Bab. 3

"Ini semua pilihan dan jalan hidupku sendiri, aku harus kuat dan sabar nejakanim," cicitnya Rindu lalu segera naik kembali ke motornya.

Rindu juga sudah berencana untuk menjual motor pemberian Erka untuknya karena ia ingin memakai uang itu sebagai biaya kehidupannya dan juga sebagai modal usaha nantinya.

Rindu memutuskan untuk kembali ke kampung halaman bapaknya. Perutnya juga semakin membesar dan melanjutkan usaha mendiang bapaknya yang dikelola sebelumnya oleh pamannya.

Dua bulan sudah berlalu semenjak kedatangannya. Rumah itu sebenarnya tidak pernah lama ia tinggali karena bapak dan ibunya lebih memilih untuk tinggal di desa tempat kelahiran dari ibunya sendiri. Tapi, usianya mereka terbilang masih cukup muda ketika meninggal dunia.

Desa tempat kelahirannya itu, berada di propinsi Jawa Tengah sedangkan kampung halaman bapaknya ada fi jawab barat yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Ibu kota Jakarta.

Walaupun hanya usaha kecil-kecilan, tapi cukup bisa memenuhi segala kebutuhan pokok sehari-harinya. Semua tetangganya hingga detik ini, belum ada atau pun tidak ada yang berkomentar ataupun bertanya masalah kehamilannya itu.

"Ternyata pilihanku untuk hidup di kampungnya bapak tidak salah,andai di desanya ibu pasti mereka akan cerewet dan kepo dengan kehidupan orang lain," gumaman Rindu sambil duduk di teras belakang rumahnya yang baru saja memeriksa kandang ayam petelurnya itu.

Kandungannya sudah memasuki bulan ke lima tapi, hingga detik ini Erka sama sekali belum memberkati kabar apapun padanya. Berharap, hanya berharap dan berdoa untuk keselamatan Erka yang bisa ia lakukan.

Waktu terus berlalu tanpa mereka sadari, bulan ini adalah bulan taksiran ia akan melahirkan kedua anaknya. Walaupun kampung itu hanya desa kecil, tapi untuk melakukan USG tidak kesulitan untuk melakukannya.

Seperti hari ini,ia berniat untuk memeriksa kondisi kesehatan kehamilannya. Sudah tiga hari ini,ia sering mengalami sakit dibagian perut dan pinggangnya. Maka dari itu,ia akan berangkat ke puskesmas terdekat.

"Assalamualaikum," sapa salam seseorang dari arah depan pintu masuk rumahnya.

"Waalaikum salam," jawabnya Rindu yang segera menyelesaikan makannya terlebih dahulu sebelum membuka pintunya.

Pintu itu berdecit pertanda sudah terbuka, Rindu sudah menebak siapa orang yang sepagi ini bertamu ke rumahnya.

"Mas Angga Pratama, " ujarnya Rindu yang sedikit risih melihat pria yang selalu berusaha untuk merebut hatinya dan perhatiannya itu.

"Rindu pagi ini kau cantik banget, kamu mau kemana?" Tanyanya yang sekedar basa-basi saja.

"Silahkan duduk Mas," ujarnya Rindu yang sebenarnya tidak suka jika Angga datang bertamu ke rumahnya itu.

Angga meremas celana kain yang dipakainya itu dengan kuat karena grogi, gugup dan salah tingkah ditatap langsung oleh Rindu, "Rindu, sebenarnya kedatanganku kali ini ke rumahmu ingin mengindikasikan jika bapak dan ibuku akan datang melamarmu, apakah kamu bersedia untuk menikah denganku?"

Deg… deg… deg…

Jantungnya Rindu berdetak kencang wajahnya merah merona saking terkejutnya mendengar perkataan dari pria yang selalu berusaha untuk mendapatkan kasih sayang. Bukannya malu karena bahagia dilamar tapi, ia sangat tidak ingin mendengar perkataan itu dari mulut pria lain melainkan hanya dari mulutnya kekasih pujaan hatinya yaitu pria yang telah memberikan ia dua calon anak kembar sekaligus.

"Saya berharap kamu bisa menerimanya," imbuhnya Angga yang selalu menundukkan kepalanya saking tidak percaya dirinya berhadapan langsung dengan perempuan yang tercantik di matanya itu.

Angga Pratama adalah putra sulung dari kepala desa setempat. Kedua orang tuanya sama sekali tidak mempermasalahkan statusnya Rindu yang harus hamil di luar nikah tanpa suami. Karena bapaknya Angga Pak Pratama adalah sahabat terbaiknya bapaknya Rindu Pak Prayoga. Mereka sejak dulu sudah berencana untuk menjodohkan keduanya jika kelak mereka dewasa.

"Mas Angga, maafkan saya untuk saat ini belum berniat untuk menikah dengan pria manapun karena aku masih menunggu bapak dari kedua calon anak kembarku," ungkap Rindu yang sudah tidak ingin memberikan harapan palsu kepada Angga.

Baru saja Angga ingin menimpalinya perkataan dari Angga, tiba-tiba perutnya sangat sakit.

"Aahhh!! Sakit Mas!!" Jeritnya Rindu sambil memegangi perutnya yang membesar itu yang sudah kesakitan.

"Rindu, sepertinya kamu akan melahirkan, ayo cepat sini aku gendong sebelum terlambat, kita harus segera ke puskemas takutnya kamu melahirkan disini," tukasnya Angga lalu berusaha untuk menggendong tubuhnya Rindu ke dalam mobilnya.

Raut wajahnya Angga Pratama terpancar kegelisahan, ketakutan, kekhwatiran, kecemasan yang melanda hati dan perasaannya saat itu juga.

Kehidupan in bukan untuk menemukan cinta, tapi untuk membangun cinta. Cinta yang indah tidak mungkin hanya ditemukan. Cinta yang indah menuntut pengorbanan yang tidak sederhana.

Hanya dibutuhkan beberapa detik untuk jatuh cinta, tapi seumur hidup untuk membuktikannya.

"Menunggumu dalam kesabaran lebih indah bagiku dari pada mengungkapkannya. Menantimu dalam doa lebih bermakna dari pada menjelaskannya."

Terpopuler

Comments

Janitra

Janitra

tetap semangat

2023-01-27

0

erina awa

erina awa

kenapa diserahin harta berharganya padahal belum nikah

2023-01-08

0

MaiZa Raisyah idi

MaiZa Raisyah idi

Angga pria yang baik

2023-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1.
2 Bab. 2.
3 Bab. 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab. 7
8 Bab. 8
9 Bab. 9
10 Bab. 10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab. 13
14 Bab. 14
15 Bab. 15
16 Bab. 16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab. 37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab. 43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 Bab. 97
98 Bab. 98
99 Bab. 99
100 Bab. 100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab. 103
104 Bab. 104. Rencana Umroh
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab. 1.
2
Bab. 2.
3
Bab. 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab. 7
8
Bab. 8
9
Bab. 9
10
Bab. 10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab. 13
14
Bab. 14
15
Bab. 15
16
Bab. 16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab. 37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab. 43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
Bab. 97
98
Bab. 98
99
Bab. 99
100
Bab. 100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab. 103
104
Bab. 104. Rencana Umroh
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!