anda yang bernama Ibu Rindu?" Tanyanya yang sudah berdiri di sampingnya Kejora.
Rindu tersenyum," Benar sekali Pak,saya adalah Rindu, emangnya kenapa Pak?" Tanya balik Rindu.
"Ini kunci rumahnya Ibu, dan semoga betah tinggal di komplek perumahan kami dan ada aturan beberapa yang harus Ibu penuhi tapi, masalah itu akan dijelaskan lebih lanjut dan terinci oleh Pak Abdul selaku pihak keamanan di sini, kebetulan ini orangnya berada di sampingku," jelasnya Pak Darwin.
"Makasih banyak atas bantuannya Pak Darwin, silahkan dijelaskan Pak Abdul apa-apa saja yang perlu kami penuhi dan taati selama kami tinggal di sini," ungkap Rindu.
Pak Abdul segera menjelaskan secara detail aturan keseluruhan perumahan tersebut. Mereka sudah masuk kedalam rumahnya. Bintang dan Kejora sangat bahagia karena rumah yang mereka tempati itu sungguh cukup besar dibandingkan dengan rumahnya yang dikampung.
"Apa kedua putriku yang cantik ini menyukai rumah baru kita?" Rindu mengajak kedua putrinya melihat kondisi kamar mereka masing-masing.
Sebenarnya Kejora dan Bintang memiliki kamar tapi, karena Bintang itu sedikit penakut diusianya yang sudah menginjak tujuh tahun itu.
"Kami sangat suka loh Mama, ini sangat jauh besarnya dibandingkan dengan rumah kita yang di kampung," ujarnya Kejora Aysila Purnama.
"Saya juga suka Mama," timpalnya Bintang Airen Permata.
"Kalau gitu, kalian harus bersih-bersih dulu baru kita keluar makan siang, go go sayang!" Teriaknya Rindu yang tersenyum melihat kebahagiaan kedua princesnya.
Pak Rudi sudah beristirahat di dalam kamarnya, untungnya ia juga sempat membawa istrinya pak Rudi ikut pindah bersama mereka sehingga akan ada yang membantunya mengurus rumahnya.
Rindu rencananya akan membuka toko pakaian tapi,ia masih mencari tempat dan lokasi yang strategis.
"Ya Allah... lancarkan lah segala rencana baik kami dan mudahkanlah segala urusan kami ini dan berkahi lah setiap langkah baik kami," lirihnya Rindu sambil memeluk kedua tubuhnya anak kembarnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Siti Nurbaya
rindu kecewa sangat
2023-01-09
0
Inha Khaerunnisa
Amin ayo semangat rindu
2023-01-07
1